Macron: Hubungan Jerman-Prancis 'Sangat Diperlukan’
27 Mei 2024
Kunjungan kenegaraan Macron ini adalah yang pertama dalam 25 tahun terakhir sejak Presiden Prancis sebelumnya ke Jerman, dan terjadi di tengah tantangan yang dihadapi oleh dua negara terkuat di Eropa tersebut.
Iklan
Presiden Prancis Emmanuel Macron memulai kunjungan kenegaraannya selama tiga hari di Jerman pada hari Minggu (26/05), kunjungan pertama dalam 25 tahun terakhir yang dilakukan oleh seorang presiden Prancis.
Kunjungan kenegaraan ini atas undangan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, menandai sebuah upaya "menyoroti hubungan unik antara kedua negara," kata kantor Steinmeier.
Macron memulai perjalanan kenegaraannya di ibu kota Jerman, Berlin.
Inilah Persenjataan Jerman yang Disuplai untuk Perang Ukraina
Jerman mulanya dikritik mitra NATO, karena dinilai lamban memasok persenjataan berat ke Ukraina. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, persenjataan modern dari Jerman sudah dikirim dan dikerahkan dalam perang di Ukraina.
Foto: Marcus Brandt/dpa/picture alliance
Tank artileri pertahanan udara Gepard
Sedikitnya 30 tank pertahanan udara tipe Gepard dari Jerman sudah ikut bertempur di Ukraina. Dipersenjatai meriam ganda kaliber 35 mm, Gepard mampu menembak sasaran pesawat tempur, helikopter tempur, atau drone hingga ketinggian 3.500 meter. Tank ini juga bisa dikerahkan menyasar tank atau panser di darat.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Howitzer - Panzerhaubizte 2000
Panser Howitzer 2000 dari Bundeswehr ini sedikitnya sudah 10 unit dikirim ke medan tempur di Ukraina. Dilengkapi meriam kaliber 155 mm, panser artileri otonom ini mampu menghancurkan sasaran pada jarak hingga 40 km. Panser bisa melaju hingga kecepatan 60 km/jam dan dapat melewati genangan air hingga kedalaman 1,5 meter.
Foto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance
Pelontar rudal MARS 2
Sedikitnya tiga unit pelontar rudal multi MARS 2 sudah dikirim ke Ukraina. Bersama dengan sistem artileri jarak menengah itu, juga dikirim ratusan rudalnya yang mampu mencapai sasaran sejarak 80 km. Pelontar mampu menembakkan hingga 12 roket dalam semenit, untuk menyasar terget pada jarak 16 hingga 85 km.
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
Sistem artileri pertahanan udara IRIS T SLM
IRIS T SLM mampu menangkal serangan rudal, roket, drone, atau helikopter tempur pada ketinggian hingga 20 km. Satu unit sistem pertahanan udara paling modern yang harganya sekiar 145 juta euro ini sudah dioperasikan di Ukraina. Ironisnya, angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, hingga kini belum punya sistem arhanud ini.
Foto: Joerg Carstensen/picture alliance
Tank pembangun jembatan Biber
Pemerintah di Berlin menjanjikan pengiriman 16 unit tank pembangun jembatan tipe Biber. Enam unit dijanjikan dikirim hingga akhir tahun 2022, sisanya tahun depan. Rentang jembatan hingga 22 m, lebar 4 m, dan hanya dalam hitungan waktu menit. Jembatan mampu menahan bobot hingga 55 ton atau setara satu unit tank Gepard.
Foto: Patrik Stollarz/AFP via Getty Images
MANPADS Stinger
Sistem pertahanan udara portabel Stinger sudah dikirim saat awal pecah perang di Ukraina. Berlin sudah mengirim sedikitnya 500 unit Stinger ke medang perang Ukraina. Senjata ini dipuji sangat efektif menghancurkan sasaran pesawat tempur atau helikopter hingga ketinggian 4.000 m. Roket yang ditembakkan akan mengejar sasaran secara otonom dan biasanya meledakkan tanki bahan bakar pesawat.
Foto: Ingo Wagner/dpa/picture alliance
Senjata penghancur Bunker dan Panser
Jerman sudah mengirimkan ribuan unit senjata portable penghancur bunker dan panser ini sejak awal perang Ukraina. Ditembakan dari pundak serdadu, amunisi bisa menyasar objek diam hingga 400 m atau objek bergerak hingga 300 m. Amunisinya bisa menembus baja pelindung panser setebal 300 mm atau mengancurkan bunker beton bertulang baja setebal 240 mm. (as/ha)
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
7 foto1 | 7
Macron: Jerman dan Prancis 'bergerak maju'
Tak lama setelah mendarat di Berlin, Macron mengatakan bahwa kemitraan antara Jerman dan Prancis ini "sangat diperlukan" bagi Eropa.
"Hubungan Prancis-Jerman sangat diperlukan dan penting bagi Eropa,” katanya.
"Kita harus menghadapi keinginan imperialis di Eropa... hal ini berarti meningkatkan hubungan Prancis-Jerman," ujar Macron, mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina.
Macron menolak klaim bahwa hubungan antara kedua negara ini mulai tegang. "Itu tidak benar. Kami terus bergerak maju," jelasnya.
Steinmeier juga mengatakan bahwa meski ada perbedaan pandangan, Berlin dan Paris selalu "mencapai kesepakatan pada akhirnya.”
"Jika Jerman dan Prancis sepakat, maka masih banyak yang bisa dicapai di Eropa,” ungkapnya.
Macron memperingatkan adanya pertumbuhan "otoritarianisme” yang mengacu pada jajak pendapat bahwa partai-partai sayap kanan telah mengumpulkan dukungan yang lebih besar dalam pemilihan parlemen Uni Eropa mendatang.
Dia mengatakan kalau saja sayap kanan berkuasa di Eropa dalam beberapa tahun terakhir, "sejarah tidak akan sama,” mengacu pada krisis seperti pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina.
"Kita membutuhkan aliansi demokrat di Eropa,” kata Steinmeier.
Macron berkeliling Jerman
Kedua pemimpin tersebut akan melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Jerman, tetapi pada hari Minggu (26/05) mereka terlebih dahulu menghadiri Perayaan Demokrasi, menandai 75 tahun Undang-Undang Dasar Konstitusi Demokratis yang diadopsi di Jerman Barat, setelah Perang Dunia II.
Macron disambut dengan penghormatan militer di Schloss Bellevue, Berlin.
Menurut kantor Steinmeier, hari kedua dan ketiga kunjungan Macron akan mencakup kunjungannya di Dresden dan Münster.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Fokus kunjungan itu ada pada tantangan bersama "di mana Prancis dan Jerman dapat menemukan jawaban untuk Eropa," ungkap pernyataan dari kantor Steinmeier, seraya menambahkan bahwa selama kunjungan ini, para pemimpin juga akan merayakan integrasi Eropa.
Peran Steinmeier sebagian besar bersifat seremonial dan meskipun presiden-presiden Jerman hanya memiliki sedikit kekuasaan eksekutif, mereka bercita-cita untuk menjadi otoritas moral di atas politik sehari-hari.
Iklan
Prancis dan Jerman tidak sepakat perihal Ukraina dan otonomi strategis
Prancis dan Jerman telah menunjukkan ketidaksepakatan dalam sejumlah isu, termasuk beda pandangan pada perang di Ukraina.
Awal tahun ini, Macron mengatakan Prancis tidak menutup kemungkinan untuk mengirimkan pasukan demi mendukung Ukraina, yang memicu tanggapan kritis dari Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Tokoh-tokoh di Dunia Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan mulai menggempur Ukraina secara militer 24 Februari 2022. Banyak pemimpin dunia, atlet, dan bintang mengutuk invasi yang dilancarkan Rusia terhadap tetangganya tersebut.
Foto: Kremlin/AFP
Putin bermuka dua
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin 'bermuka dua' setelah dia memerintahkan operasi militer terhadap Ukraina, tak lama setelah dirinya berunding dengan Putin melalui sambungan telepon. "Ya, bermuka dua, ada pilihan yang disengaja dan sadar untuk meluncurkan perang ketika kita masih bisa merundingkan perdamaian," kata Macron.
Foto: John Thys/AFP/Getty Images
Runtuhkan keamanan Eropa
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. "Kami tidak akan membiarkan Presiden Putin meruntuhkan arsitektur keamanan Eropa," ujar von der Leyen. Ia menegaskan, UE akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. "Kami akan membekukan aset Rusia di Uni Eropa dan menghentikan akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa."
