1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Jerman Umumkan Lonjakan Kebangkrutan Korporasi

14 Juni 2024

Jumlah perusahaan yang bangkrut di Jerman melonjak, melanjutkan tren kemunduran jangka panjang. Iklim keuangan global yang lesu ikut memorakporandakan kelompok usaha menengah yang selama ini menopang ekonomi.

Pelabuhan di Hamburg, Jerman
Pelabuhan ekspor di Hamburg, JermanFoto: Hauke-Christian Dittrich/picture alliance

Sebanyak 5.209 perusahaan mendaftarkan kebangkrutan di Jerman pada kuartal pertama tahun 2024, menurut data Badan Statistik Federal, Destatis, Jumat (14/6).  Tren tersebut diprediksi akan terus bereskalasi.

Analis memperkirakan, jumlah kebangkrutan korporasidi Jerman akan mencapai angka 20.000 kasus pada akhir tahun, berdasarkan perhitungan statistik jangka panjang dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lesu. Diyakini, angka kebangkrutan di Jerman sepanjang tahun 2024 akan melampaui perkiraan semula.

Gelombang kepailitan sudah diprediksi sejak jauh hari, setelah pemerintah menghentikan bantuan negara selama pandemi Covid-19. Tahun lalu, jumlah perusahaan yang mendaftarkan diri bangkrut mencapai 17.814 kasus.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Data Destatis juga menunjukkan, permohonan kebangkrutan meningkat sebesar 22,4 persen pada Oktober 2023 dibandingkan dengan Oktober 2022.

Decouple from China? Not quite yet

05:48

This browser does not support the video element.

Rontok di sektor konstruksi

Tahun ini, jumlah kebangkrutan naik sebesar 26,5 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2023. 

Jumlah tersebut juga meningkat 11,2 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2020, ketika sebanyak 4.683 perusahaan mengajukan kebangkrutan, sebelum puncak pandemi COVID-19.

Periode pandemi ditandai dengan intervensi negara, yakni bantuan finansial yang mengatrol tingkat kebangkrutan di level rendah.

Sektor transportasi dan pergudangan mencatatkan angka kebangkrutan terbesar, dengan 29,6 kasus per 10.000 perusahaan pada awal tahun 2024.

Diikuti oleh industri konstruksi dengan 23,5 kasus, dan jasa ekonomi seperti agen tenaga kerja dengan 23 kasus. Sementara sektor manufaktur mengalami 20,3 kebangkrutan per 10.000 perusahaan.

Menurut catatan pengadilan, klaim kreditor atas kebangkrutan korporasi hingga akhir Maret mencapai 11,3 miliar Euro,  dibandingkan dengan 6,7 miliar pada tahun lalu.

Kenaikan juga dicatatkan dalam kebangkrutan konsumen yang mencapai  17.478 kasus pada kuartal pertama tahun 2024, atau meningkat sebesar 4,8 persen dibandingkan periode tahun lalu.

AI: Why German firms are lagging behind

02:23

This browser does not support the video element.

Kalkulasi muram ekonomi Jerman

Meningkatnya tren kebangkrutan korporasi beriringan dengan kelesuan ekonomi yang mendekap Jerman sejak invasi Rusia di Ukraina pada 2022. Perekonomian yang mengandalkan ekspor itu ikut terpukul, ketika harga energi dan inflasi melonjak tinggi.

Tahun ini, volume ekspor Jerman kembali mencatatkan peningkatan setelah mandek selama tiga setengah tahun terakhir, yakni sebesar 6,3 persen.

Namun demikian, kepala ekonom di bank Belanda, ING, di Jerman, Carsten Brzeski, mewanti-wanti terhadap harapan berlebihan. Meningkatnya volume ekspor tahun ini, menurutnya, „hanya siraman air dingin bagi kaum optimis.”

Kalkulasi muram tersebut bersandar pada turunnya penjualan produk made in Germany di pasar terbesar Jerman, yakni Amerika Serikat, dengan 1,7 persen menjadi 12,5 miliar Euro, dan Inggris dengan 8,1 persen menjadi 6,8 miliar Euro.

Kenaikan volume ekspor Jerman banyak dipengaruhi penjualan ke Cina yang meningkat sebanyak 7,8 persen menjadi 8,1 miliar Euro.

"Tidak ada tanda adanya perubahan tren," kata Marc Evers, analis di Kamar Dagang dan Industri Jerman, DIHK. "Karena pertumbuhan di dalam negeri yang lemah dan kelemahan struktural masih membebani perekonomian," imbuhnya.

rzn/hp (dpa, afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait