“Diplomasi bambu” Vietnam bantu Presiden To Lam tingkatkan hubungan dengan negara besar. Ia memilih Beijing sebagai lawatan perdananya ke luar negeri, tapi kemungkinan besar masih akan dekat dengan Barat.
Iklan
To Lam, sekretaris jenderal (sekjen) Partai Komunis Vietnam yang baru saja ditunjuk, berkunjung ke Beijing pada Senin (19/08), sebagai lawatan luar negeri perdananya sejak mengambil alih jabatan itu pada awal bulan ini.
Dalam kunjungannya, To Lam bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping, Menteri Luar Negeri (Menlu) Wang Yi, dan Perdana Menteri (PM) Li Qiang.
To Lam sebut hubungan negaranya dengan Beijing sebagai "prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Vietnam” dan setuju dengan Xi untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.
Selama satu dekade terakhir, Vietnam telah menerapkan strategi "diplomasi bambu”-nya, yang berfokus pada keseimbangan hubungan dengan hampir semua negara besar.
Namun, negara ini masih terlibat dalam perselisihan teritorial dengan Cina di Laut Cina Selatan (LCS), yang memicu kebencian publik Vietnam terhadap apa yang dianggap banyak orang sebagai sikap tunduk pada musuh bebuyutan.
Hanoi juga secara signifikan memperbaiki hubungannya dengan mantan musuhnya, Amerika Serikat (AS), meski beberapa orang di dalam Partai Komunis Vietnam tetap mewaspadai adanya potensi ambisi perubahan rezim pemerintahan Washington.
Daftar Negara Komunis Terakhir di Bumi
Adalah ironi ketika Cina merayakan 70 tahun kekuasaan Partai Komunis, Indonesia mengenang kematian PKI di tanah air. Inilah daftar negara terakhir di muka bumi yang masih mengadopsi ideologi kolektivisme itu.
Foto: AP
1. Republik Rakyat Cina
Cina adalah negara komunis paling besar dan paling kaya sejagad. Meski tunduk pada pakem ideologi Marxisme-Leninisme, pemerintah di Beijing selama tiga dekade terakhir membuka keran investasi bagi pemodal internasional yang turut melambungkan perekonomian negara berpenduduk 1,54 miliar manusia itu. Kini Cina sedang membangun kekuatan adidaya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Wong
2. Vietnam
Partai Komunis sudah memerintah Vietnam selama 44 tahun, sejak Amerika Serikat dikalahkan dalam perang dua dekade melawan Viet Cong. Pada 1986 Hanoi mengikuti langkah Cina dengan membuka pintu bisnis bagi investor asing. Ketika Amerika mencabut embargo ekonomi pada 1994, perekonomian Vietnam mengalami kebangkitan yang bertahan hingga kini. Pada 2018 pertumbuhan ekonomi di Vietnam mencapai 7.1%
Foto: Reuters/Kham
3. Laos
Salah satu negara paling miskin di Asia ini berada di bawah cengkraman rezim komunis sejak 43 tahun, setelah revolusi 1975 mengakhiri kekuasaan monarki Laos. Lantaran kemiskinan yang menderu Partai Rakyat Lao Revolusioner (PRPL) mendorong liberalisasi ekonomi pada 1986. Meski demikian hingga kini 77% populasi Laos masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Foto: Imago/Xinhua
4. Kuba
Sejak FIdel Castro sukses mengobarkan revolusi yang meruntuhkan kediktaturan Fulgencio Batista 60 tahun silam, Kuba menganut ideologi komunisme. Tapi berbeda dengan negara komunis Asia, Kuba baru membuka diri pada perekonomian internasional pada 2014 lalu, setelah normalisasi hubungan dengan AS di bawah Presiden Barack Obama.
Foto: picture alliance/Robert Harding World Imagery
5. Korea Utara
Didirikan pada 1948, Partai Buruh Korea Utara sudah mendiktekan komunisme selama tujuh dekade terakhir. Tahun 2009 lalu Kim Jong Il mencoba memoles reputasi kejam penguasa Pyongyang dengan mencabut istilah komunisme pada konstitusi negara. Tapi menurut Amnesty Internasional, saat ini 120.000 penduduk mendekam di kamp kerja paksa akibat melawan pemerintah. (rzn/ap: dari berbagai sumber)
Foto: AP
5 foto1 | 5
To Lam menjabat sebagai presiden Vietnam pada Mei lalu, setelah sebelumnya menjabat sebagai menteri keamanan publik Vietnam. Ia juga mengambil alih peran sebagai ketua Partai Komunis setelah pendahulunya, Nguyen Phu Trong, meninggal dunia bulan lalu.
