Aksi pemogokan masinis kereta di Jerman mengejutkan warga dunia, yang selama ini menduga segala hal di Jerman selalu berjalan lancar. Apakah solidaritas pekerja mulai luntur? Tajuk Grahame Lucas.
Iklan
Reputasi Jerman di seluruh dunia amat bagus. Terutama terkait efisiensi dan kehandalan produk "Made in Germany". Juga di seluruh dunia sudah terkenal, kereta di Jerman sangat handal dan selalu tepat waktu.
Reputasi ini diraih lewat kerja keras semua pekerja dan inovasi teknologi dalam beberapa dekade terakhir. Standar kehidupan dan kualitas infrastruktur di Jerman, membuat iri banyak negara maju lainnya di dunia. Juga hubungan kerja antara pekerja dan majikan di Jerman terkenal yang paling adil dan bagus di seluruh dunia.
Jadi, jika di Jerman tiba-tiba mencuat masalah besar antara pihak majikan dengan serikat buruh, warga dunia akan bertanya, apa yang sebetulnya terjadi? Tema ini bukan khas Jerman. Mungkin di negara Eropa lainnya memang begitu, jika ada konflik dengan majikan, buruh akan mogok atau turun ke jalan, tapi hal ini tidak berlaku di Jerman.
Tapi nyatanya, Jerman saat ini sedang menghadapi sengketa dengan dua serikat buruh profesional di bidang transportasi, yakni masinis kereta dan pilot pesawat, yang membuat masalah makin kompleks. Pemogokan serikat buruh masinis kereta, menyebabkan nyaris lumpuhnya transportasi rel baja, yang setiap harinya melayani jutaan pekerja penglaju, pelajar, mahasiswa serta wisatawan.
Bagi serikat buruh masinis, yang tergolong kecil dengan hanya 34.000 anggota, aksi mogok empat hari itu bukan hanya sekedar menuntut kenaikan gaji dan perbaikan kondisi kerja. Tapi juga menyangkut perluasan kekuatan, dengan niat menyatukan dan menjadi wakil bagi serikat buruh kereta api yang lainnya.
Di sisi lainnya, pilot pesawat maskapai penerbangan Lufthansa memiliki sasaran, mempertahankan hak pensiun dini di usia 55 tahun dan gaji yang tinggi, tanpa mempedulikan makin ketatnya persaingan. Maskapai penerbangan lain justru menurunkan gaji atau melakukan PHK agar tetap bisa bertahan.
Yang sudah jelas, dampak kerugian ekonomi dan bisnis serta tingkat produktifitas kerja, dari rangkaian pemogokan itu ditaksir akan mencapai ratusan juta Euro.
Jika melihat dari luar Jerman, kita akan bertanya, apakah tuntutan para masinis dan pilot itu cukup realistis? Apakah mereka kehilangan akal sehat? Sebab masalahnya bukan lagi sengketa perburuhan. Karena relasi kerja dalam kerangka "Made in Germany" adalah konsensus antara buruh dan majikan, terkait kontribusi masing-masing bagi produksi dan imbalannya berupa peringkat besarnya upah dan gaji.
Melihat aksi pemogokan maraton itu, wajar jika muncul impresi, bahwa para masinis dan pilot di Jerman lupa, bahwa mereka juga tergantung dari sukses "Made in Germany". Juga lupa, bahwa mereka tetap harus menunjukkan solidaritas, kepada jutaan pekerja warga Jerman lainnya, yang tidak punya hak istimewa seperti serikat buruh tersebut.
Dari Pemberontakan sampai Soal Upah Minimum
Telah banyak yang dicapai gerakan buruh dalam 150 tahun terakhir ini. Semuanya berawal dari pemberontakan para pekerja terhadap pemilik-pemilik pabrik.
Foto: Getty Images
Kutukan dan Berkah Industrialisasi
Industrialisasi yang dimulai pada abad ke- 18 di Inggris bukan saja membawa kemajuan di bidang teknologi, tapi juga menimbulkan krisis sosial. Buruh pabrik, yang merupakan tulang punggung produksi industri, berusaha membela diri atas tindakan eksploitatif pemilik pabrik. Kerusuhan pertama pecah di Inggris, saat para buruh menghancurkan mesin pabrik, menewaskan banyak buruh.
