1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Geldwäsche im Internet

Dyan Andriana Kostermans1 Februari 2013

Mafia menggunakan permainan judi online di Jerman untuk praktek pencucian uang. Polisi dibuat tak berdaya, karena peraturannya begitu kompleks. Mahkamah Eropa kini mengkaji hukum di Jerman.

Foto: AP

Perdagangan manusia, prostitusi secara paksa, perdagangan narkoba. Dari tindak kriminal inilah mafia memperoleh pemasukan besar. Studi aktual yang dilakukan PBB menunjukkan, kriminalitas yang terorganisir meraup pemasukan 2,1 milyar dollar per tahun. Tapi apa arti semua uang ini, jika tidak dapat diputar dalam sirkulasi uang legal? Bagi mafia, parktek pencucian uang adalah sesuatu yang utama.

"Pencucian uang bukanlah tindak kejahatan melainkan sebuah multiplikator bagi kejahatan yang terorganisir." Demikian dijelaskan pakar ekonomi asal Hamburg Ingo Fiedler dalam wawancara dengan Deutsche Welle.

"Seandainya tidak ada pencucian uang, mafia juga tidak akan ada." Fiedler memperkirakan, para bos mafia senang memanfaatkan peluang yang paling mudah dan murah untuk pencucian uang. Dan untuk itu permainan judi online menempati peringkat paling atas.

Judi Online Dikuasai Mafia

Memasang taruhan uang kotor. Memenangkan uang bersih. Dengan "aksi pencucian uang tunggal" semacam itu pelaku kejahatan yang terorganisir merasa amat puas.

Judi bukan hanya yang nyata, lewat jalur virtual kini juga marak.Foto: picture-alliance/dpa

Menurut keterangan Ingo Fiedler terdapat petunjuk, bahwa organisasi-organisasi kriminal sementara ini secara terarah membeli bursa judi online atau membentuknya sendiri. Kantor-kantor perusahaan permainan judi online kebanyakan berada di negara-negara yang dikategorikan surga bagi pengemplang pajak dan pelanggar hukum.

Jika sebuah kasino online meraup uang jutaan Euro, badan berwenang Jerman tidak dapat membuktikannya. "Pertukaran informasi antar negara tidak berlangsung lancar," papar Fiedler. "Tak seorang pun dapat membuktikan dari mana asal uang tersebut. Tapi pemilik-pemilik perusahaan dapat secara legal membayarkannya."

Sementara ini ada petunjuk, bahwa mafia Italia amat aktif terutama dalam permainan judi online di Jerman. Dalam sebuah acara dengar pendapat secara terbuka di Dewan Keuangan, November 2012, Jaksa Penuntut Umum Italia dan pemburu mafia Roberto Scarpinato ditanyai mengenai hal ini.

Berdasarkan hasil pengusutannya ada "arus uang luar biasa", yang bergerak dari Italia ke Jerman maupun sebaliknya. 45 saksi utama kasus mafia pada saat diinterogasi mengatakan kepadanya, bahwa Jerman merupakan salah satu negara yang dipilih mafia untuk tujuan pencucian uang. Yang terutama dipergunakan secara intensif adalah tempat-tempat permainan ding dong dan permainan judi online.

Jerman Pangku Tangan

Pakar hukum Swiss Andreas Frank ikut hadir saat penjelasan Jaksa Penuntut Italia itu di Berlin. Yang membuatnya geleng kepala: "Meskipun pemaparan yang begitu jelas, tanggapan dari para politisi menurut saya tidak ada," tutur Frank.

Polisi tidak bisa bertindak tegas hadapi praktek judi online.Foto: Fotolia/VRD

Dan juga hingga kini reaksi kementerian keuangan yang bertanggung jawab dalam masalah pencucian uang "sama dengan nol." Tidak terjadi apa-apa. Pemerintah pusat di Berlin membiarkan negara-negara bagian sendirian menghadapi masalah tersebut.

Pada prakteknya sejak tahun 2007, negara-negara bagian yang bertanggung jawab mengatur hal-hal yang terkait dengan permainan judi. Keputusan yang berdampak besar.

Bulan Januari 2012 negara bagian Jerman Schleswig-Holstein menyatakan secara sepihak, permainan judi online bagi pengelolanya yang berasal dari Uni Eropa, sebagai hal yang legal. Hampir satu tahun kemudian politisi negara bagian itu menarik kembali keputusan tersebut. Tanggal 24 Januari 2013 pemerintah negara bagian Schleswig-Holstein mengakhiri langkah sendirinya itu.

Tapi lisensi yang telah diberikan untuk permainan judi, tidak dapat ditarik mendadak. Andreas Frank yakin, tindakan yang ampuh memerangi pencucian dan aktivitas mafia dalam masalah ini, hampir tidak mungkin.

Juga upaya politis baru-baru ini, dengan mengeluarkan "Peraturan tambahan untuk UU pencucian uang" Desember 2012, menurut pandangan pakar hukum itu tidak cukup. Karena seperti halnya upaya untuk meredam pasar ilegal di sektor permainan judi, peraturan sama sekali tidak mengeluarkan peringatan apapun.

Polisi Tidak Berdaya

Dalam teori kedengarannya, seolah orang dapat mengawasi pengusaha legal permainan judi online dan memburu secara hukum yang ilegal. "Tapi pada kenyataannya tidak demikian", kata Sebastian Fiedler dari perhimpunan petugas kriminal Jerman.

Tidak ada tindakan untuk mengatasi permainan judi ilegal di internet. Dan dukungan dari politik? Menurut Fiedler hal itu tidak memadai. Personal yang dididik secara khusus untuk tugas itu amat kurang. Dan dengan demikian pasar permainan judi online ilegal di Jerman terus berkembang. Polisi hanya bisa memandangnya. Para pengelola tidak perlu merasa takut.

"Kondisi syok polisi semacam ini diinginkan secara politis", tambah pakar ekonomi Ingo Fiedler. Keraguannya terlalu besar, apakah dalam situasi undang-undang yang kompleks di Jerman selama ini, sesuai dengan Uni kebijakan Eropa.

Karena pada dasarnya keputusan hukum untuk larangan permainan judi dari Mahkamah Eropa hanya boleh dikeluarkan, jika hal itu memilki alasan kepentingan umum, seperti memerangi kecanduan permainan judi. Tapi tahun 2012 pihak Jerman tidak ragu-ragu dengan mengeluarkan lisensi untuk permainan judi online, meskipun itu hanya dilakukan oleh satu negara bagian saja yakni Schleswig-Holstein.

Mahkamah Eropa oleh karenanya meragukan argumen ini. Tanggal 24 Januari 2013 Mahkamah Agung Jerman mengajukan permohonan resmi kepada Mahkamah Eropa untuk melakukan kaji ulang aturan terkait judi online. Seandainya hukum Jerman tidak cukup kuat dalam pengujian tersebut, maka pasar Jerman harus membuka diri bagi semua pengusaha permainan judi lewat jalur virtual.