Foto: Olivier Hoslet/Pool/EPA/AP/picture alliance
Kesalahan besar
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, serangan Rusia benar-benar tanpa pembenaran dan menyebutnya perang Putin. "Akan menjadi jelas bahwa Putin telah membuat kesalahan besar dengan melancarkan perang ini," kata Scholz. Ia juga menambahkan, Rusia akan membayar "harga yang pahit" karena menyerang tetangganya tersebut.
Foto: Clemens Bilan/Getty Images
Dukungan buat Ukraina dari Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lewat cuitannya di Twitter mengatakan, Inggris akan meningkatkan dukungannya ke Ukraina. Dia menegaskan, Inggris tidak bisa dan tidak boleh berpaling untuk membantu Ukraina. "Saya tidak percaya diktator Rusia akan menaklukkan Ukraina dan keyakinan mereka yang penuh semangat bahwa negara mereka harus merdeka," kata Johnson.
Foto: Matt Dunham/AP Photo/picture alliance
Sanksi dari AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan serangkaian sanksi baru, yang menargetkan bank dan industri Rusia. "Kami sengaja merancang sanksi ini untuk memaksimalkan dampak pada Rusia dan meminimalkan dampak pada sekutu kami. Kami tidak bertindak sendiri. Kami telah membangun koalisi yang mewakili setengah dari ekonomi dunia," tutur Biden.
Foto: Brendan Smialowski/AFP
Iran salahkan NATO
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melalui cuitannya di Twitter, menyalahkan "provokasi NATO" atas serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. Meski demikian, ia menekankan perang bukanlah sebuah solusi dan menulis "penting untuk membuat gencatan senjata dan menemukan solusi politik yang demokratis."
Foto: Fadel Itani/NurPhoto/picture alliance
Indonesia desak "setop perang"
Presiden RI Joko Widodo belum memberikan pernyataan lengkap terhadap operasi militer yang digelar Rusia di Ukraina. Namun, di tengah kondisi yang sedang memanas, pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, melalui cuitannya via twitter Jokowi menyerukan agar perang bisa dihentikan. "Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," cuit Jokowi.
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Absen di GP Rusia
Juara dunia Formula 1 asal Jerman, Sebastian Vettel mengatakan, dirinya tidak akan berpartisipasi dalam putaran Grand Prix Rusia pada bulan September mendatang jika invasi terus berlanjut dalam keadaan seperti saat ini. "Saya kasihan kepada orang-orang, orang-orang tidak bersalah yang kehilangan nyawanya, yang terbunuh gara-gara alasan bodoh dan kepemimpinan yang sangat, sangat aneh dan gila."
Foto: Jerry Andre/Laci Perenyi/picture alliance
Dibutakan kekuasaan
Penyanyi dan rapper perempuan asal AS Cardi B turut menentang serangan yang dilancarkan Rusia. Lewat cuitannya ia berharap agar para pemimpin dunia yang berkonflik tidak dibutakan kekuasaan dan benar-benar memikirkan nasib warganya yang menjadi korban krisis tersebut. "Perang, sanksi, invasi harus menjadi hal terakhir yang harus dikhawatirkan para pemimpin ini," kata Cardi B. (Ed: rap/as)
Foto: Kevin Winter/Getty Images
9 foto1 | 9
Paris juga menekankan keinginannya untuk membangun otonomi strategis bagi Uni Eropa yang akan membuat blok ini tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat (AS). Prancis menyatakan keprihatinannya atas keputusan Jerman untuk membeli sebagian besar peralatan yang diproduksi AS untuk alat pertahanan udara bagi Uni Eropa, Inisiatif Perisai Langit Eropa.
Kunjungan kenegaraan Macron ini dilakukan dua minggu sebelum pemilihan umum Eropa, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa koalisi Macron sedikit tertinggal di belakang Partai National Rally yang berhaluan kanan-jauh.
National Rally baru-baru ini pecah kongsi dengan partai ultra kanan AfD, imbas dari komentar yang dilontarkan oleh kandidat AfD Maximilian Krah tentang pasukan paramiliter SS Nazi.