Gara-gara mencampur mahasiswa dan mahasiswi dalam satu acara selamat datang di kampus, seorang profesor di Pakistan dibunuh karena dianggap ‘tidak Islami‘.
Iklan
Polisi Pakistan menahan seorang mahasiswa karena diduga menikam seorang profesor hingga tewas, hari Rabu (20/03). Insiden itu bermula dari rencana penyelenggarakan acara ‘Welcome Party' atau pesta penyambutan para mahasiswa dan mahasiswi baru di kampus mereka. Tersangka menilai acara tersebut bertentangan dengan syariah Islam.
Tersangka dalam kasus itu adalah seorang mahasiswa semester lima jurusan bahasa Inggris di Government Sadiq Egerton College, berinisial KH. Ia diduga menikam Profesor Khalid Hameed, kepala departemen bahasa Inggris, setelah perdebatan panassoal penyelenggaraan pesta selamat datang di kampus mereka.
Sumber kepolisian mengatakan kepada DawnNewsTV bahwa tersangka KH tidak suka acara yang diselenggarakan karena menurut pandangannya, jika mahasiswa laki-laki dan perempuan digabung dalam satu acara itu, maka pesta penyambutan tersebut "tidak Islami". Acara penyambutan mahasiswa baru yang diorganisir Hameed sedianya diadakan pada 21 Maret 2019, kata polisi.
Dikutip dari GeoTV, menurut laporan di kepolisian, mahasiswa itu berteriak bahwa dia membunuh profesor tersebut karena "menyebarkan kecabulan".
Putra profesor Waleed Khan, yang bersamanya pada saat kejadian, mengatakan tersangka sempat menunggu ayahnya. "Ketika ayah saya hendak masuk ke kantornya, pria itu menyerangnya dengan pisau, memukul kepala dan perutnya," katanya kepada AFP. "Kami membawanya ke rumah sakit tetapi dia sudah meninggal dunia," katanya. Dia menambahkan mahasiswa itu menjatuhkan pisaunya dan para petugas menangkapnya.
Polisi meminta waktu kepada pengadilan untuk penyelidikan lebih lanjut atas insiden tersebut. Meskipun KH telah mengakui aksi yang dilakukannya, polisi ingin melakukan penyelidikan menyeluruh atas kasus pembunuhan itu. Kepada tersangka, pengadilan kemudian memberikan status penahanan fisik untuk penyelidikan lebih lanjut selama 15 hari.
Konflik Terburuk di Dunia
Institut Heidelberg untuk Riset Konflik Internasional (HIIK) merilis 'Barometer Konflik 2013'. Baik karena fanatisme agama, hasil bumi berharga atau gila kuasa, sepanjang tahun 2013 terjadi sekitar 400 konflik di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Suriah
Pada tahun keempat perang sipil di Suriah, kekacauan masih merajalela. Negara ini terpecah antara pasukan pemerintah di bawah Presiden Bashar al-Assad, kelompok oposisi moderat, Islamis, kelompok preman dan geng kriminal. Lebih dari 100.000 orang tewas akibat konflik, dan 9 juta warga terpaksa mengungsi. Konflik ini berpotensi meluas ke negara-negara tetangga.
Foto: Mohmmed Al Khatieb/AFP/Getty Images
Afghanistan
Pertempuran berlanjut di Afghanistan setelah NATO menyerahkan kontrol keamanan ke militer lokal. Taliban dan kelompok militan Islam lainnya terus melancarkan perang terhadap pemerintah menggunakan serangan bom bunuh diri dan ranjau. Wilayah perbatasan menjadi daerah yang paling rentan kekerasan. Menurut PBB, lebih dari 2.500 warga sipil tewas di Afghanistan tahun 2013.
Foto: picture-alliance/dpa
Filipina
Selama 40 tahun lebih front pembebasan Moro di Filipina memperjuangkan kebebasan. Setelah sempat mereda, konflik kembali berkecamuk tahun 2013 saat MNLF mengumumkan kemerdekaan kepulauan di bagian selatan Filipina. Pemberontak yang berusaha mengambil alih kota Zamboanga dipukul mundur oleh militer. Lebih dari 120.000 orang terpaksa mengungsi.
Foto: Reuters
Meksiko
Narkoba, perdagangan manusia, pemerasan dan penyelundupan: Ini cara kartel di Meksiko mendapat pemasukan. Untuk melindungi aliran dana, konflik antar kartel dan dengan pemerintah begitu marak. Pertempuran kecil terjadi setiap pekan. Akibatnya ratusan kelompok preman terbentuk di berbagai penjuru negeri. Tahun 2013 korban tewas akibat konflik kartel mencapai 17.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa
Nigeria
Kelompok Islamis Boko Haram ingin memberlakukan hukum Syariah di Nigeria. Untuk mencapai target ini, kelompok tersebut terus menyerang umat Kristen dan Muslim moderat. Dalam gambar, kerabat korban umat Kristen menggali kuburan usai sebuah serangan. Nigeria juga mempunyai pertempuran lain: petani Kristen bentrok dengan penggembala ternak Muslim terkait lahan subur.
Foto: picture-alliance/dpa
Sudan
Selama 10 tahun lebih beragam kelompok etnis Afrika bertempur di wilayah Darfur, Sudan, melawan pasukan pemerintah dan sekutunya. Dalam konflik, suplai air dan lahan subur menjadi taruhan. Ratusan ribu warga tewas akibat pertempuran dan jutaan lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Foto: picture-alliance/dpa
Somalia
Konflik antara pejuang al-Shabab dan militer di Somalia telah berlangsung selama 8 tahun. Dengan bantuan pasukan PBB dan Uni Afrika, pemerintah Somalia berhasil mengatasi gempuran Islamis. Meski begitu, pejuang al-Shabab tetap mengontrol wilayah selatan negeri. Al-Shabab bertanggung jawab atas sejumlah serangan bom di ibukota Mogadishu tahun 2013.
Foto: Mohamed Abdiwahab/AFP/Getty Images
Sudan Selatan
Tiga tahun setelah merdeka, Sudan Selatan tetap menjadi negara yang didominasi konflik dan medan dua pertempuran. Pejuang yang loyal terhadap wakil presiden bertempur melawan pasukan presiden. Militer juga menghadapi pertempuran lain. Di negara tetangga, Sudan, pasukan Sudan Selatan mendukung upaya otonomi dari dua provinsi yang kaya minyak bumi.
Foto: Reuters
Republik Demokratik Kongo
Di Kivu sepanjang tahun 2013 militer terus-terusan berhadapan dengan kelompok pemberontak M23. Setelah negosiasi damai dengan pemerintah, para pejuang kelompok itu terpecah menjadi kelompok-kelompok berbeda. Akhir tahun 2013 pemerintah Republik Demokratik Kongo mengumumkan kekalahan pemberontak. M23 telah menyatakan siap berjuang secara politik.
Foto: Melanie Gouby/AFP/GettyImages
Mali
Di Mali, pejuang Islamis berupaya merebut kekuasaan. Tahun 2012, sejumlah wilayah di bagian utara negeri berhasil direbut. Alhasil, Perancis ikut turun tangan membantu pemerintah Mali dengan pasukan dan persenjataan, serta serangan darat dan udara untuk menaklukkan pasukan Islamis. Pasukan helm biru kini bertugas menjaga keamanan, namun serangan dan bom bunuh diri terus berlanjut.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Dunia maya dipenuhi cuitan atas peristiwa mengejutkan itu. Seorang warganet menulis: ‘Saudaraku, kami bersamamu. Lihatlah berita tentang Bahawalpur di mana seorang profesor dibunuh hanya karena dia mengadakan pesta dansa. Dia bukan Hindu lalu mengapa dia dibunuh? Kita dikelilingi oleh zombie-zombie yang tidak memiliki akal. Saya juga takut pada mereka.‘
Warganet lain menulis: ‘Saya benar-benar tidak bisa tidur tadi malam setelah melihat bagaimana kita dikelilingi oleh pembunuh biadab yang mengerikan dan tanpa ampun.'
Sementara, seorang pengguna media sosial lain menyebutkan: ' Insiden #Bahawalpur adalah hasil dari sistem pendidikan kami, Pencampuran agama dengan segalanya. Mahasiswa Bahasa Inggris semester lima menentang Eropa dan kemurahan hati Islam sehingga artinya dia tidak tertarik dengan bahasa Inggris.'