Kunjungan perdana To Lam ke Cina ini menimbulkan banyak pertanyaan di Barat, karena beberapa pengamat berspekulasi bahwa ini menandakan perubahan dalam kebijakan luar negeri Vietnam.
Iklan
Pengamat: Spekulasi tentang Vietnam berpaling ke Cina itu ‘berlebihan’
Zachery Abuza, seorang profesor di National War College Washington, memperingatkan agar tidak terlalu menaruh perhatian yang berlebihan terhadap kunjungan kali ini.
"Semua laporan tentang peralihan Vietnam ke Cina di bawah To Lam ini benar-benar berlebihan. Perjalanan ini sudah dijadwalkan beberapa bulan yang lalu,” katanya kepada DW.
Para pemimpin Partai Komunis Vietnam yang baru dilantik biasanya mengunjungi sekutu tradisional dan tetangga, Kamboja atau Laos, setelah menjabat. To Lam sudah melakukan perjalanan ke kedua negara itu pada Juli, setelah terpilih sebagai presiden.
"Cina selalu menjadi pemberhentian pertama setelah pemimpin Vietnam melakukan perjalanan ke Laos dan Kamboja,” tambah Abuza.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
To Lam masih perlu membangun hubungan pribadi dengan Presiden Xi. Hanoi juga masih perlu berhati-hati terhadap potensi bentrokan teritorial dengan Cina.
Vietnam baru-baru ini membuat Beijing kesal, setelah Hanoi menggelar latihan operasi militer gabungan dengan Filipina di Laut Cina Selatan.
"Vietnam, di bawah kepemimpinan Nguyen Phu Trong, bekerja sangat baik dalam meyakinkan Cina untuk tetap netral pada Vietnam,” tambah Abuza. "Hal itu akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan To Lam.”
To Lam juga menambahkan nuansa patriotik dalam perjalanannya dengan mengunjungi provinsi Guangdong, wilayah di mana Ho Chi Minh, pahlawan nasional Vietnam tinggal 100 tahun yang lalu saat mendirikan Partai Komunis.
Kekuatan Laut Negara yang Bertikai di Laut Cina Selatan
Sebanyak 7 negara terlibat dalam konflik teritorial di Laut Cina Selatan, termasuk juga Indonesia. Tapi sebesar apa kekuatan angkatan laut masing-masing negara yang bertikai?
Cina setidaknya memiliki satu kapal induk, yakni Liaoning, dan berniat membangun satu kapal induk lain, Warjag. Selain itu negeri tirai bambu ini juga menguasai 57 kapal selam, 78 kapal fregat dan kapal perusak , 27 korvet, 180 kapal patroli, 52 kapal pendarat dan 523 kapal penjaga pantai. Secara umum Angkatan Laut Cina memiliki 235.000 pasukan yang terbagi dalam tiga armada.
Foto: Reuters/Stringer
Singapura
Meski negara pulau, angkatan laut Singapura hanya memiliki 3.000 pasukan yang bertugas mengamankan wilayah perairan dari perompak. Secara umum negeri jiran ini menguasai 4 kapal selam, 6 kapal fregat dan kapal perusak, 6 kapal korvet, 29 kapal patroli dan 102 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Thailand
Meski tidak terlibat konflik secara langsung, posisi Thailand turut dipertimbangkan dalam konflik Laut Cina Selatan. Beranggotakan 44.000 tentara, angkatan laut negeri gajah putih ini memiliki satu kapal induk helikopter buatan Spanyol, HTMS Chakri Naruebet, 9 kapal fregat dan perusak, 7 kapal korvet, 77 kapal patroli, 2 kapal pendarat dan 94 kapal penjaga pantai.
