Agar Bahasa Indonesia memiliki mutu serta lulusan yang berkompeten, diperlukan kerjasama antar pengajar di pusat-pusat studi Asia.
Iklan
Perkembangan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) memerlukan strategi agar Bahasa Indonesia semakin diminati di pusat-pusat Studi Asia di dunia, khususnya di Eropa. Di Jerman, BIPA diajarkan setidaknya di 13 universitas dan perguruan tinggi serta di banyak Volkhochschule (VHS). Penawaran program BIPA juga banyak di negara-negara Eropa lainnya, namun sayang belum ada kerjasama antar para pengajar.
Berangkat dari problema tersebut, Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APP BIPA) Komisariat Jerman, Kemendikbud dan KBRI Berlin mengadakan 'Seminar dan Lokakarya II Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing' pada tanggal 18-20 Oktober lalu di Rumah Budaya Indonesia, Berlin.
Istilah Aneh Jerman Yang Memakai Nama Binatang
Panas kerbau, rubah penabung, ayam air. Tidak mengerti? Memang aneh. Kata dalam bahasa Jerman ada yang mengandung nama binatang, tapi tidak bersangkutan sama sekali dengan binatang. Ini delapan yang paling aneh.
Foto: picture-alliance/Arco Images/J. Fieber
Gänsefüßchen: Kaki Angsa
Coba bayangkan kaki angsa berukuran kecil, yang dicelupkan ke dalam tinta hitam. Kemudian bayangkan kaki kecil itu berjalan di atas kertas putih. Jika Anda melihat bercaknya kemudian teringat pada tanda petik, Anda benar. Gänsefüßchen adalah sebutan untuk tanda petik di awal dan akhir kutipan dalam bahasa percakapan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Wasserhahn: Ayam Air
Ini ayam yang tidak pernah hidup di peternakan. Kata ini adalah sebutan bagi keran air. Dalam bahasa Jerman,klep yang menutup dan membuka aliran air pada keran-keran model kuno disebut Küken atau anak ayam. Jadi menyebut keran sebagai "ayam air" sesuai dengan gambaran yang sudah berlaku sejak dulu.
Foto: picture-alliance/R. Weihrauch
Brillenschlange: Ular Kaca Mata
Binatang apakah itu? Sebenarnya ada ular yang punya nama hampir sama, yaitu kobra India yang dalam bahasa Inggris disebut Spectacle Cobra (kobra kaca mata), karena motif di bagian belakang kepalanya. Tapi Brillenschlange sebenarnya kata yang merendahkan, karena digunakan untuk menyebut orang berkacamata, terutama perempuan. Padahal lebih dari 60% orang Jerman memakai alat bantu penglihatan ini.
Foto: picture-alliance/Ronald Grant Archive/Mary Evans
Bullenhitze: Panas Sapi Jantan
Orang Jerman kadang menambahkan nama hewan untuk menambah tekanan pada makna sebuah kata. Bullenhitze kadang juga disebut Affenhitze, atau panas monyet. Ini cara menyebut cuaca yang bukan hanya panas, melainkan amat sangat panas.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kahnert
Eselsbrücke: Jembatan Keledai
Anda tidak ingat nama istri atasan, atau ulang tahun paman kesayangan Anda? Kalau begitu Anda perlu "jembatan keledai". Ini sebutan bagi petunjuk yang bisa jadi patokan untuk menolong ingatan. Diduga sebutan Eselsbrücke berasal dari Abad Pertengahan, saat orang membuat jembatan sederhana bagi keledai untuk mengangkut beban.
Foto: Imago/All Canada Photos
Drahtesel: Keledai Kawat
Jika Anda melihat bentuk sepeda dan kegunaannya, sebutan Drahtesel tampaknya cocok. Sepeda digunakan untuk transportasi manusia dan berbagai barang bawan. Ibaratnya keledai, tetapi dari kawat.
Foto: Getty Images/AFP/D. Nam
Sparfuchs: Rubah Penabung
Sebutan ini digunakan untuk orang yang gemar berhemat dari segi uang, atau pelit. Tapi mengapa rubah, dan bukan anjing atau kucing? Mungkin karena rubah dianggap cerdik dan licik, sama halnya dengan orang yang pintar menghasilkan uang.
Foto: Colourbox
Lackaffe: Monyet Pernis
Affe adalah kata Jerman untuk monyet, tapi Lackaffe tidak menyangkut monyet. Ini sebutan untuk orang, biasanya pria, yang sangat memperhatikan penampilan. Ibaratnya, satu matanya selalu melihat tampilannya di kaca, sehingga seperti dipernis. Berbeda dengan pria pada foto, Lackaffe memakai sepatu merek kenamaan yang paling kinclong. Sebutan Lackaffee bukan pujian.
Foto: Colourbox
8 foto1 | 8
Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno menyampaikan perlunya strategi besar dalam pengembangan pengajaran BIPA di Jerman dan Eropa. "Diperlukan langkah taktis untuk meningkatkan jumlah orang Jerman (Eropa) yang belajar Bahasa Indonesia misalnya melalui pendayagunaan alumni program Darmasiswa atau melalui langkah-langkah inovatif lainnya," kata Havas dalam keterangan tertulisnya.
