Perusahaan swasta dengan alasan tertentu, dibolehkan melarang karyawan perempuannya mengenakan jilbab atau cadar. Mahkamah Eropa menetapkan putusan dalam kasus pemecatan karyawan berjilbab di Perancis dan Belgia.
Iklan
Mahkamah Eropa mengeluarkan putusan kontroversial Selasa (14/03) terkait dua kasus pemakaian jilbab yang melibatkan insinyur perangkat lunak di Perancis dan resepsionis di Belgia. Sebelumnya, kedua karyawati itu dipecat perusahaan karena menolak melepaskan jilbab di tempat kerja. Mahkamah Eropa menyebutkan, "Aturan internal suatu perusahaan yang melarang (karyawannya) terlihat mengenakan tanda-tanda politik, filsafat atau agama, bukanlah merupakan bentuk diskriminasi secara langsung."
Diskriminasi terjadi, jika perusahaan tidak memiliki aturan internal yang bersifat netral. "Namun, jika tidak ada aturan tersebut, kesediaan majikan untuk memperhitungkan keinginan pelanggan yang tak mau lagi memakai layanan perusahaan yang mempekerjakan karyawan berjilbab, tidak dapat dipertimbangkan sebagai persyaratan kerja yang bisa menafikan diskriminasi," demikian tambah pengadilan.
Putusan Mahkamah Eropa yang berkedudukan di Luksemburg itu diambil menjelang pemilihan parlemen Belanda, di mana migrasi telah menjadi isu utama.
Tempat Dimana Niqab atau Burqa Dilarang
Sementara beberapa kawasan atau negara memberlakukan kewajiban memakai busana Islami yang tertutup, di negara atau wilayah ini, pemakaian niqab dan burqa dilarang.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Belanda
Menyusul Perancis dan Belgia, di penghujung November 2016, parlemen Belanda menyetujui larangan pemakaian burqa dan niqab di beberapa tempat umum, termasuk di transportasi publik. Alasannya untuk jaminan keamanan publik. Aturan itu masih membutuhkan persetujuan dari senat.
Foto: picture-alliance/E. Daniels
Perancis
Perancis adalah negara Eropa pertama yang melarang pemakaian burqa di tempat umum. Aturan ini perlahan dimulai tahun 2004, dengan pengawasan ketat atas simbol keagamaan di sekolah yang dikelola negara. Tapi April 2011, pemerintah melarang sepenuhnya pemakaian cadar di wilayah publik. Denda bagi pemakainya 150 €, sementara siapa pun yang memaksa perempuan menutupi wajah bisa didenda € 30.000.
Foto: Getty Images
Belgia
Belgia mengikuti jejak Perancis dengan memperkenalkan larangan pemakaian cadar pada tahun 2011. Aturannya melarang seseorang mengenakan pakaian yang mengaburkan wajah mereka di tempat umum. Perempuan yang tertangkap mengenakannya dapat dipenjara hingga tujuh hari atau dipaksa untuk membayar denda sekitar € 1.300.
Foto: AP
Italia
Italia tidak memiliki larangan nasional atas pemakaian niqab atau burqa. Tetapi pada tahun 2010, kota Novara memberlakukan pembatasan itu- meskipun saat ini belum ada ketetapan sistem denda mengenainya. Di beberapa bagian Italia, pemerintah setempat telah melarang 'burqini'.
Foto: picture alliance/dpa/Rolf Haid
Spanyol
Beberapa distrik di Katalonia, Spanyol memiliki hukum terhadap burqa dan niqab. Pada tahun 2013, Mahkamah Agung membatalkan larangan di beberapa negara bagian, dengan alasan bahwa hal itu "membatasi kebebasan beragama". Tapi beberapa wilayah lain tetap memberlakukannya, berdasar ketetapan Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia ECHR yang menyatakan pelarangan jilbab tidak melanggar HAM.
