1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lawatan Obama ke Timur Tengah dan Eropa

as21 Juli 2008

Dalam kunjungannya ke Timur Tengah dan Eropa kandidat presiden dari Partai Demokrat AS, Barack Obama disoroti media massa internasional seolah-olah sudah terpilih menjadi presiden AS.

Obama kunjungi pasukan AS di pangkalan udara Bagram di Afghanistan.Foto: AP


Lawatan kandidat presiden partai Demokrat AS, Barack Obama ke luar negeri untuk mempertajam profilnya dalam tema politik keamanan dan luar negeri, disoroti dengan tajam sejumlah harian internasional.


Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma dalam tajuknya berkomentar : Lawatan Barack Obama ke luar negeri membuat saingannya dari Partai Republik amat jengkel. Karena media massa internasional maupun AS sendiri meliput kunjungan tsb, seolah-olah Obama sudah terpilih menjadi presiden AS. Sejumlah negara masih akan disinggahinya, termasuk negara terpenting di Eropa yakni Jerman, Perancis dan Inggris, namun media massa terkemuka AS sudah melakukan wawancara dengan Obama yang dipancarluaskan ke seluruh dunia. Sementara kampanye kandidat saingannya dari partai Republik, John McCain seringkali justru tidak diliput televisi.


Sementara harian Swiss Neue Zürcher Zeitung yang terbit di Zürich dalam tajuknya menulis :


Dalam lawatannya ke luar negeri Obama berusaha menghindarkan kesan bahwa ia seolah sudah terpilih menjadi presiden AS. Para pengatur strategi kampanyenya, menekankan bobot pada gambaran kandidat partai Demokrat itu bersama para serdadu AS di garis depan maupun para tokoh penting di negara singgahannya. Jadi pidato dan wawancara tidak menjadi prioritas. Obama berharap mampu meredam popularitas McCain dalam tema politik luar negeri. Jajak pendapat menunjukkan, para pemilih menjagokan McCain dalam tema politik keamanan dan luar negeri. Namun kini terlihat sebaliknya, justru Obama bukannya Mc Cain yang mampu memperbaiki citra AS yang semakin memburuk di luar negeri.


Mingguan konservatif Inggris Sunday Times dalam tajuknya berkomentar :


Terjadi perubahan besar dalam politik luar negeri AS. Juga di kubu pragmatis dari presiden George W.Bush. Tiba-tiba saja pejabat tinggi pemerintahan Bush ikut serta dalam perundingan dengan Iran. Padahal belum lama ini Presiden George W.Bush melecehkan Barack Obama yang melontarkan usulan agar melakukan perundingan dengan Iran. Mungkin Bush kini mulai berpikir untuk menarik tentaranya lebih cepat dari Irak, bukan justru menundanya lebih lama lagi. Boleh jadi, jika Obama terpilih menjadi presiden AS yang ke 44, dialah yang mewarisi politik luar negeri yang diinginkan Bush?


Terakhir harian Jerman Westdeutsche Zeitung yang terbit di Düsseldorf mengomentari silang sengketa rencana pidato Obama di tugu kemenangan di Berlin.


Amat ganjil perdebatan mengenai rencana pidato kandidat presiden AS dari partai Demokrat, Barack Obama di tugu kemenangan di Berlin. Sebelumnya kanselir Jerman, Angela Merkel sudah melarang Obama tampil di Gerbang Brandenburg, dengan alasan yang terdengar mengada-ada. Kini diperdebatkan rencana pidato Obama di tugu kemenangan di Berlin, dikaitkan dengan sejarah pada zaman NAZI. Apakah lokasi tugu kemenangan itu juga akan menjadi wilayah tabu bagi penampilan Obama, seperti juga ditabukan bagi pesta musik Love Parade tahun 2007 lalu dan bagi pecinta sepakbola Jerman pada saat Piala Dunia 2006?