Perjalanan menuju Mars menyimpan bahaya terselubung dan memakan waktu lama. Kini ilmuwan mencetuskan jalan pintas yang tidak hanya lebih fleksibel, tapi juga menghemat bahan bakar.
Iklan
Planet Mars menyimpan mimpi petualangan alam semesta yang hingga kini belum terwujud. Planet merah itu merupakan tujuan manusia selanjutnya, sejak astronot Eugene Cernan menjadi manusia terakhir yang berjejak di Bulan 42 tahun lalu.
Badan Antariksa AS, NASA, tidak ingin gegabah. Perjalanan ke Mars paling cepat memakan waktu enam bulan. Astronot pun minimal harus mampu bertahan hidup selama satu tahun di Mars sebelum konstelasi planet mengizinkan perjalanan pulang dengan aman dan cepat.
Kini dua ilmuwan, Francesco Topputo und Edward Belbruno, mengusulkan jalur baru yang tidak cuma melepas ketergantungan dari konstelasi planet, tetapi juga membutuhkan bahan bakar lebih sedikit ketimbang konsep yang selama ini diusung NASA.
Tergantung konstelasi planet
Selama ini setiap perjalanan ke Mars menggunakan rute yang disebut dengan transfer orbit Hohmann. Rute tersebut memberikan jendela waktu yang singkat karena bergantung pada konstelasi Bumi dan Mars, agar waktu perjalanan berkisar maksimal enam bulan.
Sialnya konstelasi yang tepat hanya terjadi setiap dua tahun sekali. Di luar itu, pesawat luar angkasa tidak cuma harus terbang lebih lama, tetapi juga berhadapan dengan risiko yang lebih besar. Transfer orbit Hohmann juga menuntut setiap pesawat ruang angkasa melakukan manuver pengereman menjelang masuk ke orbit, karena pesawat melaju lebih cepat ketimbang planet Mars sendiri.
Sebaliknya rute yang diusulkan Belbruno dan Tapputo tidak memerlukan manuver pengereman. Dalam konsep yang dinamakan transfer energi rendah itu, pesawat tidak terbang langsung menuju Mars, melainkan melambung dengan kecepatan rendah.
Manfaatkan Gravitasi
Planet Mars yang bergerak lebih cepat di lintasan orbitnya akan muncul di belakang dan memeluk pesawat dalam gaya gravitasinya. Fenomena itu dikenal dengan nama Ballistic Capture. "Disitulah letak sihirnya. Seperti terbang dalam formasi," kata Belbrunno kepada jurnal ilmiah "Scientific American."
Dengan begitu pesawat tidak lagi memerlukan manuver pengereman yang berarti menghemat bahan bakar sebesar 25 persen-
Metode ini bukan hal baru. Belbruno pernah memproyeksikan jalur terbang wahana ruang angkasa nirawak milik Jepang, Hiten ke Bulan tahun 1991. Saat itu ia menggunakan teknik yang sama.
Usulan Belbruno mendapat sambutan dari NASA. "Ini membuka prespektif baru buat kami," kata James Green direktur divisi sains planet NASA kepada jurnal ilmiah "Scientific American." Dengan metode itu, NASA, bisa menghemat sumber daya dan uang.
rzn/as
Curiosity Siap Jelajah Mount Sharp di Mars
Wahana nirawak penjelajah Mars. Curiosity, tiba di tujuan terakhir, yakni Mount Sharp. Di sanalah Curiosity akan melakukan penjelajahan dan penelitian lapangan terakhir.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Tiba di Tujuan Terakhir
Wahana Mars, Curiosity akhirnya tiba di kaki gunung Sharp yang menjulang di tengah kawah Gale. Di sinilah wahana robotik itu akan menjalankan misi terakhir. Awalnya ilmuwan akan memerintahkan Curosity untuk menjelajahi kaki gunung. Setelah tiba di bukit Pahrump, Curiosity lalu akan melanjutkan perjalanan mendaki ke puncak Sharp.
Foto: NASA
Rekor Jarak Tempuh
Januari 2004 misi Opportunity resmi dimulai di Mars. Sejatinya sang robot cuma direncanakan berjalan sekitar satu kilometer di permukaan planet merah itu. Namun dalam sepuluh tahun terakhir Opportunity membuktikan ketangguhannya dan mencetak rekor baru, yakni perjalanan terpanjang sebuah wahana di planet lain. Wahana NASA itu menempuh jarak 40 kilometer.
