Lufthansa Janjikan “Jaminan Mudik” di Tengah Pandemi Corona
8 Juni 2020
CEO Lufthansa berjanji untuk membawa pulang warga Jerman yang terbang ke luar negeri pada musim panas ini. Keputusan ini dibuat setelah puluhan ribu warga Jerman terlantar di luar negeri karena pandemi corona.
Iklan
Maskapai asal Jerman Lufthansa mengumumkan "jaminan mudik" untuk setiap warga Jerman yang terbang ke luar negeri. Hal ini disampaikan CEO Lufthansa dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Minggu (07/06).
Sebelumya pada Rabu (03/06), Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas telah mengumumkan bahwa Jerman tidak akan melakukan penerbangan repatriasi musim panas ini, seperti yang dilakukan pada saat awal pandemi virus corona di awal tahun. Pembatasan perjalanan membuat ribuan orang terlantar di luar negeri.
Banyak yang khawatir akan perjalanan liburan musim panas, karena pandemi virus corona di negara tujuan dapat mencegah mereka kembali ke rumah.
"Kami menyadari (kekhawatiran) ini, itulah sebabnya kami memperkenalkan 'jaminan mudik.' Siapa pun yang ingin kembali ke Jerman, kami akan membawa kembali," kata Kepala Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr kepada Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung.
"Baik itu karena mereka tidak diizinkan masuk ke negara itu karena situasi di tempat tujuan mereka, atau karena mereka harus dikarantina di sana, atau karena wabah virus di negara tujuan - dalam semua kasus ini akan ada jaminan penerbangan kembali," katanya.
Biaya bailout yang besar
Pihak maskapai berharap bahwa rencana perjalanan pribadi akan kembali cepat seperti saat sebelum pandemi.
"Kami mengharapkan permintaan tinggi dari wisatawan paling lambat pada musim gugur," imbuh Spohr.
Saat ini Lufthansa berada di tengah-tengah restrukturisasi komprehensif, termasuk kehilangan 10.000 pekerja, karena mempertimbangkan cara untuk membayar kembali bailout € 9 miliar atau setara Rp 142,2 triliun dari pemerintah Jerman, ditambah kerugian besar yang dicatat sebagai akibat dari krisis virus corona.
Spohr mengatakan perusahaan menargetkan untuk membayar semuanya pada tahun 2023.
"Itu harus menjadi tujuan kami agar pembayar pajak mendapatkan uangnya kembali secepat mungkin," katanya.
rap/pkp (AFP, Reuters)
Lokasi Wisata Dunia yang Mati Akibat Wabah COVID-19
Lokasi wisata di dunia terlihat sepi tanpa ada wisatawan yang berkunjung akibat penyebaran virus corona. Mesti tampak seperti mati, tapi tetap memiliki pesona.
Foto: AFP/J. Saget
Jerman: München, Marienplatz
Marienplatz di depan Balai Kota München terlihat seperti teater terbuka yang kosong. Biasanya, banyak pengunjung berkumpul di depan menara pengawas balai kota yang memiliki “glockenspiel”, di mana saat lonceng berbunyi, figur-figur kecil akan memainkan dua cerita dari abad ke-16. Namun, sekarang hanya ada polisi yang mengawasi karantina parsial.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Kneffel
Italia: Roma, Tangga Spanyol
Salah satu tempat wisata uatama di kota Roma adalah Tangga Spanyol yang terletak di belakang Air Mancur Barcaccia yang berbentuk perahu. Air mancur itu mengingatkan akan keinginannya untuk selamat pada saat bencana banjir pada tahun tahun 1598. Air mancur tersebut tetap mengalir meski tidak ada orang yang melewati tangga.
