Peringkat tahunan yang dikeluarkan oleh majalah Inggris Monocle juga menempatkan Berlin, Hamburg dan Dusseldorf di peringkat 20 besar. Tokyo menempati posisi kedua. Tidak ada kota Indonesia yang masuk ke dalam daftar.
Iklan
München meraih peringkat tertinggi tahun ini menyingkirkan Tokyo dari posisi teratas.
Biaya hidup di ibukota Bayern itu memang tinggi tetapi para analis berpendapat bahwa warga München mendapatkan balasan yang setimpal karena kota ini memiliki "infrastruktur yang sangat baik dengan ekonomi yang kuat" dan "kedekatan dengan alam serta apresiasi untuk budaya."
Selain itu, kolam renang umum dan sauna serta pusat kebugaran (gym) terkemuka yang dimiliki München juga menjadi pertimbangan para analis dalam penilaian mereka.
Kota dengan 1,5 juta penduduk ini juga memiliki tingkat pengangguran yang rendah, yakni 3,5 persen. Berbeda dengan banyak kota lain, angka pengangguran di München justru lebih rendah di kalangan anak muda. Ekonomi bergeliat pada industri mobil, mesin bangunan, teknologi informasi dan industri bioteknologi.
Jerman Rasa Indonesia: Festival Gamelan München 2018
Festival musik gamelan diselenggarakan di München dengan penari dan pemain gamelan bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Austria, Prancis dan Meksiko.
Foto: Miranti Hirschmann
Tari Indonesia dari Berlin ke München
Tari Janger diiringi gamelan oleh kelompok Puspa Githa Pertiwi dari Berlin menjadi pertunjukan yang digelar pada hari pembukaan "Internationales Gamelan Musikfestival München" (Jumat, 8 Juni 2018). Kelompok Puspa Githa Pertiwi menggunakan Rumah Budaya Indonesia di Berlin sebagai tempat latihan gamelan.
Foto: Miranti Hirschmann
Orang Austria main gamelan Bali
Parade gamelan Bali atau Baleganjur mengawali festival di hari pembukaan dan hari kedua. Baleganjur ini dibawakan oleh kelompok Balagita dari Universitas Graz, Austria, yang terdiri dari 19 mahasiswa dan dosen jurusan "ethnomusicology". Mereka bermain gamelan dan berjalan kaki sejauh1,8 km menuju lokasi festival gamelan internasional yaitu Münchner Stadtmuseum, Museum Kota München.
Foto: Miranti Hirschmann
Instrumen gamelan di Austria terbatas
Pemimpin Balagita Universitas Graz - Austria, Ass.Prof. Dr.phil. M.A. Kendra Stepputat, mengatakan belum banyak orang di Austria yang mengenal musik Bali. Balagita pun hanya memainkan gamelan Baleganjur dengan keterbatasan alat-alat yang mereka miliki.
Foto: Miranti Hirschmann
Datang langsung dari Bali
Kelompok Gamelan Salukat dengan 21 penabuh gamelan dan 3 penari khusus didatangkan dari Pengosekan Bali untuk ambil bagian pada Festival Gamelan München 2018. Kelompok ini membawakan aransemen klasik, aransemen Gamelan Kebyar karya Regog dan aransemen kontemporer dari komposer musik Bali Dewa Ketut Alit, yang juga pemimpin kelompok ini. Mereka juga bawakan tarian Bali kreasi modern.
Foto: Miranti Hirschmann
Gamelan multikultur
Kelompok Gong Puspawarna asal Paris, Prancis terdiri dari 17 penabuh dan 3 penari, membawakan 5 aransemen klasik dan modern. Aransemen klasik yang dibawakan adalah pengiring Tari Legong Keraton. Tarian ini dibawakan gemulai oleh 3 penari asal Indonesia, Jepang dan seorang mantan peserta program beasiswa Darmasiswa Kemdikbud RI asal Meksiko.
Foto: Miranti Hirschmann
Orang Prancis senang gamelan
Pemimpin Gong Puspawarna, Theo Marigeau mengakui mereka latihan amat keras jelang penampilan di festival ini. Mereka menggunakan koleksi gamelan KBRI Paris yang selalu mendukung dengan menyediakan tempat bahkan melengkapi alat-alat gamelan. Theo Marigeau berharap festival gamelan seperti ini dapat dilaksanakan secara reguler. Penulis: Miranti Hirschmann/na
Foto: Miranti Hirschmann
6 foto1 | 6
Tokyo dan Wina masing-masing turun ke peringkat 2 dan 3. Meski turun peringkat, Tokyo, yang sedang bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020, meraih nilai tinggi untuk "makanan, ritel, transportasi dan efisiensi secara umum" dan "untuk menunjukkan bahwa kota-kota besar tidak harus keras dan tidak manusiawi."
Wina dan Berlin: Turun peringkat
Wina dikritik karena jam ritel yang terbatas tetapi unggul karena kecantikan arsitektur Barok, sewa rumah yang terjangkau, transportasi yang sangat baik, makanan dan kehidupan kultural.
Sementara itu, posisi 4 dan 5 ditempati Zurich dan Kopenhagen.
Tahun lalu München dan Berlin berada di posisi 3, tetapi sementara München melonjak ke nomor 1, Berlin tergelincir ke nomor 6. Turunnya peringkat Berlin dikarenakan pembangunan bandara yang molor dengan pembengkakan biaya dan perencanaan yang buruk. Bandara itu seharusnya dibuka pada tahun 2011 tetapi hingga kini bandara tersebut belum siap dan tidak akan dibuka sebelum tahun 2019.
Brandenburger Tor, Saksi Sejarah Yang Menjadi Landmark Kota Berlin
Gerbang Brandenburg adalah monumen Berlin yang paling terkenal. Setiap hari, wisatawan dari berbagai penjuru datang dan berfoto di sini, mungkin tanpa tahu tentang sejarahnya. Inilah cuplikan sejarah gerbang tinggi itu.
Foto: picture-alliance/Dumont/S. Lubenow
Monumen simbol persatuan
Dulunya ada 18 gerbang untuk memasuki kota Berlin pada abad ke-19. Brandenburger Tor adalah satu-satunya yang tersisa. Gerbang ini sekarang menjadi landmark, sekaligus petunjuk arah bagi warga Berlin. Konstruksi setinggi 26 ini meter mungkin tidak semegah monumen-monumen lain, tapi punya makna simbolis yang sarat sejarah.
Foto: picture-alliance/chromorange/SPA
Diresmikan tahun 1791
Gambar ini menunjukkan lokasi gerbang itu pada tahun 1764. Kaisar Friedrich Wilhelm II memerintahkan pembangunan Brandenburger Tor yang baru dan diresmikan 6 Agustus 1791. Arsiteknya Carl Gotthard Langhans terinspirasi oleh pintu gerbang Akropolis di Athena, Yunani. Karena itu, seorang penyair menjuluki Berlin sebagai "Athena di tepi sungai Spree".
Foto: Gemeinfrei
Gerbang Perdamaian
Patung Quadriga yang dibuat pematung Johann Gottfried Schadow ditambahkan tahun 1793. Patung kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda ini dikemudikan oleh Eirene, dewi perdamaian Yunani. Brandenburger Tor juga dinamakan Friedenstor - Gerbang Perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Jadi rampasan perang
Tapi cita-cita perdamaian tidak terwujud. Gerbang ini malah menjadi saksi peperangan. Tahun 1806, tentara Napoleon menang perang dan masuk ke Berlin. Mereka merampas patung Quadriga dan membawanya ke Paris sebagai simbol kemenangan. Meski rencananya akan dipamerkan kepada publik, Quadriga tetap disimpan dalam kotak-kotak di Paris.
Foto: Gemeinfrei
Kembali dengan kemenangan
Setelah kekalahan Napoleon, Quadriga akhirnya kembali ke Berlin tahun 1814 berkat jasa Jenderal Ernst von Pfuel. Keluarga von Pfuel sejak itu diizinkan menggunakan bagian tengah gerbang, yang tidak boleh digunakan oleh warga biasa. Patung Quadriga kemudian didesain ulang oleh Karl Friedrich Schinkel sebagai Victoria, dewi kemenangan, yang memegang simbol salib dan elang Prusia.
Foto: Gemeinfrei
Propaganda Nazi
Januari 1933, Nazi merayakan perebutan kekuasaan oleh Adolf Hitler dengan pawai besar di Brandenburger Tor. Dalam benak Hitler, pintu gerbang ini akan menjadi poros utama di kota rekaannya "Germania," sebuah visi penuh kemegahan tentang pembaharuan tatakota dan arsitektur kota Berlin.
Foto: Ullstein
Setelah Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, Brandenburger Tor rusak parah, namun tetap berdiri. Tapi karena monumen itu terletak di sektor yang diduduki dan dikelola oleh Uni Soviet, bendera Soviet berkibar di atasnya, dari gerbang tahun 1945 sampai 1957, lalu digantikan oleh bendera Jerman Timur.
Foto: picture alliance/akg-images
Daerah tak bertuan
Ketika Tembok Berlin dibangun 13 Agustus 1961, akses ke Brandenburg Tor dari Berlin Barat diblokir. Di sisi Timur juga dibangun tembok, sehingga gerbang ini juga tidak dapat dikunjungi warga Berlin Timur. Di sisi barat gerbang, dipasang tanda peringatan: "Perhatian! Anda sekarang meninggalkan Berlin Barat."
Foto: picture-alliance/akg-images/Pansegrau
"Runtuhkan tembok ini!"
Brandenburger Tor menjadi latar belakang pidato terkenal Ronald Reagan pada 12 Juni 1987, di mana dia berseru, "Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini!" Pidato Reagan ini bisa didengar juga di bagian timur gerbang, karena saat itu sengaja digunakan banyak pengeras suara.
Ketika Tembok Berlin yang memisahkan kota akhirnya terbuka tanggal 9 November 1989, ribuan orang datang untuk merayakannya di Brandenburger Tor. Jembatan ini kemudian menjadi simbol kebebasan dan reunifikasi Jerman. Monumen ini direnovasi pada tahun 2000.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat berkumpul dan berpesta
Sekarang, kawasan Brandenburger Tor menjadi pusat pertemuan. Banyak acara besar yang dilangsungkan setiap tahun di sini, termasuk Pesta Malam Tahun Baru. Puluhan ribu orang juga berkumpul untuk menonton pertandingan besar dan merayakannya bersama-sama.
Foto: Imago/Leber
Ingatan sejarah
"Frieden", artinya perdamaian, diproyeksikan di Brandenburger Tor pada ulang tahun ke 25 runtuhnya Tembok Berlin tahun 2014. Brandenburger Tor akhirnya menjadi simbol harapan dan pelajaran bagi masa depan. Ed: Elsabeth Grenier (hp/vlz)
Foto: picture-alliance/dpa/Rainer Jensen
12 foto1 | 12
Meskipun begitu, tinjauan Monocle tetap menyebut Berlin sebagai "salah satu kota paling menarik di dunia", penuh kreativitas, tidak hanya dalam seni dan budaya tetapi juga dalam kewirausahaan.
Di peringkat 7 ada Madrid, yang naik tiga peringkat dari tahun lalu dan di posisi 8 Hamburg.
