Komisi Eropa akhirnya mengeluarkan izin untuk Lion Air dan sejumlah maskapai Indonesia lain untuk beroperasi di wilayahnya. Ironisnya larangan terbang berlaku buat maskapai milik Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti
Iklan
Komisi Eropa akhirnya menerbitkan izin terbang buat sejumlah maskapai Indonesia. Menurut laporan teranyar, Brussels kembali mengizinkan Lion Air, Batik Air dan Citilink buat beroperasi di Eropa.
Namun daftar larangan terbang yang dikeluarkan Komisi Eropa baru-baru ini masih mencantumkan maskapai Sriwijaya Air, Riau Airlines dan Pelita Air Service. Secara keseluruhan sebanyak 52 maskapai asal Indonesia masih dilarang melintas di langit Eropa.
Komisi Eropa juga melarang maskapai ASI Pudjiastuti alias Susi Air yang dimiliki Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Lampu Hijau buat Iran Air
Sementara itu Brussels juga mencabut maskapai nasional Iran, Iran Air, dari daftar larangan terbang. "Menyusul kunjungan saya April lalu, pengujian teknik telah dilakukan pada bulan Mai," kata Komisioner Transportasi Uni Eropa, Violeta Bulc.
"Berdasarkan hasilnya, saya gembira bisa mengumumkan akan menerima hampir semua jenis pesawat dari Iran Air untuk kembali ke langit Eropaq." Sebelumnya UE cuma mengizinkan pesawat Airbus milik Iran Air untuk beroperasi di wilayahnya.
Maskapai Iran Air selama ini terpukul oleh embargo ekonomi Eropa dan Amerika Serikat karena tidak diizinkan mengimpor suku cadang yang diperlukan buat merawat armadanya. Setelah pencabutan sanksi, Iran langsung memesan 100 pesawat Airbus dan berniat membeli armada tambahan dari Boeing.
Maskapai Indonesia Terburuk di Dunia
Sembilan dari sepuluh maskapai penerbangan dengan rekam jejak paling buruk di dunia berasal dari Indonesia. Daftar muram ini disusun situs penerbangan Airlineratings.com. Berikut sepuluh maskapai yang patut dihindari
Foto: Reuters
Rapor Merah Maskapai Indonesia
Sebanyak 10 maskapai didaulat sebagai yang paling buruk di dunia tahun 2016. Celakanya sembilan di antaranya berasal dari Indonesia. Daftar yang dirilis situs Airlineratings.com itu terutama menyoroti aspek perawatan pesawat, kesadaran keamanan dan manajemen penerbangan yang dinilai berisiko. Sepuluh yang masuk dalam daftar cuma mendapat angka satu atau bahkan nol dari lembaga rating tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F.Lisnawati
Blue Wing Airlines, Suriname
Maskapai asal Suriname ini beroperasi sejak 2002. Sebenarnya tahun 2007 Blue Wing Airlines sempat dicoret dari daftar hitam penerbangan Uni Eropa. Tapi maskapai yang awalnya cuma bermodalkan pesawat kecil seperti Cessna atau DHC Twin Otter itu kembali mendapat larangan terbang di Eropa tahun 2010. Airline Ratings mencatat Blue Wing sebagai maskapai terburuk selama dua tahun berturut-turut
Foto: Imago/Star-Media
Batik Air, Indonesia
Batik Air didirikan oleh Lion Air 2013 silam buat melayani rute penerbangan ke kota kecil, semisal Bandung, Kupang atau Bengkulu. November 2015 silam salah satu pesawat Batik Air tergelincir di bandara Adisucipto, Yogyakarta. Insiden tersebut adalah satu-satunya kecelakaan yang dicatat oleh maskapai berusia muda ini. Batik Air juga masuk dalam daftar larangan terbang versi Uni Eropa.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Lion Air, Indonesia
Maskapai raksasa milik Rusdi Kirana ini berambisi merajai langit Asia. Untuk itu Lion Air memesan ratusan pesawat termutakhir dari Boeing dan Airbus. Lion sempat masuk dalam daftar hitam Uni Eropa. Namun kemudian pertengahan tahun 2016 dicabut dari daftar tersebut. Maskapai ini pun sempat berada di posisi buncit dalam daftar lansiran Airlineratings.com.
Foto: Reuters
Citilink, Indonesia
Citilink yang beroperasi sejak tahun 2012 adalah upaya Garuda Indonesia untuk mengimbangi arus penerbangan murah yang sedang menggeliat di tanah air. Saat ini Citilnk telah memesan puluhan pesawat A320 teranyar dari Airbus. Namun maskapai asal Surabaya ini tetap masuk dalam daftar hitam Uni Eropa dan diplot sebagai salah satu maskapai paling buruk di dunia oleh Airlineratings.com
Foto: Reuters
Kalstar Aviation, Indonesia
Maskapai yang didirikan oleh sebuah agen perjalanan bernama sama di Samarinda ini beroperasi sejak 2008. Saat ini Kalstar Aviation mengusung armada mini yang kebanyakan jenis pesawat berbaling-baling ATR buatan Perancis. Pesawat Kalstar pernah tercatat tergelincir di Kupang baru-baru ini.
Foto: Getty Images/A. Berry
Sriwijaya Air, Indonesia
Beberapa insiden minor tercatat dalam sejarah Sriwijaya Air yang baru seumur jagung. Didirikan oleh keluarga Lie, maskapai ini pernah tergelincir 2008 lalu di Bandar Udara Sultan Thaha dan menabrak tiga orang. Insiden diakibatkan kerusakan pada sistem hidraulik rem. Sebanyak 13 orang mengalami luka-luka. Serupa dengan maskapai lain dalam daftar, Sriwijaya Air juga dilarang terbang di Eropa
Foto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Trigana Air Service, Indonesia
Nama Trigana Air Service mencuat sejak kecelakaan di Oksibil, Papua, yang menewaskan 56 penumpang. Sejak saat itu nama maskapai milik konglomerat Rubijanto Adisarwono ini masuk dalam daftar hitam Eropa. Trigana berarmadakan sejumlah pesawat baling-baling ATR dan Boeing 737-200.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
Wings Air, Indonesia
Wings Abadi Airlines adalah maskapai lain yang dimiliki sepenuhnya oleh grup Lion Air. Serupa dengan Batik Air, maskapai yang beroperasi sejak 2003 ini lebih banyak melayani rute penerbangan ke kota-kota kecil. Wings Air masih tercatat dalam daftar larangan masuk Uni Eropa.
Foto: Flickr/Anton Muhajir
Xpress Air, Indonesia
Didirikan tahun 2003, Xpress Air awalnya cuma melayani rute penerbangan di timur Indonesia. Sejak 2007 maskapai ini masuk dalam daftar larangan terbang Uni Eropa. Xpress Air berarmadakan 12 pesawat yang sebagian besar tipe Boeing 737.
TransNusa Air Service
Beroperasi sejak 2005, maskapai milik pengusaha muda Juvenile Jodjana ini awalnya harus meminjam pesawa milik Pelita Air dan Trigana Air. Trans Nusa yang bermarkas di Kupang lalu banyak mengoperasikan pesawat baling-baling ATR untuk melayani rute di timur Indonesia.