Lumba-lumba Merah Muda Kembali Muncul di Perairan Hong Kong
16 Oktober 2020
Lumba-lumba merah muda langka kembali terlihat berenang di perairan Hong Kong. Kemunculan mereka disebabkan oleh pandemi virus corona yang menghentikan beroperasinya kapal feri.
Iklan
Kilatan makhluk air berwarna merah jambu memberi sinyal kepada ahli konservasi Naomi Brennan akan kehadiran lumba-lumba bungkuk Indo-Pasifik di perairan antara Hong Kong dan Macau. Brennan lantas mencatat lokasi kemunculan hewan itu ke perangkat GPS miliknya.
Brennan secara rutin menaiki perahu yang berlayar di perairan Pearl River Delta untuk mendokumentasikan mamalia unik itu saat tengah berburu.
"Hari ini kami menemukan tiga kelompok lumba-lumba yang berbeda, enam dewasa dan dua lainnya hampir beranjak dewasa," katanya. "Mereka melakukan berbagai hal, mulai dari makan hingga bepergian dan bersosialisasi.
Hewan-hewan Ini Miliki Teknik Pendengaran Menakjubkan
Hewan punya cara tersendiri untuk mendengarkan lingkungan mereka. Sejumlah hewan dapat mendengar frekuensi rendah maupun tinggi. Mereka dapat mendengarkan gerakan awan hingga punya sistem navigasi super canggih.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Kelinci bisa putar telinga hingga 270 derajat
Kelinci mengarahkan telinga mereka ke sumber suara. Gerakan ini membantu kelinci terlepas dari pemangsa dan bantu manusia pelajari perilaku kelinci. Telinga tegak berarti kelinci mendengarkan penuh perhatian. Satu telinga naik dan satu turun, kelinci mendengarkan secara pasif. Telinga ke arah belakang, jika saling bersentuhan, berarti mereka rileks, tapi jika tidak artinya mereka takut.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Pendengaran kucing dan anjing sangat sensitif
Anjing dapat mendengar frekuensi yang lebih tinggi daripada manusia. Itulah sebabnya anjing cepat bereaksi. Anjing juga bisa membedakan langkah kaki pemiliknya dengan langkah orang asing. Sedangkan kucing, telinganya bahkan lebih sensitif. Jika anjing punya 18 otot telinga, kucing punya 30 otot dan dapat memutarnya hingga 180 derajat.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Faber
Kelelawar gunakan gelombang suara ultrasonik
Kelelawar andalkan ekolokasi untuk navigasi terbang di malam hari. Mereka mengirimkan gelombang suara ultrasonik dari mulut yang memantul kembali sebagai gema. Cara ini digunakan untuk menentukan ukuran dan lokasi objek di sekitar, serta untuk menemukan makanan dalam kegelapan. Kelelawar memiliki 20 otot telinga dan dapat mengubah bentuk serta arah telinga untuk menyempurnakan penerimaan gema.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library/J. Daniel
Ngengat lilin, pendengar terbaik di dunia
Ngengat lilin dapat melarikan diri dari kejaran kelelawar berkat pendengaran yang sensitif terhadap gelombang ultrasonik. Di dunia hewan, ngengat lilin punya sensitivitas tertinggi terhadap frekuensi. Pendengarannya 150 kali lebih baik dibanding manusia. Mereka bisa mendengar frekuensi 100 hertz lebih tinggi daripada kelelawar.
Sonar bawah air yang dipakai paus untuk navigasi di malam hari atau di laut dalam prinsipnya serupa dengan teknik ekolokasi pada kelelawar. Seperti kapal selam, paus dapat menavigasi dan menemukan makanan menggunakan gelombang suara dan refleksi suara. Bunyi peluit dan klik yang dihasilkan oleh paus dianggap memberi mereka perspektif 3D dan penting dalam komunikasi antarindividu.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE/W. Poelzer
Lumba-lumba mendengar lewat rahang
Lumba-lumba memang punya telinga. Namun, mereka juga punya sistem navigasi yang mirip dengan ekolokasi kelelawar. Mereka menghasilkan getaran sonik dari dahi yang kemudian dicerminkan oleh lingkungan dan diterima oleh reseptor suara di rahang dan gigi mereka. Ternyata, mendengar tidak harus dengan telinga.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE/W. Peolzer
Gajah bisa merasakan datangnya badai
Dengan telinga yang besar, gajah mampu mendengar suara berkumpulnya awan sebelum hujan. Gajah dapat menangkap gelombang infrasonik, yakni frekuensi rendah yang tidak dapat didengar manusia. Mereka juga mendengar dengan kaki, menggunakan ujung saraf yang mendeteksi getaran tanah. Beberapa hewan memiliki reseptor pada bagian tubuhnya yang menyampaikan getaran dan gelombang suara ke sistem saraf.
Foto: picture-alliance/M. Reichelt
Burung hantu, kamera pengintai alami
Tidak hanya punya penglihatan malam yang hebat dan dapat memutar kepala 360 derajat, burung hantu juga miliki pendengaran luar biasa. Telinganya berbentuk asimetris. Jadi sewaktu terbang, satu telinga mendengarkan suara yang datang dari atas, telinga lain mendengarkan suara dari bawah. Sistem ini bekerja bersama dengan penglihatan malam. Ini berarti mangsa kemungkinan besar akan tertangkap.(ae/yp)
Foto: DW
8 foto1 | 8
Dampak positif dari sepinya lalu lintas laut
Populasi lumba-lumba di salah satu muara industri tersibuk di dunia tersebut berkurang hingga 70-80 persen dalam 15 tahun terakhir. Tetapi tahun ini jumlah mereka diperkirakan bertambah, akibat dampak dari pandemi COVID-19.
Operasional kapal feri yang berlayar di perairan Hong Kong dan Macau telah ditangguhkan sejak Februari lalu. Momen ini memberikan kesempatan bagi para ilmuwan kelautan lokal untuk mempelajari bagaimana mamalia itu telah beradaptasi dengan kondisi "ketenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya".
"Kami melihat ukuran kelompok yang jauh lebih besar, yang tidak kami lihat selama lima tahun terakhir ini," kata Dr. Lindsay Porter, seorang ilmuwan kelautan yang berbasis di Hong Kong.
Menurut tim peneliti Porter, jumlah lumba-lumba merah muda di perairan itu telah meningkat 30 persen sejak Maret 2020. "Daerah-daerah ini tampaknya penting sebagai sumber makanan dan tempat mereka bersosialisasi. Jadi, sangat menyenangkan ada tempat berlindung bagi mereka," tambah Brennan, anggota tim Porter.