Foto: picture alliance/dpa
Akhir Rekor Abadi Lunochod
Catatan tersebut melampaui rekor yang dibuat rover milik Uni Sovyet, Lunochod 2 pada tahun 1973. Wahana tersebut menempuh jarak 39 kilometer di permukaan bulan dalam waktu lima bulan. Opportunity menurut Manajer Proyek NASA, John Callas, adalah wahana buatan manusia yang berjalan paling jauh di sebuah benda langit selain Bumi.
Foto: picture-alliance/dpa
Menuju Lembah Marathon
Adapun Spirit, saudara kembar Opportunity, meregang nyawa 2010 silam. Sebaliknya Opportunity terus berjalan hingga kini. Cuma sekitar dua kilometer memisahkannya dari jarak lari Marathon. Lokasi yang menjadi tujuan perjalanan rover tersebut sudah dibaptis oleh ilmuwan dengan nama, Lembah Marathon.
Foto: picture-alliance/dpa
Mars Curiosity
Beginilah sosok robot penjelajah Mars Curiosity yang diluncurkan NASA. Sejak Agustus 2012, Curiosity bergerak menjelajahi Planet Merah itu. Targetnya, robot ini harus meneliti, apakah planet Mars saat ini atau di masa lalu, memiliki kemampuan mendukung adanya kehidupan. Kini robot itu mengambil sampel batuan pertama.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Kawasan Yang Mendukung Kehidupan
Belerang, Nitrogen, Fosfor dan Karbon adalah elemen kimia yang ditemukan dalam sampel batuan Mars. Unsur-unsur ini memainkan peranan penting dalam munculnya kehidupan. Manajer NASA. Grotzinger mengumumkan dengan bangga : Berhasil menemukan kawasan yang dulunya bisa dihuni di Planet Merah itu.
Foto: picture alliance/AP Photo/NASA
Debu Penting
Debu tanah yang timbul saat pengeboran akan terus diteliti Curiosity. Para ilmuwan berharap, lewat debu tersebut mereka bisa mengetahui lebih jauh tentang keberadaan air di masa lalu Planet Merah itu.
Foto: Reuters/NASA/JPL-Caltech/MSSS
Pengeboran Pertama
Marsrover menggunakan lengan yang dilengkapi bor untuk menggali lubang selebar 1,6 sentimeter dan sedalam 6,4 sentimeter. Manajer NASA Grunsfeld menyebutnya sebagai "keberhasilan terbesar sejak mendarat".
Foto: Reuters/NASA/JPL-Caltech
Merayap
Sejauh ini robot penjelajah itu sudah menempuh jarak lebih 500 meter di permukaan planet Mars dan mencapai sasaran pertama Glenelg (Foto). Di sini dilakukan eksperimen dengan tangan robot, dimana Curiosity mengumpulkan sampel batuan pertama.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Univ. of Arizona
Eksplorasi Berlanjut
Wahana penjelajah berbobot 900 kg itu digerakkan dengan energi listrik yang dikumpulkan panel sel surya dan sebuah baterai radionuklida, dilengkapi 6 roda yang menjelajahi pasir serta batuan di planet Mars. Foto menujukkan roda kiri dengan latar belakang lereng Mount Sharp.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Malin Space Science Systems
Potret Diri
Curiosity dilengkapi beragam perangkat teknis. Komputer, antena, pemancar, kamera serta tangan robot. Pemeliharaan sebagiannya dilakukan robot itu sendiri. Selain itu, secara ajeg robot memotret dirinya sendiri, dan mengirimkan citranya ke Bumi.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Malin Space Science Systems
Mata Yang Bergerak
Sebuah kamera dipasang di ujung tangan robot ini. Namanya Mars Hand Lens Imager disingkat MAHLI. Ini sebetulnya sejenis mikroskop yang dengan bantuan tangan robot didekatkan ke obyek penelitian, untuk meneliti struktur berukuran amat kecil.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Gerhana Matahari
Sebuah kamera lainnya dipasang pada sebuah tiang di wahana penjelajah membuat foto ini September 2012 lalu. Bulan Mars Phobos, salah satu dari dua satelit alami Mars menghalangi matahari dan menciptakan gerhana matahari sebagian.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Jejak di Pasir
Seluruhnya misi ke Mars menelan biaya 2,5 Milyar US-Dollar, dan sementara dirancang berjalan selama 687 hari atau satu tahun Mars.