Hamburg: efek Elbphilharmonie
Hamburg telah mengalami pertumbuhan pesat di bidang pariwisata, disebabkan sebagian oleh gedung konser yang baru saja dibuka - Elbphilharmonie, pada tahun 2017. Kota di pinggiran sungai Elbe itu sekarang melampaui Berlin dalam jumlah turis yang menginap satu malam.
Melbourne dan Helsinki menutup daftar 10 besar kota layak huni tahun 2018 dengan berada masing-masing di posisi 9 dan 10.
Di benua Amerika, Vancouver menjadi satu-satunya kota yang masuk daftar (di posisi 15) sebagian besar berkat keindahan alamnya.
Kota Jerman lain, Dusseldorf - yang dihuni sekitar 600.000 orang - berada di posisi 18. Biaya hidup yang relatif rendah, panggung seni yang hidup dan sektor telekomunikasi yang berkembang memberi daya tarik bagi kota ini.
Meskipun ukurannya kecil, Dusseldorf adalah rumah bagi bandara ketiga tersibuk Jerman, setelah Frankfurt dan München. Kota ini juga sedang melakukan perbaikan senilai 80 juta euro untuk sistem transportasi umumnya.
Namun, kota itu dikritik karena tidak ramah terhadap bisnis dan turis.
Menikmati Wisata Selam Bunaken dan Raja Ampat dari Düsseldorf
Indonesia unjuk gigi pada pameran wisata bahari terbesar di Eropa dengan promosikan tempat wisata menyelam selain Bali. Boot Düsseldorf juga populer di Jerman karena pengunjung bisa berselancar dan melihat putri duyung.
Foto: DW/T. Siregar
Disambut Si Putri Selam
Senyum manis Madhina Suryadi, Miss Scuba Indonesia 2017, hadir menyambut para pengunjung yang singgah ke anjungan Indonesia di pameran wisata bahari terbesar di Eropa, Boot Düsseldorf yang ke-50. Pecinta olahraga selam ini ikut mempromosikan berbagai lokasi wisata menyelam yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia baik wisata land base (resort) atau liveboard (kapal rekreasi).
Foto: DW/T. Siregar
Pinisi berlayar bawa Indonesia
Untuk ke-5 kalinya, Kemententerian Pariwisata Indonesia tampil di Boot Düsseldorf dengan membawa simbol kapal pinisi. Pemerintah secara gratis menyediakan tempat bagi 18 industri wisata bahari di Sulawesi Utara dan Raja Ampat untuk memperkenalkan produk wisatanya selama 9 hari. Di sini mereka dapat bertatap muka dengan konsumen dan agen perjalanan potensial di Eropa.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam tujuh hari tujuh malam
Indonesia hanya satu dari 68 negara yang mempromosikan wisata bahari di pameran Boot, Düsseldorf. Salah satu yang paling banyak diburu adalah liburan menyelam dan Indonesia adalah surganya. Menyelam di salah satu tempat di Sulawesi Utara misalnya, adalah paket liburan yang ditawarkan sangat bersaing, mulai dari 700 Euro/7 hari (sekitar 10 juta Rupiah) hingga 2000 Euro/3 minggu (30 juta Rupiah).
Foto: DW/T. Siregar
Warga Jerman suka berwisata ke Indonesia
Tak sedikit warga asal Jerman yang terjun membuka usaha wisata bahari di Indonesia. Misalnya saja Elfriede Fortmann, ibu Putri Indonesia 2006, Nadine Chandrawinata itu membuka tempat wisata bahari di Raja Ampat. Tak ayal, di Manado saja hingga November 2017 tercatat 1700 warga Jerman datang menyelam. Sementara ada 16.400 wisatawan Jerman yang mengunjungi pulau lainnya di Indonesia tahun lalu.
Foto: DW/T. Siregar
Jamunya, Mas?!
