Lima Warga Rusia Dituduh Ekspor Teknologi Militer AS
20 Oktober 2022
Jaksa AS telah menangkap sindikat "profesional" yang memfasilitasi pengiriman semikonduktor, radar, dan teknologi militer lainnya, yang kemudian ditemukan di medan perang Ukraina.
Iklan
Jaksa federal Amerika Serikat telah mendakwa lima warga Rusia dan dua warga Venezuela atas dugaan peran mereka dalam skema kompleks untuk mendapatkan teknologi militer dan teknologi dual-use milik Amerika, menjelang invasi Rusia ke Ukraina, kata para pejabat, Rabu (19/10).
Jaksa di New York itu menuduh beberapa terdakwa menggunakan perusahaan Jerman untuk mengangkut semikonduktor, radar, dan satelit yang dapat digunakan dalam pesawat tempur, sistem rudal, amunisi pintar, dan aplikasi militer berbasis ruang angkasa lainnya. Bahkan, beberapa perangkat telah ditemukan di medan perang di Ukraina, kata Departemen Kehakiman AS.
"Hari ini kami mengumumkan pembongkaran sindikat profesional yang terdiri dari setidaknya lima warga negara Rusia dan dua warga negara Venezuela, yang masing-masing terkait langsung dengan perusahaan korup milik negara, yang dengan sengaja berusaha menyembunyikan pencurian teknologi militer AS dan mengambil keuntungan dari penjualan minyak di pasar gelap," kata Asisten Direktur FBI Driscoll pada hari Rabu (19/10).
Dua dari lima warga negara Rusia yang didakwa, yakni Yury Orekhov dan Artem Uss, masing-masing telah ditangkap di Jerman dan Italia. Orekhov merupakan CEO dan Direktur Pelaksana Nord-Deutsche Industrieanlagenbau (NDA GmbH), sebuah perusahaan swasta peralatan industri dan perdagangan komoditas yang berlokasi di Hamburg, Jerman.
Sedangkan, Uss merupakan pemilik dari perusahaan Jerman lainnya dan merupakan putra gubernur wilayah Krasnoyarsk Krai Rusia.
Bank, mata uang kripto, dan minyak
Skema mereka tersebut diduga melibatkan pencucian uang melalui mata uang kripto, uang tunai dalam jumlah besar, dan juga lembaga keuangan, di mana Departemen Kehakiman menyebutnya sebagai yurisdiksi "berisiko tinggi".
Iklan
Mengenai transfer uang, Orekhov diduga telah memberi tahu salah satu rekannya bahwa, "jangan khawatir … ini merupakan salah satu bank paling buruk di UAE ... mereka dibayar untuk melakukan apapun."
Sindikat yang sama juga diduga telah mengirimkan minyak dari perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA, perusahaan yang telah dijatuhi sanksi oleh AS pada 2019 silam, ke para pembeli di Rusia dan Cina.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Alat proliferasi berpotensi nuklir telah disita
Dalam kasus terpisah yang juga diumumkan pada hari Rabu (19/10), jaksa federal AS di negara bagian Connecticut telah mendakwa empat orang lainnya atas percobaan mengekspor mesin gerinda yang dikendalikan oleh komputer atau jig grinder, ke Rusia.
Pihak berwenang AS berhasil mencegat pengiriman mesin tersebut di Riga, ibu kota Latvia. Mesin semacam itu dapat digunakan dalam program proliferasi dan pertahanan senjata nuklir.
Keempat orang tersebut semuanya merupakan warga negara Latvia atau Ukraina dan telah ditangkap di negara asal mereka.
"Seperti yang telah saya katakan, tim penyelidik dan jaksa kami, tanpa henti akan terus berupaya dalam mengidentifikasi, menemukan, dan mengadili mereka yang melakukan tindakan ilegal untuk merusak supremasi hukum dan memungkinkan rezim Rusia melanjutkan invasi tanpa alasan mereka ke Ukraina," jelas Jaksa AS Jenderal Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Jika terbukti bersalah, para terdakwa akan menghadapi hukuman penjara maksimal 30 tahun.