Altet bulu tangkis kawakan Liliyana Natsir menemui Presiden Joko Widodo di istana untuk menyampaikan permintaan khusus. Setelah 24 tahun berkarir, Jokowi juga punya pesan khusus untuk Butet.
Iklan
Langkah Liliyana Natsir di Istana Merdeka, Selasa pagi (29/01) punya tujuan tertentu. Ia tak sekadar ingin menyampaikan secara langsung niatnya untuk menggantung raket kepada Presiden Joko Widodo. Pemenang medali emas pada Olimpiade 2016 itu mengaku ingin mencurahkan perasaan kepada Jokowi, seperti yang ia akui lewat akun instagramnya.
"Hari ini saya mendapatkan kehormatan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi, memanfaatkan sedikit kesempatan untuk CUrCOL 😃 semoga dikabulkan oleh Beliau..." tulisnya. Curcol adalah singkatan dari 'curahan hati colongan'.
Apakah yang menjadi permintaan pebulutangkis yang sudah berkarir selama 24 tahun itu? Saat konferensi pers di istana, Butet menjelaskan ia ingin secara langsung menyampaikan kesiapannya apabila dibutuhkan untuk memacu prestasi para atlet-atlet muda Indonesia lainnya.
"Iya, berpamitan dan mohon arahan dari Pak Jokowi. Setelah ini mungkin jika saya dibutuhkan untuk membantu memotivasi adik-adik saya siap untuk ke sana," ucap perempuan yang akrab disapa Butet itu.
Butet pensiun dan berstatus PNS istimewa
Tugas konkrit seperti apa yang ditawarkan istana tak terungkap saat jumpa pers, namun Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyampaikan bahwa Liliyana sudah melewati uji kompetensi dan akan diangkat sebagai PNS dengan posisi istimewa.
"Itu (posisi) yang kami siapkan, yang pasti Butet istimewa lah," ungkapnya seperti dikutip dari Kompas.com
Posisi istimewa yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil di bidang tenaga fungsional kepelatihan dan altet di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Presiden juga mengisyaratkan peran Butet untuk memotivasi atlet muda dan menginspirasi mereka lewat prestasinya selama 24 tahun berkiprah di cabang olahraga bulu tangkis.
"Ini sebentar lagi Butet kan menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara), tapi tetap yang saya titipkan agar bisa memotivasi ke seluruh klub-klub yang ada di daerah-daerah. Semua diberi motivasi apa yang harus dikerjakan dalam meraih sebuah prestasi seperti yang sudah didapat oleh Liliyana," kata Presiden.
#TerimakasihButet #TerimakasihDebby
Linimasa terus ramai dengan hastag #TerimakasihButet sejak atlet berusia 33 tahun itu memutuskan menggantung raket seusai ajang Indonesia Masters 2018, Minggu (27/01). Tak terhitung prestasi yang diraih Butet yang membanggakan warganet. Selama karirnya ia pernah beberapa kali menjuarai England Open, meraih perak di Olimpiade 2008 dan medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Namun sebenarnya tidak hanya Butet yang pensiun, pebulutangkis ganda campuran, Debby Susanto juga mengakhiri karirnya seminggu sebelum Liliyana. Selama 17 tahun karirnya, Debby mengoleksi dua gelar juara yakni All England 2016 dan Korea Terbuka 2017.
Kini tantangan besar bagi bulu tangkis Indonesia menanti di Olimpiade 2020. Sepeninggalan dua atlet putri ini, akankah Indonesia dapat mempertahankan prestasinya? Butet punya satu pesan.
"Semoga prestasi-prestasi saya bisa memotivasi adik-adik untuk lebih berprestasi untuk membawa nama bangsa dan negara Indonesia di kancah internasional. Yang paling penting adalah di Olimpiade 2020, semoga tradisi medali emas tetap diteruskan," ujarnya di Istana Merdeka.
Kegemilangan kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 sudah melampaui torehan pada ajang serupa tahun 2014 di Korea Selatan. Cabang olahraga mana saja yang berhasil menyumbang medali emas untuk Indonesia?
Foto: Reuters/C. Mcnaughton
Penyumbang emas pertama
Defia Rosmaniar (23 tahun) menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018. Atlet cabang olahraga taekwondo itu meraih gelar dalam nomor pertandingan poomsae, seni yang dipadu iringan musik. Emas kedua datang dari Lindswell Kwok dari cabang Wushu. Ia meraih total skor tertinggi (19,50) di antara 16 pewushu lainnya saat turun di nomor Taijijian.
