1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

"Legenda Sejati" Sepak Bola Jerman Franz Beckenbauer Wafat

9 Januari 2024

Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer, meninggal dunia di usia 78 tahun. Berbagai penghormatan global mengalir deras. Ia meninggalkan kesan yang unik dalam dunia sepak bola sebagai pemain, kapten, dan pelatih.

Franz Beckenbauer
Franz Beckenbauer meraih banyak penghargaan selama kariernyaFoto: Frank Hoermann/SVEN SIMON/picture alliance

Franz Beckenbauer, legenda sepak bola Jerman, meninggal dunia pada Minggu (07/01) pada usia 78 tahun, demikian pernyataan keluarganya pada Senin (08/01).

"Dengan kesedihan yang mendalam kami memberitahukan kepada Anda bahwa suami saya dan ayah kami, Franz Beckenbauer, meninggal dunia dengan tenang kemarin, Minggu (07/01), dikelilingi oleh keluarganya," demikian pengumuman keluarga.

"Kami meminta Anda untuk berkabung dalam keheningan dan menahan diri untuk tidak mengajukan pertanyaan apa pun."

Dijuluki "Der Kaiser" (Sang Kaisar), Beckenbauer dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa.

Penghormatan global mengalir untuk 'Der Kaiser'

Presiden FIFA Gianni Infantino memuji Franz Beckenbauer sebagai "legenda sejati".

"Der Kaiser adalah orang yang hebat, seorang teman sepak bola dan legenda sejati. Kami tidak akan pernah melupakanmu Franz, terima kasih untuk segalanya."

Presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) Bernd Neuendorf mengatakan, "Kematian Franz Beckenbauer adalah titik balik yang nyata."

"Kami mengenang kembali karya-karya hidupnya dengan rasa hormat dan rasa terima kasih yang besar. Dalam dirinya, kita telah kehilangan seorang pesepak bola yang unik dan pribadi yang menawan," tambah Neuendorf.

"'Der Kaiser' adalah salah satu pemain terbaik yang pernah ada dalam olahraga ini. Dengan sikapnya yang ringan, elegan, dan memiliki pandangan yang luas, ia menetapkan standar di atas lapangan. Ketelitian dan karismanya sebagai manajer tim serta energi dan semangatnya sebagai ketua panitia penyelenggara Piala Dunia tidak dapat dilupakan."

"Franz Beckenbauer meninggalkan warisan yang luar biasa untuk DFB dan sepak bola secara keseluruhan."

Wakil Presiden DFB Hans-Joachim Watzke menambahkan bahwa Beckenbauer "jelas merupakan pesepak bola Jerman terbesar sepanjang masa, dan di atas segalanya, salah satu orang terhebat yang pernah saya kenal."

"Keluarga Bundesliga sangat terpukul dengan meninggalnya Franz Beckenbauer. Seorang ikon sejati, dulu, sekarang, dan selalu. RIP, Der Kaiser," kata Bundesliga Jerman dalam sebuah pernyataan.

Lothar Matthäus, yang menjadi Kapten Timnas Jerman saat menjuarai Piala Dunia pada 1990, memuji mendiang Beckenbauer sebagai "salah satu yang terhebat sebagai pemain dan pelatih, tetapi juga di luar lapangan."

"Kematiannya adalah sebuah kehilangan bagi sepak bola dan seluruh Jerman," kata Matthäus kepada tabloid Jerman, Bild.

Sementara itu, Union of European Football Associations (UEFA) menyebut Beckenbauer sebagai "salah satu putra terbaik sepak bola Eropa."

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyebut Beckenbauer sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa.

"Kami akan merindukannya. Pikiran saya bersama keluarga dan teman-temannya," kata Scholz di media sosial.

Liga Primer Inggris mengatakan bahwa Beckenbauer akan selalu dikenang, "'Der Kaiser' sangat elegan dan juga dominan."

Karier yang gemilang di dalam dan di luar lapangan

Beckenbauer merupakan salah satu dari tiga orang yang pernah memenangkan Piala Dunia baik sebagai pemain maupun pelatih, bersama mendiang Mario Zagallo dari Brasil dan Didier Deschamps dari Prancis.

Terlepas dari kesuksesannya bersama tim nasional, ia juga meraih banyak penghargaan selama masa kepelatihannya di Bayern München, termasuk tiga Piala Eropa berturut-turut dan Piala Interkontinental.

Setelah melatih, Beckenbauer pindah ke bidang administrasi sepak bola.

Namun, ia menjadi berita utama pada 2016 ketika didenda oleh komite etik FIFA karena gagal bekerja sama dengan penyelidikan korupsi atas penyelenggaraan Piala Dunia 2018 dan 2022 di Rusia dan Qatar.

ha/rs (dpa, AFP, AP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait