Satu dari dua migran di Jerman tidak lulus saat mengikuti ujian bahasa pada akhir kursus integrasi, demikian laporan surat kabar Jerman. Absensi jadi salah satu faktor penyebab rendahnya angka kelulusan siswa.
Iklan
Lebih dari setengah pengungsi atau imigran di Jerman tidak bisa lulus ujian bahasa tingkat mendasar di akhir kursus integrasi yang ditawarkan bagi pendatang baru, demikian laporan surat kabar yang mengutip sumbernya dari Badan Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF).
Harian Frankfurter Allgeimene Sonntagszeitung (FAS) menyebutkan pada tahun 2017 ada sekitar 339.578 orang yang mengikuti kursus integrasi untuk pertama kalinya, di mana hanya 289,751 orang saja yang akhirnya mengikuti ujian akhir bahasa Jerman.
Dari angka tersebut hanya 48,7 persen yang berhasil mencapai tingkat B1 - standar yang menjadi acuan penguasaan bahasa di Eropa – sesuai prasyarat yang ditetapkan. Lebih lanjut, surat kabar tersebut mencantumkan hanya 40 persen yang dapat mencapai tingkat paling rendah yakni A2, sementara sisanya bahkan tak mampu mencapai standar tersebut.
Standar ini mengukur kemampuan peserta yang diharapkan dapat memahami percakapan bahasa Jerman yang diucapkan secara lambat, mampu berbicara dengan bahasa Jerman yang sederhana dan memahami informasi tertulis yang dipakai sehari-hari.
Kehidupan dan Sejarah Imigran di Jerman
Jerman adalah negara yang jadi tujuan imigran kedua terbesar setelah AS. Selama 60 tahun Jerman sudah menerima imigran. Sekarang sebuah pameran menengok kembali sejarah ini.
Foto: DW/J. Hennig
Nomor Dua di Dunia
Tahun 2013, sekitar 1,2 juta orang berimigrasi ke Jerman. Jerman, baik Barat dan Timur, sudah mengiklankan diri sebagai negara tujuan pekerja tamu sejak 1950-an. Sekarang, imigran terutama berasal dari negara-negara yang baru jadi anggota Uni Eropa. Mereka memperkaya kebudayaan dan keanekaragaman kuliner di Jerman.
Foto: DW/J. Hennig
Para "Gastarbeiter" (Pekerja Tamu)
Di tahun 1950-an Jerman Barat mengalami kemajuan ekonomi. Untuk mengatasi situasi kurangnya pekerja, pemerintah mempromosikan kemungkinan kerja bagi pekerja tamu dari luar negeri. Mulai 1950-an, sebagian besar orang yang datang ke Jerman sebagai pekerja, hidup dalam kemiskinan di negara asalnya.
Foto: DW/J. Hennig
Kantor Penghubung
Antara 1955 dan 1968 Jerman Barat menandatangani kesepakatan dengan Italia, Spanyol, Yunani, Turki, Maroko, Korea Selatan, Portugal, Tunisia dan Yugoslavia. Di negara-negara itu didirikan kantor khusus untuk orang-orang yang ingin melamar pekerjaan.
Foto: DW/J. Hennig
Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum pekerja diijinkan datang ke Jerman, kesehatan mereka diperiksa lebih dulu. Hanya mereka yang sehat dan mampu bekerja mendapatkan pekerjaan di Jerman Barat.
Foto: DW/J. Hennig
Yang Kesatu Juta
Armando Rodrigues de Sá dari Portugal (38), menjadi pekerja ke 1 juta, disambut kedatangannya di stasiun kereta api Köln-Deutz pada September 1964. Pengrajin kayu itu mendapat hadiah sepeda Motor, yang kini masih tersimpan di Museum Haus der Gesichte Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
Seberangi Eropa dengan "Türkenkutsche"
Dengan Ford Transit ini, Sabri Güler mengadakan perjalanan dari utara ke selatan Eropa. Pedagang bahan pangan dari Turki itu menjadikan mobil ini sebagai toko keliling. Ford model ini sangat disukai imigran Turki, karena bisa memuat banyak barang. Karena itu, di Jerman Ford Transit sering disebut "Türkenkutsche" (Kereta Turki).