Hal menarik lainnya di anjungan pinisi adalah minuman cocktail tanpa alkohol asal Indonesia yakni jamu tradisional. Di tangan mixologist profesional seperti Retno Wulandari racikan kencur, jahe dan jeruk nipis bisa menjadi minuman yang tak kalah nikmat. Di antaranya ada minuman herbal Jakencruk. Pada pameran Boot tahun ini diperkirakan ada sekitar 250.000 pengunjung yang datang dari 90 negara.
Foto: DW/T. Siregar
Di luar tenda pemerintah
Sebenarnya sebelum pemerintah melirik Boot Düsseldorf, telah ada pelaku industri Indonesia yang bergerak mandiri unjuk gigi di pameran itu. "Kehadiran mereka di sini sudah 15 tahun, berarti bisnis mereka bagus. Padahal untuk promosi mereka keluar dana sendiri, berarti reaksi pasar Eropa positif," ungkap Ratna Suranti, Sekretaris Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam di mana?
Namun tak hanya industri asal Indonesia yang 'menjual' wisata bahari di Nusantara. Lebih dari 505 operator maupun agensi diving asal Eropa menjual tujuan wisata bahari Indonesia. Salah satu yang kerap menarik perhatian para calon wisatawan saat mendatangi agen perjalanan adalah Bali. Tempat lainnya di Asia Tenggara yang dikagumi warga Jerman adalah Phuket, Thailand.
Foto: DW/T. Siregar
Bali, pintu wisatawan ke destinasi lain
Tak bisa dimungkiri Bali paling diganduringi turis Eropa. Tapi menurut penyelam profesional Daniel Abimanju Carnadie hal itu tak jadi soal. "Tidak apa-apa. Tapi berikutnya begitu ke Bali turis bisa kita tarik ke tempat lain," ujarnya sambil memberi prasayarat. "Pameran penting untuk konsistensi, tapi pemerintah juga harus memperbaiki akses transportasi, kebersihan dan pelayanan di lokasi wisata."
Foto: DW/T. Siregar
Putri duyung terjebak di 'aquarium'
Tak hanya pameran destinasi menyelam yang membuat Boot Düsseldorf menarik ribuan pengunjung. Di 16 ruangan pameran, pengunjung juga bisa menikmati atraksi menarik seperti melihat putri duyung berenang di aquarium raksasa. Pengunjung juga bisa ikut menyelam dan mencoba regulator selam terbaru. Namun, bagi pemula seorang guru selam juga siap sedia menemani petualangan perdana di 'bawah laut‘.
Foto: DW/T. Siregar
Selancar ria
Pojok lain yang paling digandrungi adalah 'The Surfers Village & Beach World'. Para peselancar bisa melemaskan otot di ombak buatan di dalam bak raksasa sepanjang 65 meter. Ombak buatan itu bisa diatur hingga ketinggian 1,5 meter. Jangan takut, ada pelatih berpengalaman yang siap memberi tips dan pengawasan. Selain selancar, pecinta olahraga 'stand-up paddling' juga bisa uji kebolehan di sini.
Foto: picture-alliance/dpa/Revierfoto
Melirik kapal pesiar
Kapal pesiar mewah terbaru turut ditarik masuk ke dalam ruang pameran. Yacht terbesar berukuran 20 hingga 25 meter pun dapat disinggahi. Lewat pameran ‘boot interior,‘ para pelaku industri di seputar bisnis yacht seperti peralatan, layanan dan aksesorit yacht, bisa melihat trend terbaru apa yang bisa mereka tawarkan. Tak hanya yacht, berbagai jenis motor boat juga turut hadir di Düsseldorf.
Foto: picture-alliance/Revierfoto
Sekolah berlayar yuk!
Bagi yang penasaran ingin mencari tahu bagaimana rasanya berlayar, maka ada ‘Boot Sailing School’ disediakan di pameran tahun ini. Di laut buatan berukuran 25x10 meter, para calon kapten bisa belajar bagaimana mengatur layar ketika angin dihembuskan oleh mesin angin buatan. (Ed: ts/hp)