Foto: Reuters/A. Gea
Bulgaria
Menyusul negara-negara lainnya di Eropa kini di Bulgaria, burka pun tak diperkenankan dikenakan di tempat umum- seperti gedung pemerintah dan lokasi wisata- dengan alasan keamanan. Tapi warga boleh memakainya untuk alasan pekerjaan maupun kesehatan.
Foto: DW/T. Vaksberg
Chad
Sejak dua serangan bom bunuh diri pada bulan Juni 2015, pemerintah melarang pemakaian niqab dan burqa di Chad. Perdana menteri Chad, Kalzeube Pahimi Deubet menyebutnya 'kamuflase' dan mengatakan semua burqa yang terlihat dijual akan dibakar. Sedangkan mereka yang kedapatan mengenakannya bisa ditangkap dan dihukum penjara..
Foto: Reuters/M. Ngarmbassa
Kamerun
Sebulan setelah Chad, Kameren mengikuti jejaknya dengan melarang pemakaian burqa, menyusul aksi bom bunuh diri yang oleh orang-orang yang mengenakannya. Larangan itu ditetapkan di lima provinsi di negara itu
Foto: Getty Images/AFP/P. Desmazes
Niger
Jilbab dilarang di Diffa, kawasan yang terteror oleh aksi kelompok Boko Haram. Presiden Niger juga tengah menyarankan agar jilbab pun dilarang.
Foto: Getty Images/AFP/I. Sanogo
Kongo-Brazzaville
Jilbab dengan penutup wajah penuh telah dilarang di tempat umum sejak tahun 2015 untuk mencegah serangan terorisme.
Foto: Getty Images/AFP/G.-G. Kitina
Swiss
Meskipun aturannya baru berlaku di wilayah Tessin, undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. Siapapun yang tertangkap mengenakan cadar dapat didenda sampai 9200 €.
Foto: imago/Geisser
Mesir
Parlemen Mesir menggodok undang-undang larangan pemakaian cadar di tempat umum dan lembaga pemerintah. Aturan ini dibahas setelah Universitas Kairo melarang staf akademik mengenakan niqab di kelas suapaya lebih mudah berkomunikasi dengan para mahasiswanya.
Foto: picture alliance/Bibliographisches Institut/Prof. Dr. H. Wilhelmy
12 foto1 | 12
Berakar pada Piagam Uni Eropa
Untuk memastikan partisipasi penuh warga dalam Uni Eropa, termasuk dalam kehidupan perekonomian, aturan Uni Eropa atau yang disebut Direktif 200/78 melarang bentuk diskriminasi baik "secara langsung ataupun tidak langsung" . Direktif biasanya memberi kebebasan bagi negara anggota untuk mengadopsinya atau tidak.
Undang-undang Uni Eropa atau Direktif berakar pada Piagam Hak Asasi Uni Eropa yang diadopsi pada tahun 2000 serta konvensi yang jauh lebih tua, dari tahun 1950 tentang Perlindungan HAM dan Kebebasan Fundamental.
Pasal 9 konvensi tahun 1950 itu menyebutkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk "melaksanakan agama atau keyakinannya, dalam beribadah, kegiatan mengajar, mempraktikkan agama dan keyakinannya serta ketaatan terhadap keyakinan atau agama itu".
Pasal 10 dari Piagam Hak Asasi Uni Eropa juga mendasari hak untuk melakukan praktik keagamaan, namun dalam pasal 16 juga tercantum bahwa perusahaan- perusahaan memiliki "kebebasan untuk melakukan bisnis sesuai dengan hukum Uni Eropa dan hukum nasional."
Indonesia Bakal Jadi Pusat Hijab Dunia?
Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai pusat mode Muslim di tingkat Asia pada 2018 dan tingkat dunia pada 2020. Sejauh ini ekspor busana Muslim Indonesia masih kalah jauh dibanding Cina dan India.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
US$ 230 milyar belanja busana Muslim dunia
Data Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy 2015 menunjukkan nilai belanja yang dikeluarkan masyarakat untuk belanja busana (termasuk sepatu) Muslim cukup fantastis: yakni sekitar 230 milyar dollar AS pada tahun 2014. Atau, sekitar 11 persen dari total belanja busana warga dunia, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,8 persen per tahun.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Indonesia no-5
Berdasarkan data tahun 2014, negara dengan tingkat konsumsi pakaian Muslim tertinggi adalah: Turki (US$25 milyar), Uni Emirat Arab (US$ 18 milyar), Nigeria (US$15 milyar), Arab Saudi (US$14,7 milyar) dan Indonesia ($US 12,7 milyar).
Foto: picture-alliance/Pacific Press/Azwar
Cina eksportir terbesar
Cina menempati posisi utama sebagai negara pengekspor terbesar ke negara-negara anggota OKI(Organisasi Negara Islam) yakni sebesar US$ 28,7 juta. Disusul India (US$3,87 juta) dan Turki (US$2,3 juta).
Foto: picture alliance/CPA Media
Memanfaatkan momen Ramadhan
Jelang Ramadhan 2016, para desainer sudah berlomba menampilkan karya-karya busana Muslim terbarunya. Di antaranya lewat ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) yang berlangsung di Jakarta.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
#ScreenshotTheLooks
Sekitar 200 desainer, termasuk perancang dari 40 dari usaha kecil menengah ikut ambil bagian dari ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) ini. Tema MUFFEST 2016 adalah #ScreenshotTheLooks.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Partisipasi dari manca negara
Bukan hanya perancang busana Muslim dari tanah air yang tampil dalam MUFFEST 2016, melainkan juga para desainer dari negara-negara lain seperti Turki, Italia, Rusia, Malaysia dan Bangladesh.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Cintai produk lokal
Panita ajang fashion show busana Muslim mengatakan, MUFFEST 2016 menitikberatkan pada kecintaan akan produk lokal, kepedulian sosial dan lingkungan hidup. Para desainer Indonesia yang tampil di antaranya Norma Hauri, Monika Jufry, Najua Yanti dan Itang Yunasz.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Lirik pangsa pasar internasional
Pemerintah berharap, ajang MUFFEST 2016 diharapkan bisa menjadi batu loncatan bagi dunia fashion Indonesia untuk meluaskan pasar ke tatanan internasional dan dalam jangka panjang sebagai pusat mode busana Muslim dunia. Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai pusat mode Muslim di tingkat Asia pada 2018 dan tingkat dunia pada 2020.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Ekspor meningkat
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menyatakan, kinerja ekspor busana Muslim pada 2014 nilainya mencapai US$ 4,63 miliar, naik 2,3 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sempat turun tipis tahun lalu menjadi US$ 4,57 miliar. Namun pada Januari kemarin kembali naik 2,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Negara tujuan ekspor
Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor produk busana Muslim Indonesia adalah Amerika Serikat, Kanada,, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Australia,Uni Emirat Arab, Belgia, dan Cina.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Hackenberg
10 foto1 | 10
Pendapat hukum yang menentang
Advokat umum pengadilan tingi Eropa menyampaikan pandangannya yang bertentangan dalam menafsirkan direktif atau undang-undang hukum Eropa dan penilaian sebelumnya, di tingkat banding pengadilan Perancis dan Belgia.
Eleonore Sharpston mengatakan, pengusaha Perancis yang memecat insinyur Asma Bougnaoui pada 2009 karena memakai jilbab saat melayani konsumennya di Toulouse, harus "memberi jalan" terhadap hak karyawannya sebagai individu untuk memanifestasikan agamanya.