Foto: DW/J. Hennig
Pekerja Kontrak di Jerman Timur
Pertengahan 1960-an pekerja tamu juga dibutuhkan di Jerman Timur yang komunis. Mereka disebut pekerja kontrak, dan terutama bekerja di industri tekstil. Sebagian besar dari mereka berasal dari negara sosialis seperti Vietnam, Kuba dan Aljazair. Pekerja imigran di Jerman Timur lebih sedikit daripada di Barat. Tahun 1989 jumlahnya hanya 190.000, sedangkan di Jerman Barat sudah lima juta orang.
Foto: DW/J. Hennig
Makanan Khas dari Berbagai Negara
Banyak pekerja tamu akhirnya tinggal di Jerman dan mendatangkan keluarga mereka. Mereka membawa serta banyak kebiasaan dan tradisi dari tanah air mereka ke Jerman. Sehingga keanekaragaman budaya menyebar. Ini tampak paling jelas jika melihat menu di restoran. Döner (Turki) sekarang jadi salah satu makanan cepat saji yang paling disukai di Jerman.
Foto: DW/S. Soliman
Kepala Berita Yang Negatif
Tahun 1980-an dan 1990-an muncul perdebatan di Jerman, karena timbulnya kekhawatiran terbentuknya "geto" kaum migran di kota-kota. Di samping itu, kriminalisasi remaja yang berlatar belakang imigran meningkat, dan diberitakan banyak media. Awal tahun 1990-an di Jerman Barat dan Timur terjadi sejumlah kekerasan rasisme.
Foto: DW/J. Hennig
Tradisi vs. Kebudayaan Barat
Di keluarga-keluarga imigran juga terjadi konflik kebudayaan. Sutradara Jerman-Turki Fatih Akin mengangkat pertentangan pendidikan Muslim-Turki dan kehidupan gaya Barat dalam filmnya "Gegen die Wand". Di festival film Berlinale 2004, film itu jadi produksi Jerman yang kembali mendapat penghargaan Beruang Emas, setelah 17 tahun sebelumnya penghargaan selalu diraih negara lain.
Foto: DW/J. Hennig
Pangeran Balam I
Organisasi karnaval dari kota Aachen, "Koe Jonge" mendeklarasikan Balam Bayarubanga asal Uganda jadi "pangeran". Balam I adalah pangeran karnaval pertama di Jerman yang berkulit hitam. Dengan langkah itu, organisasi pencinta karnaval ini memberikan sinyal menentang rasisme dan mendukung integrasi. Kostum pangerannya diserahkan Balam I untuk dipamerkan di museum Haus der Geschichte di Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
11 foto1 | 11
Kesenjangan pengalaman belajar
BAMF menyebutkan bahwa beberapa faktor penyebab tingginya angka kegagalan peserta kursus di antaranya karena alasan sakit, mendapat pekerjaan atau pindah tempat tinggal sehingga tidak dapat mengikuti kursus tersebut hingga akhir.
Laporan tersebut juga mengutip pernyataan dari salah satu direktur insitut pendidikan yang menyediakan kursus bahasa bagi orang dewasa, yang menyebutkan banyak pengungsi yang masih trauma akibat masa lalu mereka, sementara ada juga yang tidak memahami pentingnya ‘budaya belajar', karena tidak pernah duduk di bangku sekolah di negara asal mereka.
FAS juga mengutip sebuah laporan milik Biro Audit Federal yang menyebutkan banyak pengungsi gagal memenuhi jumlah jam pelajaran sesuai ketetapan Badan Ketenagakerjaan Federal. BAMF tidak memberi penjelasan lebih lanjut seberapa sering pengawasan atas peraturan tersebut dilakukan dan juga tidak memberikan informasi yang terverifikasi mengenai angka kehadiran yang dimaksudkan.
Menilik budaya Jerman
Kursus integrasi biasanya berlangsung selama enam bulan, dibagi atas dua tahapan: kurus bahasa yang yang terdiri dari 600 jam pelajaran, dan kursus selanjutnya bertujuan untuk membekali para peserta agar lebih memahami budaya, sejarah, sistem hukum dan nilai-nilai yang berlaku di Jerman.
Kursus itu ditawarkan bagi yang orang tidak berkewarganegaraan Jerman dan berencana untuk menetap secara permanen, termasuk migran dari negara di Uni Eropa maupun pengungsi. Umumnya warga berlatar belakang pengungsi yang lebih diharapkan untuk mengikuti kursus tersebut.
Jika berhasil lulus dari kedua kursus itu, maka peserta akan mendapat sertifikat kursus integrasi.