Foto: picture alliance / Photoshot
Duet emas dari sepeda gunung
Emas ketiga disumbangkan Tiara Andini Prastika. Atlet dari cabang sepeda gunung nomor downwhill putri itu tercatat sebagai yang tercepat dalam Asian Games 2018. Saat berlomba di Khe Bun Hill Subang, Senin (20/08), Tiara membukukan waktu dua menit 33,056 detik, dan mengalahkan atlet Thailand, Vipavee Deekaballes dengan selisih waktu 9,598 detik...
Foto: picture-alliance/Xinhua
Downhill putra turut sumbang prestasi
... Khoiful Mukhib juga meraih medali emas pada mountain bike nomor downhill putra, Senin (20/8). Dia menjadi yang tercepat di nomor downhill dengan catatan waktu 2 menit 16,687 detik. Torehan waktu Khoiful lebih cepat 1,497 detik dari Shengshan Chiang asal Taiwan. Raihan emas dari Khoiful ini membuat tim sepeda Indonesia sukses mengawinkan emas pada nomor downhill putra dan putri.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Angkat besi kian populer
Eko Yuli Irawan penuhi tugasnya sebagai lifter andalan Indonesia di Asian Games 2018. Medali emas untuk Eko Yuli Irawan dikalungkan langsung Presiden RI Joko Widodo yang hadir di JIExpo Kemayoran. Pria berusia 29 tahun itu tercatat sebagai sebagai lifter pertama yang menyumbang medali emas di ajang Asian Games. Ia berharap olahraga angkat besi bisa populer layaknya sepak bola dan bulu tangkis.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Dua emas dari paralayang
Dua emas disumbangkan cabang olahraga paralayang untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Tim beregu putra yang diperkuat Hening Paradigma, Thomas Widyananto, Rony Pratama, Jafro Megawanto berhasil mencatat skor terbaik pada nomor akurasi. Sehari setelahnya, emas kedua dari cabang paralayang disumbangkan Jafro Megawanto pada nomor akurasi tunggal putra di Gunung Mas Puncak.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Emas dari panjat tebing
Atlet putri, Aries Susanti Rahayu menyumbangkan satu emas saat berlaga di Jakabaring Sport City, Palembang. Ia menjadi yang tercepat pada babak final ketika berhadapan dengan wakil Indonesia lainnya, Puji Lestari. Raihan ini membuat panjat tebing sekaligus menyumbang satu emas dan satu perak untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Foto: Reuters/E. Su
Dayung sumbang emas ke-9
Medali emas dipersembahkan cabang olahraga dayung bagi kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, Jumat (24/8/2018). Tim putra Indonesia dari nomor Men's Lightweight Eight (LM8-) unggul atas tim Uzbekistan dan Hong Kong pada perlombaan di Jakabaring Rowing Lake. Indonesia mendapat lima medali dari cabang dayung, yakni satu medali emas, dua perak dan dua perunggu.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kurniawan
Emas dari tenis
Pasangan ganda campuran, Christopher Benjamin Rungkat dan Aldila Sutjiadi, berhasil menyumbangkan medali emas kesepuluh pada Asian Games 2018 dari cabang olahraga tenis, Sabtu (25/08). Kedua atlet tenis ganda campuran itu mengalahkan pasangan dari Thailand dengan skor 6-4, 5-7, 10-7 di Arena Tenis Jakabaring, Palembang. (kompas.com, detik.com, bola.com)
Foto: picture-alliance/Photosport/A. Cornaga
Emas terbanyak dari Pencak Silat
Indonesia tampil mendominasi di cabang olah raga bela diri ini. Dari 14 nomor final mereka ikuti, 11 medali emas sudah direbut pesilat-pesilat nasional. Namun ada sejumlah kejanggalan dikeluhkan negara peserta Asian Games 2018 di cabang ini.
Foto: Imago/Xinhua
Dua emas dari bulutangkis
Dari cabang olah raga bulutangkis, Indonesia mendapatkan dua emas, dua perak, dan empat perunggu. Medali emas diperoleh Jonatan Christie pada nomor tunggal putra dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan Marcus Fernaldi Gideon dari nomor ganda putra.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Sepak takraw berikan emas terakhir
Indonesia menambah perolehan emas Asian Games 2018 dari cabang olah raga sepak takraw Indonesia yang berjaya di final nomor kuadran putra. Kemenangan ini membuahkan medali emas ke-31.Tim sepak takraw putra Indonesia diperkuat Muhammad Hardiansyah Muliang, Nofrizal, Saiful Rizal, Husni Uba, Rizky Abdul Rahan Pago, dan Abdul Halim Radjiu.