1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liga Arab Perpanjang Misi Pengamat

22 Januari 2012

Liga Arab memutuskan memperpanjang misi pengamat di Suriah selama sebulan lagi. Kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah mengritiknya dan menuntut dihentikannya misi pengamat. Di Suriah pertempuran terus berlanjut.

Sidang Liga Arab di KairoFoto: Reuters

Para menteri luar negeri dari 22 anggota  Liga Arab dalam sidangnya di Kairo, Minggu (22/01), selain memutuskan perpanjangan mandat, juga merencanakan perluasan misi pengamat. Disepakati para pengamat akan dilatih lebih baik lagi. Kemungkinan menyangkut perubahan persyaratan penugasan, masih dibahas lebih lanjut.

Kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah-SNC mengecam misi Liga Arab itu tidak ada gunanya. Disebutkan, rezim dari presiden Bashar al Assad terus melanjutkan aksi kekerasan terhadap warga yang menentangnya. Aksi kekerasan itu justru meningkat di saat para pengamat menjalankan misinya di Suriah. Dilaporkan, selama empat minggu keberadaan misi pengamat, tercatat 976 warga terbunuh.

Tim Pengamat Liga Arab saat bertugas di SuriahFoto: picture-alliance/dpa

Karenanya kelompok oposisi SNC menuntut agar misi Liga Arab itu dihentikan. Para pengamat tidak memiliki kemampuan membuat laporan obyektif, menyangkut situasi nyata di Suriah, tuding jurubicara SNC. Liga Arab seharusnya menyerahkan tema Suriah secara resmi ke Dewan Keamanan PBB.

Juga pakar Suriah dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik-SWP, Heiko Wimmen mengritik perpanjangan dan perluasan mandat misi pengamat Liga Arab itu.:”Satu bulan lebih lama, merupakan tragedi bagi mereka yang terbunuh di bulan itu”, tegasnya.

Laporan Al Dabi dikecam

Bendera Liga ArabFoto: picture-alliance/J.W.Alker

Kecamanan kelompok oposisi SNC itu terutama berkaitan dengan laporan yang disampaikan ketua pengamat Liga Arab di Suriah, jenderal asal Sudan, Mohammed Mustafa al-Dabi. Laporan Dabi yang disampaikan dalam sidang Liga Arab di Kairo itu, menuduh kedua belah pihak, rezim di Damaskus dan oposisi bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Suriah.

Al Dabi dalam pernyataanya hari Sabtu (21/01) juga menepis semua kritik, dengan menyebutkan, tugas misi pengamat di Suriah bukan untuk menghentikan aksi kekerasan dan pertumpahan darah. Melainkan melaksanakan mandat dari Liga Aeab, untuk memantau apakah pemerintah Suriah melaksanakan rencana Liga Arab, untuk mencari solusi krisis.

Pertempuran berlanjut

Kelompok pro-Bashar al Assad gelar aksi dukungan terhadap rezim di Suriah.Foto: dapd

Aksi kekerasan dan pertempuran antara tentara Suriah melawan pasukan yang melakukan desersi terus berlanjut. Hari Sabtu dan Minggu saja dilaporkan sekitar 110 orang tewas. Aktivis pembela hak asasi melaporkan, pasukan tentara yang desersi Sabtu (21/01) untuk sementara berhasil menguasai kota Duma di timur laut ibukota Damaskus. Pertempuran dilaporkan kembali berkobar hari Minggu (22/01) di luar kota Duma, serta di kawasana Jabal al Sawiya dekat perbatasan ke Turki.

Turki, yang negara tetangga Suriah, menyatakan siap bekerkasama dengan PBB, jika pecah krisis humaniter di Suriah. Menteri luar negeri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan, ia mengharapkan pemerintah di Damaskus menghentikan aksi kekerasan semena-mena terhadap rakyatnya, sebelum situasi berkembang menjadi krisis humaniter.

Rezim di Suriah harus mencari jalan untuk kembali menjalin perdamaian dengan rakyatnya, kata menlu Turki itu. Namun ditambahkannya, jika tragedi kemanusiaan tidak dapat dihindarkan, dan PBB turun tangan, Turki juga siap membantu.

Agus Setiawan/afp/rtr/dpa/dapd/dw

Editor : Marjory Linardy

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait