Anggota dewan di Herxheim am Berg lewat pemungutan suara memutuskan untuk menyimpan lonceng era Nazi yang kontroversial. Beberapa warga khawatir lonceng gereja ini bisa menjadi daya tarik bagi kelompok sayap kanan.
Iklan
Dalam sebuah pemungutan suara pada hari Senin (26/02/18) malam, dewan lokal sebuah desa kecil di Jerman barat daya memutuskan untuk mempertahankan lonceng era gereja Nazi - lengkap dengan tulisan sembolan nasionalisme "Alles für Vaterland - Adolf Hitler".
Anggota dewan di Herxheim am Berg, 50 kilometer (barat laut) barat laut Heidelberg, mengatakan lonceng dengan swastika ini diharapkan menjadi dorongan rekonsiliasi dan peringatan akan kekerasan dan ketidakadilan.
Dewan menolak himbauan beberapa warga agar lonceng tersebut dibongkar, dan juga menolak tawaran dari gereja Protestan setempat untuk menanggung biaya pemasangan lonceng baru.
Lonceng perunggu yang kontroversial ini tergantung di gereja tersebut sejak 1934. Keberadaannya baru diketahui saat mantan pemain organ gereja, Sigrid Peters, mengeluhkan tentang peninggalan era Nazi tersebut.
Inilah Potret Para Dedengkot NAZI
Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman NAZI mengukir sejarah kelam abad ke-20 lewat ideologi, propaganda dan kejahatan perang. Siapa saja para tokoh-tokohnya?
Foto: General Photographic Agency/Getty Images
Joseph Goebbels (1897-1945)
Sebagai Menteri Propaganda Hitler, penebar racun anti semit ini bertanggung jawab untuk memastikan semua pesan Nazi diterima oleh setiap warga negara di periode Reich Ketiga. Dia mencekik kebebasan pers, menguasai semua media, kesenian, dan informasi, dan mendorong Hitler menyatakan "Totalitas Perang". Goebbels dan istrinya bunuh diri pada tahun 1945, setelah meracuni keenam anak mereka.
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Adolf Hitler (1889-1945)
Pemimpin Partai Nazi ini telah mengembangkan propaganda antisemitisme, antikomunisme dan ideologi rasisme ini sejak sebelum menjadi kanselir tahun 1933. Dia merusak institusi politik dan mengubah Jerman menjadi negara totaliter. Dari tahun 1939 sampai 1945, ia memimpin Jerman di Perang Dunia II sambil mengawasi Holocaust. Ia bunuh diri pada bulan April 1945.
Foto: picture-alliance/akg-images
Heinrich Himmler (1900-1945)
Sebagai pemimpin satuan milisi Nazi yang ditakuti: SS (Schutzstaffel), Himmler adalah salah satu anggota partai Nazi yang paling bertanggung jawab atas Holocaust. Dia juga menjabat sebagai kepala polisi dan Menteri Dalam Negeri, sehingga mengendalikan semua pasukan keamanan Reich Ketiga. Ia mengawasi pembangunan dan operasi semua kamp pemusnahan, di mana lebih dari 6 juta orang Yahudi dibunuh.
Foto: picture-alliance/dpa
Rudolf Hess (1894-1987)
Hess gabung dengan Nazi tahun 1920. Ia ambil bagian dalam Bierkeller Putsch (Hitlerputsch) 1923 -usaha Nazi dalam menumbangkan kekuasaan, namun gagal. Di penjara, ia membantu Hitler menulis "Mein Kampf." Hess terbang ke Skotlandia tahun 1941 untuk negosiasi perdamaian. ia ditangkap & ditahan sampai akhir perang. 1946, ia diadili di Nürnberg & dipenjara seumur hidup hingga meninggal dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Adolf Eichmann (1906-1962)
Bersama Himmler, Eichmann adalah fasilitator utama Holocaust. Sebagai letkol SS, ia berhasil mendeportasi massal orang Yahudi ke kamp-kamp pemusnahan Nazi di Eropa Timur. Setelah kekalahan Jerman, Eichmann melarikan diri ke Austria, lalu ke Argentina, di mana ia ditangkap Mossad Israel tahun 1960. Setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan, ia dieksekusi tahun 1962.
