1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Libya Bersiap Umumkan Kemerdekaan

22 Oktober 2011

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, akhir misi NATO di Libya sudah dekat. Namun misteri penyebab kematian eks dikator Libya Muammar Gaddafi belum terungkap.

epa02974270 Libyans celebrate the fall of Sirte and death of fugitive former Leader Muammar Gaddafi, in Tripoli, Libya, 20 October 2011. According to media report, the head of the executive board of Libya's ruling National Transitional Council (TNC) Jibril confirmed the death of Muammar Gaddafi, Libyans poured into the streets to celebrate the news of Muammar Gaddafi's death on 20 October, as Western leaders called on the country's transitional government to embrace a new era of democracy after decades of despotism in the North African state. EPA/SABRI ELMHEDWI +++(c) dpa - Bildfunk+++
Rakyat Libya bersorak-sorai merayakan kemenangan atas runtuhnya pemerintahan Muammar Gaddafi.Foto: picture-alliance/dpa

Setelah kematian diktator Muammar Gaddafi Dewan Transisi Nasional NTC berencana untuk memproklamasikan kemerdekaan Libya hari Minggu (23/10) dan 30 hari kemudian akan dibentuk pemerintah sementara, demikian laporan stasiun berita Arab Al-Jazeera. Berdasarkan perkiraan kalangan diplomat, kemungkinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO dalam Sidang Khusus yang digelar hari ini (Sabtu 22/10) akan memutuskan untuk mengakhiri operasi militer NATO di Libya. Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, akhir misi NATO di Libya sudah dekat: "Akhirnya Libya dapat menutup bab gelap ini dalam sejarahnya dan membuka halaman baru. NATO dan mitra-mitranya berhasil menerapkan mandat PBB untuk melindungi rakyat Libya. Kami akan mengakhiri misi kami dalam kesepakatan dengan PBB dan Dewan Transisi Nasional, dan waktunya semakin dekat“, jelas Rasmussen.

Mustafa Abdul Jalil, pemimpin Dewan Transisi Nasional Libya NTCFoto: picture alliance/landov

Keluarga Gaddafi tuntut penyerahan jenazah Muammar Gaddafi dan putranya

Sementara itu, suku Muammar Gaddafi menuntut dari Dewan Transisi untuk segera menyerahkan jenazah Gaddafi dan putranya Mutassim untuk dikubur sesuai tradisi Islam di kota kelahirannya Sirte. Demikian disampaikan stasiun televisi yang pro Gaddafi, al-Rai yang berpusat di Suriah. Para penandatangan pernyataan tersebut menyebut dirinya sebagai ‚martir'. Tuntutan tersebut juga ditujukan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerjasama Islam dan organisasi hak asasi manusia Amnesty International.

Di lorong inikah Gaddafi tewas? Misteri kematian Gaddafi belum terungkapFoto: picture alliance/dpa

Berdasarkan keterangan stasiun berita Inggris BBC, dalam waktu dekat kedua jenazah itu akan diotopsi. Hingga kini belum dapat dipastikan penyebab kematian Gaddafi. Sumber-sumber resmi di Tripoli menyatakan, Gaddafi yang saat itu sudah terluka sedang berada dalam ambulan menuju Misrata ketika diserang dan kena tembakan mematikan. Menurut seorang dokter, Gaddafi tewas akibat tembakan jarak dekat di kepala dan bagian perut. Ini menunjukkan ada indikasi kesengajaan menembak mati Gaddafi, demikian informasi stasiun televisi Al-Arabiya.  

Jumat lalu (21/10) orang-orang mengantri panjang untuk membuat foto jenazah Gaddafi dengan telefon genggam. Jenazah Gaddafi diletakkan di atas kasur di lantai. Namun media Amerika Serikat melaporkan, bahwa jenazah Gaddafi disimpan dalam ruangan pendingin sebuah pasar swalayan.

Misteri tewasnya Gaddafi

Hingga malam kemarin (Jumat 21/10) Dewan Transisi Nasional belum dapat memutuskan, kapan dan di mana jenazah Gaddafi dan anaknya akan dimakamkan. Yang pasti, lokasinya akan dirahasiakan, agar tidak menjadi tempat ziarah bagi pendukungnya.

Terkait ketidakjelasan kematian Gaddafi, PBB dan istri Gaddafi, Safija menuntut dilakukan penyelidikan. „Kami tidak mengetahui bagaimana ia meninggal. Untuk itu harus dilakukan penyelidikan“, tutur juru bicara komisi tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Rupert Colville di Jenewa Jumat (21/10).

AN/DK/bbc/dpa