Judicial Review yang diajukan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 104 tahun 2015 dikabulkan oleh Mahkamah Agung (MA). Walhi mengatakan ini salah satu kebijakan paling buruk di era Jokowi.
Iklan
Lewat akun Twitter-nya pada hari Selasa (31/12), Walhi menyebut penerbitan PP Nomor 104 tahun 2015 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, telah memperluas "kejahatan dan perilaku buruk konspirasi korporasi perkebunan khususnya kelapa sawit dengan penerbit izin."
Lebih lanjut lewat cuitan tersebut Walhi menjelaskan pengendalian kebakaran hutan serta lahan "seolah runtuh dengan adanya PP ini."
Melalui situs webnya MA mengumumkan amar putusan dari majelis hakim yang diketuai hakim agung Supandi. "Kabul permohonan HUM." Dengan demikian aturan alih fungsi hutan lindung menjadi perkebunan harus dicabut.
Putusan ini disambut baik oleh Walhi. Namun sampai saat ini Walhi belum dapatkan petikan putusan meski pada situs web menunjukkan pihak MA menjatuhkan putusan pada 13 Desember silam. "Untuk petikan putusan kami belum dapat," kata Manager Kajian Kebijakan Walhi, Boy Even Sembiring, seperti dikutip dari Detik.com.
Sementara itu Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono Hadi, mengatakan "kementerian akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan hanya setelah kami menerima putusan resmi," seperti dikutip dari kantor berita Reuters.
Untuk diketahui pada bulan September tahun 2019, data dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) menunjukkan bahwa industri kelapa sawit bertanggung jawab atas berkurangnya 39 % hutan di pulau Kalimantan antara tahun 2000 dan 2018. (detik.com, rtr) yp/hp
2019: Kebakaran Hutan di Berbagai Negara
Sepanjang tahun 2019, kebakaran hutan telah melanda di seluruh dunia. Menumpahkan limbah ke tanaman hingga hewan dan pohon yang menyerap karbon.
Foto: Reuters/S. N. Bikes
Paru-paru bumi terbakar
Hutan hujan terbesar di dunia terbakar hebat selama berminggu-minggu. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kebakaran di Amazon, Brasil, meningkat 82% pada Januari - Agustus. Namun pada bulan Agustus dilaporkan lebih dari 30.000 kebakaran terjadi. Penyebab kebakaran ini diduga karena pembukaan lahan untuk tanaman dan ternak.
Foto: REUTERS
Keanekaragaman hayati terbakar
Amazon bukan satu-satunya wilayah yang terbakar tahun ini. Ada lebih banyak kasus kebakaran terjadi di sabana Cerrado, selatan Brasil. Sebagai salah satu daerah dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Cerrado juga merupakan daerah yang paling terancam punah. Sabana sangat rentan terhadap kebakaran dan separuh area hijau telah hilang, sebagian besar karena pertanian kedelai.
Foto: DW/J. Velozo
Kebakaran berdampak pada orang utan
Kebakaran yang terjadi selama sebulan di Sumatra dan Kalimantan, menghancurkan lebih dari 40 ribu hektar hutan dan lahan. Orang utan yang sudah terancam punah juga terbunuh. Mereka yang selamat memiliki habitat yang jauh menyusut. Lahan gambut membuat kebakaran ini sangat sulit dipadamkan dan juga berbahaya bagi iklim karena sekitar 700 juta ton CO2 dilepaskan ke atmosfer.
Foto: REUTERS
Lahan basah tropis terbakar kering
Ekosistem lahan basah air tawar terbesar di dunia, Pantanal, juga terbakar tahun ini. Pantanal sebagian besar terletak di Brasil tetapi meluas hingga ke Bolivia dan Paraguay. Lebih dari 8.000 kasus kebakaran terjadi di sana, membuat sekitar 1,2 juta hektar hutan di Bolivia hancur. Para ilmuwan menyebut tragedi ini sebagai bencana terbesar bagi keanekaragaman hayati.
Foto: Getty Images/AFP/A. Raldes
Malapetaka kebakaran hutan di California
Kebakaran hutan yang melanda negara bagian California, AS, disebabkan oleh percikan api dari infrastruktur lama yang dikipasi angin panas dan kering sehingga kondisi kering di wilayah tersebut langsung berubah cepat menjadi neraka. Kebakaran hebat ini menghancurkan rumah dan tanah, menewaskan tiga orang, memaksa puluhan ribu warga mengungsi dan hampir satu juta orang terpaksa hidup tanpa listrik.
Foto: Imago Images/ZUMA Press/H. Gutknecht
Bahkan Arktik berkobar
Kebakaran juga terjadi di dalam lingkaran Kutub Utara. Di Siberia, ratusan kebakaran selama tiga bulan menghancurkan lebih dari 4 juta hektar hutan, menciptakan awan jelaga dan abu di seluruh UE, sehingga militer Rusia harus dikerahkan. 400 kasus kebakaran juga melanda Alaska. Greenland dan Kanada pun tidak luput dari kobaran api.
Foto: Imago Images/ITAR-TASS
Kebakaran hutan membunuh koala
Australia harus mengalami kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kekeringan, suhu panas dan angin kering membuat lebih dari satu juta hektar hutan dan lahan terbakar mengakibatkan empat orang dan 1.000 koala tewas. Koala dianggap rentan terhadap kepunahan, dan kebakaran hutan tahun ini membuat masa depan hewan yang lambat dan tak berdaya ini semakin terancam. (ha/hp)