Foto: AP/dapd
Hermann Göring (1893-1946)
Göring menjadi orang kedua paling berkuasa di Jerman ketika Nazi berkuasa. Ia mendirikan Gestapo, polisi rahasia dan menjabat sebagai komandan angkatan udara Luftwaffe sampai sebelum perang berakhir, serta semakin tak dipercaya Hitler. Göring dihukum mati di Nürnberg tapi telanjur bunuh diri pada malam hari sebelum dieksekusi. Ed: Cristina Burack (ap/as)
Foto: Three Lions/Getty Images
6 foto1 | 6
"Tidak mungkin seorang bayi dibaptis dan lonceng bertuliskan ‘Semuanya untuk tanah air‘, berdentang," dikatakan Sigrid Peters kepada kantor berita DPA pertengahan tahun lalu.
Ia juga merasa terganggu dengan situasi ini, mengingat setiap tahunnya banyak pasangan di sekitar negara bagian Rhineland-Pfalz yang melakukan upacara pernikahan di gereja yang indah ini. "Mereka sama sekali tidak tahu akan keberadaan lonceng ini," kata Peters.
Lonceng Nazi ini memicu perdebatan sengit tentang bagaimana langkah Jerman berurusan dengan simbol dari era Nazi. Banyak penduduk khawatir lonceng perunggu ini akan merusak reputasi gereja, atau keberadaannya akan mendorong kelompok neo-Nazi untuk datang ke desa tersebut. Sementara pihak lain mengkhawatirkan, jika lonceng dibongkar maka berarti sejarah kota akan ditutup-tutupi.
Debat lonceng ini tersebut semakin memanas ketika walikota kota Roland Becker menyatakan bahwa tidak selama era Nazi tidak semuanya buruk. Pernyataan ini telah memaksa Roland Becker untuk mengundurkan diri.
Strategi Hitler Membunuh Demokrasi
Hanya dalam 18 bulan, seorang asing tanpa pendidikan formal atau pengalaman politik, tanpa kewarganegaraan atau kursi mayoritas di parlemen, mampu mengubah Jerman dari negara Demokrasi menjadi totaliter.
Foto: picture-alliance/dpa/Keystone
Kehancuran Jerman
Pada dekade 1920an Jerman yang sedang terseret krisis ekonomi dan sosial pasca Perang Dunia I, membutuhkan stabilitas politik untuk menggenjot perekonomian. Pada pemilu 1926 partai bentukan Adolf Hitler, NSDAP, cuma dipilih oleh 800.000 penduduk (2,6%). Namun pada September 1930, pendukung kaum fasis berlipatganda menjadi 6,4 juta pemilih (18,3%). Apa sebab?
Foto: Stadtmuseum Berlin
Strategi Hitam
Strategi Hitler buat merebut hati pemilih tertera dalam karyanya sendiri, Mein Kampf. Di dalamnya ia mengusulkan agar kampanye dibatasi pada isu yang bersifat emosional dan dikemas dalam kosakata politik yang sederhana dan mudah diingat. Selain itu pesan yang biasanya membidik emosi khalayak diulang sebanyak mungkin. NSDAP juga menghindari diferensiasi dan cendrung memukul rata obyek serangannya.
Foto: picture-alliance/Imagno
Bahasa Kaum Fasis
Menurut intelektual Yahudi-Jerman, Hannah Arendt, kaum fasis banyak mempropagandakan kebohongan ihwal ancaman oleh kaum Yahudi dan asing. Saat itu pun, tulis Arendt dalam The Origins of Totalitarianism, kaum kiri dan liberal berupaya menghalau kebohongan dengan fakta. Namun menurut Arendt, kebohongan anti asing dan Yahudi bukan dibuat untuk meyakinkan penduduk, melainkan sebuah ikrar politik.
Foto: ullstein
Didukung Petani dan Pengusaha
Berbeda dengan anggapan umum bahwa pemilih Hitler merupakan pengangguran yang frustasi atas kondisi ekonomi, sebuah studi teranyar mencatat pemilih terbesar NSDAP adalah petani, pensiunan dan pengusaha, terutama pemodal berkocek tebal yang mengimpikan kemajuan ekonomi lewat jalur cepat seperti yang dijanjikan oleh NSDAP.