Kepala Menteri Punjab, Usman Buzdar telah meminta laporan rinci tentang insiden tersebut dari petugas kepolisian daerah Bahawalpur, Imran Mahmood.
Kelas-kelas di kampus tetap ditangguhkan hingga hari ini dan akan berlanjut hingga hari Senin, 25 Maret 2019.
ap/vlz (dawn, geotv, afp)
Peliharalah, Bukan Merusak
Baik Islam, Buddha. Hindu, Kristen, Katholik dan Yahudi, memiliki kitab suci yang memberikan petunjuk dalam kehidupan. Di dalamnya mengajarkan para pengikut agama tersebut untuk merawat bumi dan lingkungannya.
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Melestarikan Ciptaan
Adam dan Hawa di Taman Eden: Kristen dan Yahudi meyakini memelihara ciptaan Tuhan adalah satu tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia: "Dan Tuhan menempatkannya di Taman Eden untuk bekerja dan memelihara taman itu" .(Alkitab: Kejadian 2: 15)
Foto: Jonathan Linczak / CC BY-NC-SA 2.0
Yahudi dan Kristen Alkitab berbagi pesan kunci
Kisah penciptaan diceritakan dalam perjanjian lama Kitab Musa. Kitab pertama Musa adalah bagian dari kitab Taurat, bagian pertama dari kitab Yahudi, yang disebut Tanakh.
Foto: Lawrie Cate / CC BY 2.0
Buku paling laku di dunia
Kisah penciptaan juga bagian sentral dari Perjanjian Lama dalam kitab suci umat Kristen, yang menjalin bagian-bagian dari teks-teks suci Yahudi. Alkitab adalah teks tertulis yang paling banyak digunakan dan paling sering dipublikasikan di dunia.
Foto: Axel Warnstedt
"Aturan ketertiban" manusia
"Dan Allah memberkati mereka, lalu berfirman: Beranakcuculah dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi "(Alkitab, Kejadian 1: 28).
Foto: Axel Warnstedt
Bekerja dengan berhati-hati atas ciptaannya
Dalam Islam, ciptaan Allah harus dilindungi. Manusia dapat memanfaatkannya, tapi dengan secara baik: "Matahari & bulan beredar menurut perhitungan, bintang-bintang dan pohon-pohon tunduk pada-Nya. Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca keadilan. Jangan ganggu keseimbangannya. Tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu menguranginya". (Al Qur‘an, Surat 55, 3-10)
Foto: sektordua / CC BY 2.0
Jangan sebabkan kerusakan di muka bumi
Al-Qur'an berisi petunjuk khusus dan rinci bagi umat Muslim. Banyak petunjuk di dalamnya yang langsung berkaitan dengan masalah lingkungan dan alam. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". (Al Qur'an, Surat Al-Baqarah: 2, 11)
Foto: Axel Warnstedt
Hindu dalam siklus abadi
Dalam semuanya bergerak dalam siklus di mana masing-masing komponen – kelahiran atau kematian, terlihat atau tidak terlihat – semua terulang secara terus-menerus. Manusia adalah bagian dari dunia ini, statusnya sama seperti makhluk hidup lainnya.
Foto: public domain
Selalu menjaga keseimbangan
Keseimbangan alam harus dipertahankan. Siapa yang sudah mengambil sesuatu, harus mengembalikannya. Dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup: "…dengan pengorbanan, Dewa akan memberkati apa yang kamu butuhkan. Ia yang menikmati apa yang para dewa beri, tanpa memberi imbalan sesungguhnya adalah pencuri . "(Bhagavad Gita 3:12)
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Semua saling terkait
Dalam bahasa Pali pada kitab awal Buddha, terdapat tulisan mengenai segala sesuatu yang saling ketergantungan dan keterkaitan: "Sesuatu yang ada, memiliki keberadaan. Eksistensi muncul dari keberadaannya. Jika sesuatu tidak ada, maka eksistensinya pun tiada. Dengan terhentinya sesuatu, maka hal ini akan selesai. "(Pali, Samyutta Nikaya II, 12:21)