Kemendikbud melalui Peraturan Menteri No. 27 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan Bidang Keterampilan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) telah menyusun kompetensi lulusan kursus dan pelatihan untuk bidang BIPA. "Agar menunjang penyelenggaraan kursus dan pelatihan BIPA. Dan menyetarakan program di tingkat internasional, baik capaian pembelajaran, standar kompetensi, maupun mutu lulusan-nya," kata Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Prof. Emi Emilia.
10 Negara di Mana Paling Banyak Bahasa Hidup
Di banyak negara, bahasa yang hidup bukan hanya bahasa yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara. Di beberapa negara, jumlah bahasa yang hidup bisa ratusan. Indonesia termasuk daftar ini.
Foto: picture alliance/Photoshot
Brasil
Menurut Ethnologue, organisasi yang mempublikasikan riset tentang bahasa-bahasa di dunia, di Brasil hidup 229 bahasa.Artimya bahasa dipakai secara aktif dalam keseharian oleh warga penuturnya. Tetapi bahasa resmi negara adalah Portugis. Menurut data, Portugis juga bahaya yang paling banyak digunakan di Brasil.
Foto: picture-alliance/AA/D. Oliveira
Australia
Yang mengejutkan di Australia hidup 245 bahasa. Demikian data statistik Ethnologue tahun 2016, Di samping jumlah bahasa yang cukup banyak, tingkat buta aksara di Australia sangat rendah. 99% penduduknya bisa baca-tulis. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi negara.
Foto: Getty Images/AFP/W. Teodoro
Kamerun
Di negara Afrika Tengah ini hidup 281 bahasa. Sementara jumlah penduduknya, menurut estimasi tahun 2013, sekitar 22.500.000 orang. Bahasa nasionalnya adalah bahasa Inggris dan Perancis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Harnik
Meksiko
Dari 289 bahasa yang tercatat di Meksiko, menurut Ethnologue, 285 masih hidup dan 4 tidak punya penutur lagi. Dari yang masih hidup, 281 berasal dari wilayah Meksiko sendiri, dan 4 dari luar. Bahasa-bahasa asli itu diakui sebagai bahasa resmi di kawasan, di mana bahasa aktif digunakan. Bahasa Spanyol sebenarnya bukan bahasa resmi di tingkat federal, tetapi paling banyak digunakan.
Foto: Gianni Ferrari/Cover/Getty Images
Cina
Ada 300 bahasa hidup di Cina. Menurut Ethnologue, Mandarin, yang merupakan salah satu dialek bahasa Cina, jadi bahasa resminya. Sekitar 70% dari lebih dari 1,3 milyar penduduk Cina menggunakan bahasa ini.
Foto: picture alliance/dpa/L. Xianbiao
Amerika Serikat
Tercatat 422 bahasa hidup di Amerika Serikat. Menurut hasil riset Ethnologue, 211 bahasa yang digunakan di negara ini adalah bahasa yang dibawa imigran. Bahasa resmi adalah Inggris.
Foto: Getty Images
India
Ada 454 bahasa hidup digunakan di India, yang memiliki lebih dari 1,3 milyar penduduk. Bahasa nasional yang berlaku di seluruh negara adalah Hindi. Sementara bahasa Inggris digunakan luas adalam administrasi pemerintahan.
Foto: picture-alliance/dpa/Jagadeesh
Nigeria
Di Nigeria hidup 520 bahasa, ini menurut data Ethnologue. Bahasa resmi negara adalah bahasa Inggris. Selain itu, Yoruba, Hausa, Igbo juga digunakan di parlemen. Setiap bahasa itu punya penutur sekitar 20 juta. Populasi di Nigeria berjumlah lebih dari 186 juta.
Foto: P. U. Ekpei/AFP/Getty Images
Indonesia
Di Nusantara ada 707 bahasa hidup. Demikian menurut data hasil riset Ethnologue, Sekitar 98 bahasa di antaranya, yang hanya digunakan di wilayah tertentu sudah dikategorikan terancam punah.
Foto: picture alliance/dpa/epa/A. Weda
Papua Nugini
Inilah negara dengan jumlah bahasa hidup paling banyak di dunia. Menurut riset Ethnologue ada 839 bahasa hidup di negara ini. Jumlah bahasa hidup di bagian timur pulau Papua ini dua kali lebih banyak dari jumlah bahasa yang digunakan di seluruh Eropa. Penulis: ml/as (Sumber: Ethnologue, Wikipedia)
Foto: picture alliance/Photoshot
10 foto1 | 10
Kegiatan yang diikuti oleh 40 orang pengajar Bahasa Indonesia di Jerman, Jakarta, Belanda, Austria, Polandia dan Bulgaria ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar para pengajar BIPA serta mengoptimalkan pembelajaran BIPA di Eropa. Selain itu arah pengembangan BIPA ditekankan agar lulusan mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik, santun dan fasih untuk berbagai macam tujuan dan konteks.