Foto: picture-alliance/akg
Genting di Berlin
Menjelang pemilu Juli 1932 situasi politik di Jerman menyerupai perang saudara. Konflik berdarah antara simpatisan merajalela. Pada Juni 1932, 86 orang tewas dalam bentrok antara kaum Komunis dan sayap paramiliter NSDAP. Saat itu partai-partai pro demokrasi masih berharap hasil pemilu akan menggugurkan dominasi satu partai. Namun NSDAP justru keluar sebagai pemenang terbesar dengan 37,4% suara.
Foto: Getty Images
Nafsu Kuasa
Lantaran partai-partai politik gagal membentuk pemerintahan mayoritas, Jerman kembali menggelar pemilu pada November 1932. Kali ini NSDAP kehilangan banyak suara. Sebaliknya kaum kiri dan komunis menguasai 36% kursi di parlemen. Namun lantaran ingin berkuasa, sejumlah politisi papan atas Jerman memilih berkoalisi dengan NSDAP dan mengusung Hitler sebagai kanselir.
Foto: ullstein
Perebutan kekuasaan
Pada 30 Januari 1933 Hitler dilantik sebagai Kanselir. Ia lalu meminta Presiden Paul von Hindenburg buat membubarkan parlemen lantaran kebuntuan politik menyusul tidak adanya kekuatan mayoritas di parlemen. Permintaannya dikabulkan. Pada pemilu 1933 Hitler menggunakan kekuasaanya untuk menekan musuh-musuh politiknya. Pemilu tidak lagi bebas dan NSDAP menjelma menjadi kekuatan tunggal di parlemen.
Foto: picture-alliance/AP Images
Kematian Demokrasi
Sejak itu Nazi menggiatkan propaganda dan presekusi terhadap kaum Yahudi. Hitler yang meleburkan perangkat partai dengan lembaga negara dengan cepat mempreteli parlemen dan struktur demokrasi warisan Republik Weimar. Menjelang Perang Dunia II, NSDAP menggunakan strategi propaganda yang sama untuk membibit kebencian terhadap negara asing.
Foto: General Photographic Agency/Getty Images
8 foto1 | 8
Pejabat setempat memerintahkan penilaian dari pihak independen untuk membantu anggota dewan dalam membuat keputusan tentang hal ini. Sebelum pemungutan suara, disimpulkan bahwa bahwa lonceng tersebut harus diklasifikasikan sebagai monumen yang harus dipindahkan ke museum atau tetap disimpan di menara gereja.
Dewan memutuskan bahwa lonceng itu akan dioperasikan kembali, dan sebuah plakat terpampang di dinding di gereja menceritakan sejarah lonceng ini.
Beberapa bulan sebelum keputusan hari Senin kemarin, gereja tersebut memutuskan untuk tidak membunyikan lonceng itu, dan mengoperasikan dua lonceng lainnya yang tidak memiliki motif Nazi.
Menjelang pemungutan suara, Walikota Georg Welker secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap lonceng ini. Bulan lalu, ia mengatakan kepada lembaga penyiaran ARD bahwa dentangan lonceng ini merupakan satu cara yang penting untuk mengingat korban rezim Nazi.
"Tidak Akan Pernah Terulang Lagi" - Monumen tentang Kengerian
Properti warga Yahudi di Jerman disita November 1938, dan ribuan orang diangkut ke kamp konsentrasi. Berbagai monumen di Jerman didirikan sebagai peringatan agar peristiwa itu tidak pernah terulang lagi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Wannsee House (Rumah Wannsee)
Vila di tepi danau Wannsee di Berlin adalah lokasi menentukan dalam perencanaan Holocaust, yaitu pembantaian warga Yahudi di jaman PD II. 15 anggota pemerintahan NAZI dan satuan SS bertemu di sini 20 Januari 1942 untuk merencanakan deportasi dan pembantaian warga Yahudi di seluruh kawasan yang dikuasai Jerman. 1992 villa ini dijadikan tugu peringatan dan museum.
Foto: picture-alliance/dpa
Dachau
Kamp konsentrasi pertama dibuka di Dauchau, tidak jauh dari München. Hanya beberapa pekan setelah Adolf Hitler mulai berkuasa, kamp ini digunakan satuan SS untuk memenjara, menyiksa dan membunuh penentang rezim. Dachau juga jadi prototipe bagi sejumlah kamp yang dibangun setelahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahan Tempat Demonstrasi Kekuatan
Nürnberg adalah kota di mana tempat propaganda terbesar partai NAZI dari 1933 sampai dimulainya PD II tahun 1939. Kongres partai tahunan serta demonstrasi yang dihadiri sekitar 200.000 orang diadakan di area seluas 11 km². Sekarang, Gedung Kongres yang tak selesai dibangun ini menjadi pusat dokumentasi dan museum.