Foto: picture alliance/dpa
Spanyol: Barcelona, Rambla
La Rambla biasanya ditampilkan dengan foto keramaian dan kerumunan orang, untuk menarik perhatian pada bahaya pariwisata berlebihan. Sekarang hanya ada beberapa burung merpati yang berkeliaran di bawah sinar matahari musim semi, di salah satu pusat perbelanjaan utama Barcelona itu.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/X. Bonilla
Prancis:
Bulevar utama Paris, jalan arteri utama kota, tampaknya membeku dalam waktu. Arc de Triomphe yang kesepian, beberapa kendaraan di kejauhan, dan lampu lalu lintas menyala merah.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Tang Ji
Inggris: London, Tower Bridge
Sungai Thames juga terlihat lebih damai dari biasanya. Tidak ada kapal pesiar, tidak ada turis. Saat ini, hanya ada beberapa pejalan kaki dan kendaraan yang menyeberangi sungai di Tower Bridge.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Turki: Istanbul, Hagia Sophia
Alun-alun di depan Hagia Sophia sering menyerupai taman bermain dengan ribuan turis dan pedagang asongan. Saat ini pemandangan terlihat sangat luas hingga ke bangunan tertua dari zaman kuno. Kubah basilika dari abad ke-6 dianggap unik, dan seperti sedang menunggu untuk menunjukkan harta karunnya lagi.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Xu Suhui
Russia: Moscow, Tverskaya Street
Rusia: Moskow, Tverskaya Street
Peter yang Agung memasuki Moskow lewat jalan utama ini. Bulevar lebar Tverskaya Street kemudian terkenal sebagai lokasi parade militer besar. Di musim semi 2020, konvoy truk disinfektan mendominasi pemandangam jalan utama Moskow itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sputnik/G. Sysoev
Mesir: Piramida Giza
Bahkan makam firaun sekarang hanya dikunjungi oleh para pekerja desinfeksi. Apakah hal ini dapat membantu kepercayaan diri wisatawan untuk berpergian, masih harus diamati. Piramida Giza telah melewati beragam krisis yang berbeda-beda sepanjang sejarah dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Hamdy
Arab Saudi: Mekah, Ka’bah
Mekah dianggap sebagai salah satu situs ziarah terpenting bagi umat Islam. Sekitar 3 juta umat Islam datang ke Mekah setiap tahun. Namun, pemerintah Arab Saudi telah memberlakukan lockdown sejak tanggal 2 April. Tempat yang biasanya dipadati ratusan ribu peziarah, sekarang hanya ada petugas yang menyemprotkan disinfektan di area sekitar Ka’bah.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Nabil
India: Agra, Taj Mahal
Banyak monumen bersejarah budaya dunia, menjadi peringatan bagaimana lokasinya saat ini dijaga ketat oleh militer. Bahkan sebuah monumen cinta, yaitu Taj Mahal di India, dijaga oleh tentara untuk mencegah orang berkerumun di sini.
Foto: picture-alliance/AA
AS: New York, Time Square
Times Square di New York, lokasi yang sering dianggap sebagai pusat dunia sekarang tampak mati. Semua aktivitas terhenti dan terlihat dalam keadaan menunggu untuk kembali ramai. Penyeberangan tanpa pejalan kaki, lampu lalu lintas tanpa kendaraan, toko tanpa pelanggan. Semuanya berbeda, bahkan di kota yang tidak pernah tidur.
Foto: picture-alliance/dpa/Sputnik/T. Stolyarova
AS: New Orleans, Bourbon Street
Bourbon Street yang sepi di New Orleans tampak seperti mengingatkan akan akselerasi. Di sini, virus corona dianggap hal yang sepele karena orang berpikir itu tidak akan menginfeksi mereka. Sehingga mereka tetap berbondong-bondong merayakan karnaval Mardi Gras.
Foto: picture-alliance/AP Photo/G. Herbert
Brasil: Rio de Janeiro, Copacabana
Pantai yang lebar, laut, dan siluet kota Rio de Janeiro. Bahkan Copacabana di Brasil, salah satu resor liburan terindah di dunia, tampaknya dilumpuhkan oleh virus corona. Hanya terlihat gelombang lembut dari pergerakan Samudera Atlantik. Suasananya seperti lagu beken Bossaa Nova: Chega de Saudade (Stop the longing).
Foto: picture-alliance/AA/F. Teixeira
Australia: Gedung Opera Sydney
Gedung arsitektur ikonik di Sydney terlihat kosong dan hampa. Gedung tersebut juga mengingatkan kita untuk tetap tinggal di rumah. Pintu-pintu ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut, tetapi ada siaran langsung mingguan dan rekaman dari arsip yang dikirim secara digital sehingga warga bisa menonton dari rumah.
Foto: picture-alliance/dpa/Aap/B. De Marchi
Cina: Tembok Besar
Tembok Besar Cina dibuka kembali untuk pengunjung pada akhir Maret, setelah ditutup selama dua bulan. Sebuah foto yang menawarkan harapan: Mungkin ada, dan akan ada kebangkitan lagi dalam pariwisata! (fs/as)