Gereja Katolik Jerman Lakukan Reformasi untuk Lindungi LGBTQ
23 November 2022
Gereja Katolik di Jerman telah memperbarui aturan perburuhannya untuk mengakhiri diskriminasi berdasarkan seksualitas.
Iklan
Gereja Katolik Jerman yang mempekerjakan sekitar 800.000 orang telah mengubah aturan perburuhannya sehingga orang tidak dapat lagi dipecat karena alasan memiliki pasangan sesama jenis atau menikah lagi setelah perceraian.
Hingga saat ini, karyawan Gereja Katolik dapat kehilangan pekerjaan jika menyatakan diri memiliki hubungan sesama jenis atau jika mereka menikah lagi setelah bercerai.
"Secara eksplisit, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, keragaman dalam institusi gereja diakui sebagai pengayaan,” demikian pengumuman Konferensi Waligereja Jerman.
Pengaruh Kristen Dalam Kehidupan Sosial dan Budaya di Jerman
Bagaimana peran dan pengaruh agama Kristen dalam kehidupan sosial dan budaya di Jerman masa kini? Inilah beberapa aspek menarik tentang kehidupan beragama di Jerman.
Foto: DW/M. M. Rahman
Agama dan penganutnya
Dua kelompok agama terbesar di Jerman adalah umat Katolik (23,6 juta) dan Protestan (21,9 juta). Selain itu masih ada penganut Islam (4,5 juta), Katolik Ortodoks (2 juta), Judaisme (99 ribu) dan agama-agama lain (851 ribu). Di luar itu ada sekitar 30 juta orang yang mengaku tidak beragama atau menganut kepercayaan lain.
Hanya sebagian kecil yang ke gereja secara reguler
Dari hampir 22 juta umat Protestan, hanya sekitar 776 ribu (3,5 persen) yang menyatakan pergi ke gereja secara teratur. Sementara umat Katolik hanya 2,4 juta dari seluruhnya 23,6 juta anggota yang beribadah ke gereja setiap hari Minggu.
Membayar "pajak gereja" (Kirchensteuer)
Gereja Katolik dan Protestan bekerjasama dengan negara untuk mengumpulkan yang disebut "pajak gereja", atau lebih tepatnya: iuran gereja. Setiap anggota kedua gereja ini wajib menyetor 8 sampai 9 persen pendapatannya, yang langsung dipotong oleh perusahaan tempat kerjanya dan disetor ke kantor pajak. Tahun 2016, dana gereja Katolik dan Protestan yang terkumpul adalah sekitar 11,6 miliar Euro.
Tanah dan bangunan
Gereja memiliki aset cukup besar berupa tanah dan bangunan, rumah sakit dan sekolah-sekolah. Di Jerman ada sekitar 25 ribu gedung gereja Katolik dan Protestan. Selain itu mereka menguasai lebih dari 800 ribu hektar tanah dan mengelola puluhan ribu sarana sosial.
Foto: picture-alliance/S. Derder
Peran tradisional di institusi publik
Gereja Katolik dan Protestan punya peran penting dalan institusi-institusi publik. Mereka misalnya mengirim wakil di Dewan Pengawas Lembaga Siaran Publik seperti ARD, ZDF dan Deutsche Welle.
Foto: DW
Anggota gereja tidak terlalu percaya doktrin agama
Dalam jajak pendapat dari tahun 2017 yang dilaksanakan INSA, hanya 52 persen umat Katolik dan 48 persen umat Protestan yang mengatakan mereka percaya tentang kebangkitan Yesus. Hanya 40 persen umat Katolik dan 32 persen umat Protestan yang mengatakan percaya ada kehidupan setelah kematian.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Vennenbernd
Identitas Kristen tidak berkaitan dengan doktrin agama
Lembaga penelitian opini publik EMNID tahun 2017 melakukan jajak pendapat di kalangan penganut Katolik dan Protestan: apakah mereka percaya adanya Tuhan. 24 persen umat Protestan dan 11 persen umat Katolik mengatakan "tidak". Artinya, bagi mereka agama adalah bagian dari identitas sosial dan bukan doktrin-doktrin atau kaidahnya. (Kathleen Schuster/Ed: hp/ts)
Foto: picture alliance/dpa/P.Endig
7 foto1 | 7
Ditambahkan bahwa "terlepas dari tugas konkret mereka, asal usul mereka, agama mereka, usia mereka, kecacatan mereka, jenis kelamin mereka, identitas seksual mereka dan cara hidup mereka, semua karyawan merupakan perwakilan dari sebuah gereja yang "melayani warga."
"Selama mereka memiliki sikap positif dan keterbukaan terhadap pesan Injil [dan] menghormati karakter Kristiani dari institusi tersebut.”
Tekanan yang memuncak untuk reformasi
Komite Pusat Umat Katolik Jerman mengatakan reformasi ini sebagai langkah yang "terlambat", sementara Komunitas Perempuan Katolik Jerman menggambarkan reformasi ini sebagai "tonggak sejarah".
Namun, Thomas Schüller, seorang pakar hukum geraja, mengatakan kepada kantor berita dpa Jerman bahwa keputusan itu "didorong oleh pengadilan perburuhan negara", yang telah lama diutamakan dalam masalah hukum perburuhan Gereja sehubungan dengan gaya hidup seseorang.
Christian Weisner dari kelompok advokasi "We Are Church" menyambut baik langkah reformasi tersebut, tetapi mencatat bahwa "mungkin juga karena gereja kekurangan staf." yf/hp (dpa, AP, KNA)