Foto: picture-alliance/Daniel Karmann
Bergen-Belsen
Kamp konsentrasi Bergen-Belsen di Niedersachsen awalnya penjara tawanan perang, kemudian menjadi kamp konsentrasi. Tahanan yang terlalu sakit untuk bekerja diangkut ke sini dari kamp konsentrasi lain. Banyak juga yang meninggal akibat penyakit. Dari 50.000 yang tewas di sini, salah satunya Anne Frank, anak perempuan Yahudi yang dikenal karena buku hariannya yang dipublikasikan internasional.
Foto: picture alliance/Klaus Nowottnick
Monumen Perlawanan Warga Jerman terhadap NAZI
Gedung Bendlerblock di Berlin dulunya tempat berkumpul kelompok mililter penentang NAZI. 20 Juli 1944, sekelompok perwira NAZI yang dipimpin Kolonel Claus von Stauffenberg melaksanakan upaya pembunuhan terhadap Hitler, namun gagal. Pemimpin kelompok itu ditembak mati pada hari yang sama di lapangan di tengah gedung Bendlerblock. Sekarang menjadi Pusat Peringatan Perlawanan Jerman terhadap NAZI.
Foto: picture-alliance/dpa
Pusat Eutanasia Hadamar
Dari 1941 orang-orang yang punya kelemahan fisik dan mental dibunuh di rumah sakit Hadamar di Hesse. Karena dinyatakan "tidak diinginkan" oleh Nazi, sekitar 15.000 orang dibunuh dengan suntikan obat mematikan atau dengan gas. Di seluruh Jerman sekitar 70.000 dibunuh sebagai bagian dari program Eutanasia NAZI. Sekarang Hadamar jadi monumen bagi para korban.
Foto: picture-alliance/dpa
Monomen Holocaust
Monumen berdiri di sebelah Gerbang Brandenburg, dan jadi monumen bagi warga Yahudi yang dibantai di Eropa. Monumen diresmikan 60 tahun setelah berakhirnya PD II, tanggal 10 Mei 2005. Karya arsitek Peter Eisenman ini berupa 2.711 kotak beton yang memenuhi lahan luas. Di bawah monumen terhadap pusat informasi, di mana dicantumkan seluruh warga Yahudi korban NAZI, yang diketahui namanya.
Foto: picture-alliance/dpa
Monumen bagi Warga Homoseksual
Tidak jauh dari monumen Holocaust di Berlin, berdiri monumen peringatan bagi ribuan warga homoseksual yang jadi korban NAZI antara 1933 dan 1945. Monumen setinggi empat meter ini diresmikan 27 Mei 2008.
Foto: picture alliance/Markus C. Hurek
Monumen bagi Warga Sinti dan Roma
Di seberang gedung parlemen, Reichstag di Berlin, sebuah taman diresmikan 2012 jadi peringatan bagi 500.000 warga Sinti dan Roma yang dibunuh rezim NAZI. Di tepian sebuah kolam peringatan tercantum puisi berjudul Auschwitz, karya pujangga Roma Santino Spinelli. Puisi ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Romani.
Foto: picture-alliance/dpa
Stolpersteine: Batu Sandungan Sebagai Monumen
Tahun 1990-an, seniman Gunther Demnig memulai proyek untuk mengkonfrontasikan orang dengan masa lalu Jerman, tepatnya NAZI. Karyanya berupa sejumlah batu beton yang dilapis kuningan, yang ditempatkan di depan rumah korban NAZI. Pada batu tercantum nama dan tanggal deportasi serta kematiannya, jika diketahui. Lebih dari 45.000 Stolpersteine (batu sandungan) ditempatkan di 18 negara Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
Brown House (Rumah Coklat) di München
Tepat di sebelah Führerhaus (rumah pemimpin), di mana kantor Adolf Hitler dulu berada, terdapat markas besar Partai NAZI, yaitu di gedung bernama Brown House. Bangunan berupa kubus berwarna putih kini berdiri di lokasi itu, dan menjadi Pusat Dokumentasi bagi Sejarah NAZI, diresmikan 30 April 2015. Penulis: Max Zander, Ille Simon (ml/as).