Tips Belajar Bahasa Jerman
Mempelajari satu bahasa yang baru bisa makan waktu lama dan kadang membuat frustasi. Berikut beberapa petunjuk praktis yang dapat memudahkan Anda dalam belajar Bahasa Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Bicara Lantang
Berbicara bahasa yang baru memang sulit karena pada awalnya biasanya terbentur dengan pengetahuan bahasa tersebut. Namun berlatih berbicara harus dimulai sejak dini. Jika Anda tidak punya kenalan orang Jerman, Anda bisa berlatih sendiri, misalnya di depan cermin.
Satu cara mudah untuk belajar sepanjang hari. Ambil secarik kertas, tulis nama barang-barang dalam Bahasa Jerman, dan tempelkan di barang tersebut. Jangan lupa untuk menuliskan artikel (der, die, das) dan juga bentuk jamaknya.
Foto: Colourbox
Baca Buku Cerita Anak dan Komik
Buku dan komik anak-anak ditulis dengan gaya yang sederhana dan dilengkapi dengan gambar. Itulah mengapa buku-buku tersebut sangat bermanfaat bagi mereka yang baru memulai belajar Bahasa Jerman.
Foto: DW/N. Steudel
Daftar Belanja dalam B ahasa Jerman
Sangatlah penting untuk mempelajari kosakata Jerman yang berguna dalam keseharian. Cobalah untuk menulis daftar belanja dan catatan lainnya dalam Bahasa Jerman. Mungkin pada awalnya perlu waktu, namun dengan cara ini Anda akan belajar banyak.
Foto: DW/A.-S. Bändlin
Jangan Tunggu sampai Sempurna
Yang paling penting adalah bahwa orang lain dapat memahami perkataan Anda. Ini tidak berarti bahwa setiap kalimat harus sempurna. Jadi jangan merasa takut untuk berbicara dalam Bahasa Jerman sesering dan sedini mungkin, walau merasa tatabahasa Anda masih kurang.
Foto: Fotolia/lassedesignen
Dengarkan Radio Jerman
Biasanya sangat sulit bagi pemula untuk mengerti misalnya apa yang didengar dari radio. Tapi jika sering mendengarkan percakapan, baik langsung maupun di radio, Anda dapat mengembangkan kedekatan rasa terhadap Bahasa Jerman. Banyak program radio Jerman yang kini bisa disimak secara online dari Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Schulze
Cari Mitra Tandem
Satu kesempatan yang sangat bagus, jika Anda mengenal penutur asli Bahasa Jerman. Cobalah untuk mencari dan bertemu orang Jerman yang ingin belajar Bahasa Indonesia. Jika Anda berhasil mendapatkan "pasangan tandem", ini akan membantu Anda tidak saja untuk belajar kosa kata dan ekpresi, tapi juga untuk mempelajari irama bahasa.
Foto: Colourbox
Memasak dengan Bahasa Jerman
Memasak merupakan salah satu bagian terpenting dalam keseharian. Cara terbaik untuk mempelajari berbagai nama makanan serta bahan-bahannya adalah dengan memasak sendiri. Bukan berarti Anda harus memasak makanan Jerman. Tapi yang penting, apapun makanannya, resepnya ditulis dalam Bahasa Jerman.
Foto: Deyan Georgiev/Colourbox
Baca Buku yang Anda Kenal dalam B. Jerman
Anda pasti tahu di luar kepala cerita dari buku yang menjadi favorit Anda. Carilah, mungkin buku favorit Anda ini juga terbit dalam Bahasa Jerman. Ini satu keuntungan besar karena Anda tahu jalan cerita buku tersebut, sehingga Anda hanya harus membacanya dan berkonsentrasi pada bahasa.
Foto: Colourbox
Dengarkan Lagu Jerman dan Pelajari Liriknya
Belajar Bahasa Jerman lewat lagu dianggap satu cara paling efektif. Carilah lagu-lagu Jerman, misalnya di Youtube, dan pilih yang Anda sukai. Dengarkan dan coba tulis lirik lagu tersebut.
Foto: Getty Images/A. Rentz
Tonton Film atau TV Jerman
Satu cara yang bagus untuk belajar Bahasa Jerman, dan juga untuk menikmati hiburan. Jika Anda misalnya memiliki DVD atau CD film Jerman, Anda dapat menonton film tersebut dalam bahasa yang Anda mengerti atau dengan teks terjemahan. Setelah Anda mengetahui jalan ceritanya, tontonlah dalam Bahasa Jerman dan tanpa teks terjemahan.