1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

London-Serangan Teror

12 Agustus 2006

Karena khawatir akan adanya serangan teror atas sejumlah pesawat terbang, aparat keamanan Inggris menutup pelabuhan udara Heathrow, yang menjadi salah satu tempat persilangan lalulintas udara terbesar dunia.

Ancaman serangan teror lumbuhkan bandar udara Heathrow, Inggris
Ancaman serangan teror lumbuhkan bandar udara Heathrow, InggrisFoto: AP

Apakah ini merupakan situasi indah yang baru bagi dunia penerbangan? Demikian pertanyaan sinis harian Zürich Tages-Anzeiger.

"Yang jelas, kita semua sudah pernah terbang dengan lebih nyaman, yaitu sebelum terjadinya serangan 11 September 2001. Kini, tindakan pengamanan di seluruh dunia diperketat. Selama bahaya teror secara umum tetap dirasakan, upaya penjagaan keamanan tidak boleh menurun. Dan nampaknya ancaman teror masih akan berlangsung lama. Harian itu berspekulasi, setelah serangan di London berhasil digagalkan, perjalanan dengan pesawat terbang sekarang kemungkinan akan kurang nyaman dan lebih rumit. Dan juga tambah mahal."

Kita harus belajar untuk hidup dengan kesulitan itu, sepertihalnya orang-orang yang tinggal di daerah yang terancam bencana gempa bumi. Demikian pendapat harian Libération yang terbit di Paris.

"Radikalisme Islam memiliki beberapa api di nerakanya. Menurut pihak Shiah, radikalisme itu memberikan inspirasi bagi calon martir Hisbullah di Lebanon. Sedangkan menurut versi Suni, radikalisme menimbulkan kelompok-kelompok yang menyimpang dari agama Islam. Mereka bisa dibilang menjadi pendukung Al Qaeda. Kelompok-kelompok itu ibaratnya saudara kembar tetapi juga saling bersaing. Mungkin saja kelompok yang menyerang di London ingin memperluas dampak konflik Lebanon. Tetapi mungkin juga, mereka ingin menyaingi citra saingannya yaitu kubu Shiah yang belakangan ini kian membaik."

Sementara itu, harian Dernière Nouvelles d’Alsace yang terbit di Straßburg memuji keberhasilan aparat keamanan Inggris dalam menggagalkan serangan terror tersebut. Harian itu juga berpendapat, operasi yang dijalankan polisi dan dinas rahasia Inggris itu bisa dijadikan pelajaran.

"Di satu pihak operasi itu menunjukkan, kesiagaan aparat tidak menurun. Terutama di Inggris, di mana baru tahun lalu terjadi serangan teror di sejumlah stasiun kereta bawah tanah London. Tentutnya diharapkan, di kota-kota lain Eropa, aparat keamanannya juga sesiaga itu. Di lain pihak, upaya komplotan yang melakukan serangan teror itu menunjukkan seberapa rentannya masyarakat-masyarakat dunia. Hanya dengan beberapa desiliter bahan peledak cair yang sulit dideteksi, teroris bukan saja dapat menyebabkan kerugian besar, namun juga melumpuhkan lalulintas udara di seluruh dunia. Lebih jauh harian itu menambahkan, hidup kita sekarang dan perekonomian dunia bisa dibilang berada di tangan orang-orang fanatik."

Berkaitan dengan serangan teror yang berhasil digagalkan di London, harian Le Figaro yang juga terbit di Paris mengomentari usaha memerangi terorisme.

"Kita akan menipu diri sendiri, jika kita berpikir, bahwa penangkapan Osama Bin Laden, atau penarikan tentara AS dari Irak, atau juga perdamaian di Timur Tengah bisa mengakhiri Jihad. Justru sebaliknya, pelaku-pelaku serangan teror dan negara-negara yang mendukungnya tidak boleh dikasihani. Demikian pendapat harian “Le Figaro“. Berhasil diungkapnya rencana serangan teror di London melalui penyelidikan yang sangat teliti menunjukkan, negara-negara Barat menyadari tantangan yang harus dihadapi, dan usahanya mulai mendatangkan hasil."