Foto: Ponchai Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
Filipina
Dari semua negara, angkatan laut Filipina dengan 24.000 personil termasuk yang paling lemah, terutama jika mempertimbangkan posisinya dalam konflik di Laut Cina Selatan. Jiran di utara ini hanya memiliki 4 kapal fregat buatan Amerika Serikat, 10 unit korvet yang sebagian sudah menua, 66 kapal patroli, 4 kapal pendarat dan 72 kapal penjaga pantai.
Foto: Reuters/Maritime Staff Office of the Defense Ministry of Japan
Vietnam
Vietnam banyak membenahi kekuatan angkatan lautnya sejak beberapa tahun terakhir. Kini angkatan laut Vietnam yang beranggotakan 40.000 serdadu memiliki 7 kapal selam anyar kelas Kilo buatan Rusia, 2 kapal fregat, 7 kapal korvet, 61 kapal patroli, 8 kapal pendarat tank dan 78 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/Russian Look
Indonesia
Belakangan Jakarta meningkatkan pengamanan di perairan Natuna. Saat ini Indonesia adalah kekuatan terbesar kedua setelah Cina dalam konflik di Laut Cina Selatan. TNI AL saat ini memiliki 2 kapal selam, 12 kapal fregat dan perusak, 27 korvet, 64 kapal patroli, 19 kapal pendarat tank dan 43 kapal penjaga pantai. Namun begitu usia armada laut Indonesia juga tergolong yang paling tua di kawasan.
Foto: AFP/Getty Images/J. Kriswanto
Malaysia
Kekuatan angkatan laut Malaysia yang berkekuatan 14.000 personil hampir menyaingi Indonesia. Selain 2 kapal selam anyar buatan Spanyol, Malaysia juga memiliki 10 kapal fregat atau perusak, 4 kapal korvet buatan Jerman, 33 kapal patroli dan 317 kapal penjaga pantai. (rzn/hp - sumber: IISS, SIPRI)
Foto: Getty Images/R. Roslan
7 foto1 | 7
To Lam dikabarkan akan berkunjung ke New York
Akan sangat tidak biasa jika To Lam berkunjung ke AS atau negara demokrasi Barat lainnya, dalam perjalanannya sebagai ketua partai, karena biasanya kunjungan ke negara-negara yang dipimpin oleh Komunis lebih diprioritaskan.
Namun, ada rumor bahwa To Lam akan pergi mengunjungi Amerika Serikat bulan depan.
Seorang sumber dari pemerintah Vietnam yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada DW bahwa To Lam rencananya akan mengunjungi New York untuk menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB pada 10 September atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB pada akhir bulan ini. To Lam akan bertemu dengan para pejabat AS di sela-sela kunjungannya itu.
DW memahami bahwa ada juga diskusi antara Hanoi dan Washington mengenai apakah perjalanan To Lam ke AS ini akan menjadi kunjungan kenegaraan, termasuk pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden.
Tahun lalu, Vietnam telah meningkatkan hubungannya dengan AS dalam Kemitraan Strategis Komprehensif.
Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia?
Reformasi "Doi Moi" yang membuka privatisasi ekonomi pada pertengahan 1980-an mencuatkan Vietnam dari negara miskin menjadi salah satu macan ekonomi Asia Tenggara hanya dalam tiga dekade. Apa rahasianya?
Foto: DW/Benjamin Bathke
Denyut Ekonomi Vietnam
Ho Chi Minh City yang dulu dikenal dengan nama Saigon merupakan jantung ekonomi Vietnam. Pada 2050 nanti bekas negeri Komunis ini diyakini akan menembus daftar 20 besar kekuatan ekonomi dunia, jika berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan di angka 5%. Saat ini Vietnam menduduki posisi ke-32 perekonomian paling gemuk sedunia dengan pertumbuhan mencapai 7 persen per tahunnya.
Foto: James T Clark
Perekonomian Dua Roda
Lautan sepeda motor yang menyemuti jalan-jalan kota Ho Chi Minh menjadi salah satu manifestasi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Saat ini ibukota Vietnam dilalui oleh lebih dari 7 juta sepeda motor setiap harinya. Sejak reformasi ekonomi pada dekade 1980-an, pemasukan per kapita penduduk Vietnam meningkat enam kali lipat.