Foto: imago/Horst Rudel
Manifesto Komunis
Juga para pekerja lainnya di bidang industri menghadapi kondisi yang tidak lebih baik dibandingkan para buruh: jam kerja yang panjang, upah dan hak yang rendah. Karl Marx (foto) dan Friedrich Engels menggagas satu program bagi para pekerja yang tertindas: Manifesto Komunis, yang menyerukan "perjuangan kelas“ dengan tujuan untuk satu kemenangan bagi kelas proletar atas borjuis.
Foto: picture-alliance /dpa
Gerakan Buruh menjadi Politis
Tahun 1864 berbagai gerakan buruh bergabung untuk bekerja sama secara internasional. Selain itu, bermunculan partai dan serikat buruh, seperti Asosiasi Pekerja Jerman ADAV dan Partai Pekerja Sosial Demokrat SDAP pimpinan Wilhelm Liebknecht (dalam foto tengah mengangkat tangan) serta August Bebel (di kanan Liebknecht). SDAP menjadi cikal bakal partai Partai Sosial Demokrat Jerman SPD.
Foto: AdsD der Friedrich-Ebert-Stiftung
Sosial Demokrat vs Komunis
Sosial Demokrat Jerman menjadi model bagi negara-negara Eropa lainnya. Perjuangan mereka bagi hak pekerja sangat dipengaruhi ideologis. Setelah akhir Perang Dunia I, gerakan buruh di banyak negara Eropa terpecah, memisahkan diri menjadi gerakan sosialis dan komunis, di mana Lenin (foto) merupakan salah seorang motor gerakan ini.
Foto: Getty Images
Nazi Bubarkan Serikat Buruh
Perpecahan di tahun 1920-an tidak menghentikan masa kejayaan gerakan buruh: serikat-serikat buruh berhasil merangkul rekor jumlah anggota. Berkuasanya Nazi menjadi akhir gerakan buruh di Jerman: serikat-serikat buruh dibubarkan, aktivis buruh dikerja dan bahkan beberapa di antara mereka dihukum mati. Foto: Paramiliter Partai Nazi mengambil alih satu kantor serikat buruh.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemberontakan di Jerman Timur
Setelah Perang Dunia II berakhir di bawah pengawasan Sekutu, serikat-serikat buruh kembali diakui. Di Jerman Timur serikat-serikat buruh bernaung dalam Federasi Serikat Buruh Bebas FDGB. Pada 17 Juni 1953 terjadi pemberontakan: ratusan ribu buruh memprotes kebijakan politik Jerman Timur. Pemberontakan dibasmi oleh pasukan Soviet. FDGB berpihak pada rezim Jerman Timur.
Foto: picture-alliance / akg-images
Gerakan Buruh tanpa Buruh
Setelah tahun 1945, gerakan buruh meredup di negara-negara demokratis. Semakin sedikit pekerja industri yang terlibat dalam gerakan buruh. Selain itu, antara tahun 1960 dan 70-an muncul berbagai gerakan lain seperti gerakan perempuan atau gerakan lingkungan.
Foto: picture-alliance/dpa
Dari Pemimpin Serikat menjadi Presiden
Satu serikat buruh yang terkenal secara internasional: Solidarność di Polandia. Dalam waktu hanya beberapa bulan, gerakan yang didirikan tahun 1980 ini berubah menjadi gerakan massa, yang turut berperan dalam peralihan haluan politik di Polandia. Ketua Solidarność yang pertama, Lech Walesa (foto), berhasil menjadi presiden Polandia di tahun 1990.
Foto: picture-alliance/dpa
Gerakan Buruh Hari Ini
Saat ini di Jerman, serikat-serikat buruh dan partai-partai kiri terus berjuang menuntut perbaikan hak para pekerja, seperti menentang upah dumping, diskriminasi di tempat kerja atau memperjuangkan pensiun yang memadai.