Foto: DW/Benjamin Bathke
Ambisi Besar Sektor IT
Terutama sektor teknologi Vietnam menjadi motor penggerak tumbuhnya lapangan kerja bagi profesional muda. Perusahaan startup bernama NFQ Asia misalnya menggaji pengembang software antara $ 1.000 hingga $ 2.000 per bulan atau sekitar 30 juta Rupiah. "Penduduk Vietnam lapar akan kesuksesan dan mau bekerja sangat keras," kata pendiri NFQ Asia, Lars Jangkowfsky.
Foto: DW/Benjamin Bathke
Pembenahan Transportasi
Vietnam saat ini sedang membangun jalur kereta bawah tanah pertama di Hanoi dan Ho Chi Minh untuk mengatasi kemacetan. Fasilitas baru di Hanoi itu misalnya sudah akan bisa digunakan mulai akhir tahun depan. Serupa di Indonesia, untuk proyek raksasa ini Vietnam menjalin kerjasama dengan Jepang dalam menyediakan tenaga dan peralatan teknis.
Foto: DW/Benjamin Bathke
Mendunia Berkat Biji Kopi
Bukan kebetulan Vietnam terkenal lewat komoditas kopi. Pasalnya negeri kecil ini merupakan produsen biji kopi terbesar kedua di dunia, setelah Brazil. Kiprah industri kopi Vietnam mencerminkan pertumbuhan ekonomi negeri itu, dari pangsa pasar sebesar 0,1% pada dekade 1980-an, kini Vietnam menyumbang 20% pada produksi kopi dunia.
Foto: DW/Benjamin Bathke
Musim Semi Abadi di Da Lat
Da Lạt yang terletak di selatan adalah salah satu pusat agrikultur Vietnam. Kota yang dikelilingi hutan, danau dan pegunungan ini memiliki nama lain, yakni "kota musim semi abadi" lantaran iklimnya yang sempurna untuk produksi kopi, sayur-sayuran dan budidaya bunga.
Foto: DW/Benjamin Bathke
Gairah Ekonomi Bayangan
Pemandu wisata, pedagang kaki lima, petani atau pemilik kedai kopi di pinggir jalan - mereka adalah bagian dari sektor informal Vietnam yang tumbuh pesat. Diperkirakan tiga dari empat penduduk Vietnam bekerja di sektor informal. (rzn/ap)
Foto: DW/Benjamin Bathke
7 foto1 | 7
Vietnam masih berteman dengan semua pihak
Para analis berpendapat bahwa perubahan signifikan dalam hubungan luar negeri Vietnam ini hanya akan terjadi jika salah satu mitra utama Hanoi mengubah sikapnya terlebih dahulu.
Kunjungan To Lam ke Cina pekan ini memang dimaksudkan untuk meyakinkan Beijing untuk tidak perlu mengubah pendekatannya terhadap Vietnam, hanya karena pergantian kepemimpinan di Hanoi.
Selama kepemimpinannya, To Lam banyak membersihkan kepemimpinan senior Partai Komunis dari para teknokrat dan pejabat yang berpihak pada Barat, sehingga Politbiro dipenuhi oleh para "sekuritokrat” dari kementerian keamanan publik dan militer.
Hal ini membuat beberapa komentator berpendapat, Vietnam menjadi lebih seperti negara polisi.
Pemerintahan To Lam kemungkinan akan semakin mengintensifkan penindasan negara dan tindakan keras terhadap aktivisme masyarakat sipil, yang semakin memburuk sejak 2016, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM).
Namun, baik AS maupun Uni Eropa tampaknya tidak ingin mengganggu hubungan dengan salah satu negara pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dan pasar utama dalam upaya Barat untuk "menghilangkan risiko” konflik dengan Cina.
Di Uni Eropa, To Lam pernah dituduh terlibat dalam penculikan seorang warga negara Jerman oleh dinas rahasia Vietnam di Berlin pada 2017. Korban dilaporkan keluar dari Eropa menggunakan pesawat yang dipinjamkan oleh pemerintah Slovakia kepada delegasi kunjungan To Lam.
Meski hal ini awalnya memicu keretakan diplomatik Vietnam dengan Jerman, hubungan keduanya dengan cepat kembali normal, dan jaksa penuntut Slovakia membatalkan tuntutan terhadap To Lam pada awal tahun ini.