Pria-pria Berhijab
Pria-pria di Iran tunjukkan rasa solidaritasnya kepada kaum perempuan, dengan cara mengenakan hijab. Sejak Revolusi Islam tahun 1979, perempuan di Iran wajib berhijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
#MenInHijab
Tagar #Mrdan_Bahjab" dan #MenInHijab di jejaring sosial telah menjadi salah satu tagar atau hashtag paling populer di pertengahan tahun 2016.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Laki-laki Iran mengenakan hijab
Kini foto-foto pria berjilbab membanjiri media sosial, sebagai wujud solidaritas terhadap ibu, istri maupun saudara perempuan mereka yang diharuskan mengenakan hijab di Iran.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mendadak heboh
Kampanye protes pemaksaan jilbab ini menjadi heboh, tatkala mulai dipampang di laman medsos Facebook : #MyStealthyFreedom, yang diinisiasi mereka yang memang berada di garda depan dalam pembelaan hak-hak perempuan. Follower akun : My Stealthy Freedom kini sudah melebihi satu juta orang.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Aturan masa lalu
Seorang pemuda yang mengirimkan foto tantangan pria berhijab ini prihatin ketika ibu, saudara perempuan dan kawan-kawan perempuannya dipaksa mengenakan sesuatu,.Menurut dia pemaksaan berbusana adalah bentuk hukum dari abad lalu.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sudah dua tahun berkampanye
Inisiator gerakan ini adalah Masih Alinejad. Ia sejak dua tahun lalu meluncurkan kampanye memprotes pemaksaan berjilbab terhadap perempuan. Kampanyenya kini makin menarik perhatian internasional soal isu jilbab. Masih Alinejad yang berlatarbelakang aktivis dan jurnalis sendiri terkejut ketika kampanyenya menjadi arus besar yang ramai diperbincangkan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bukan cuma masalah perempuan
Menurut Masih Alinejad, jilbab bukan hanya masalah yang dihadapi kaum perempuan. Ini masalah seluruh masyarakat. Gambar-gambar dan pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye menegaskan hal tersebut. Kini kaum laki-laki Iran mengemukakan protes mereka secara terang-terangan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Isu sensitif
Setiap kali persoalan hijab disentil di Iran, berbagai kalangan segera bereaksi berang. Mereka beralasan, amat penting bagi kaum hawa menjaga martabat dengan cara menutupi tubuhnya dengan hijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Awalnya menertawakan
Seorang anak muda berkontribusi dalam kampanye yang sedang ‘ngetren’ ini, dengan melampirkan foto bersama ayah dan saudara lelakinya: “Kami menerima tantangan in. Waktu melihat berita ini di TV dimana pria-pria memutuskan memakai hijab, awalnya kami tertawa-tawa, lalu semenit kemudian kami menyadari, bahwa pemaksaan bukan hal yang baik, jadi kami ikut berkampanye.”
Foto: facebook/my stealthy freedom
Melawan pemaksaan terhadap perempuan
Berusaha melawan paksaaan, dengan tidak bercadar. Berdasar laporan Amnesty International tahun 2015, 2,9 juta perempuan Iran mendapat peringatan polisi karena dianggap tak mematuhi aturan berbusana. Lebih dari 200 ribu orang di antaranya menandatangani perjanjian bahwa tak akan melakukannya lagi.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Tak mau menindas perempuan
Foto-foto dan pesan-pesan yang dikirimkan orang-orang ke media-media lokal di Iran banyak yang menyertakan pesan, bahwa kami tidak mau menindas perempuan dengan pemaksaan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengharap dukungan masyarakat
Seorang prai mengemukakan harapannya agar media setempat pun mendukung gerakan anti pemaksaan ini. Menurut dia harapan itu wajar karena media luar Iran, seperti London Times atau the Independent menulis rinci persoalan ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sepupu pria mereka bersemangat
Sepupu pria kami gegap gempita menyambut seruan bergabung dengan kami dalam foto. Dengan harapan bahwa semua orang di Iran lebih menghormati kaum perempuan dan hak –hak mereka atas diri mereka sendiri, ujar kedua perempuan dalam foto.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bergaung ke seluruh dunia
Gaung kampanye ini mengglobal. Selain media Inggris juga media Perancis, media Jerman, televisi Belgia dan Belanda serta media di Italia memberitakan fenomena pria berjilbab ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mencerahkan pandangan orang
Pria ini bersama putranya berpose dengan mengenakan syal sebagai hijab dalam sebuah foto keluarga. Dengan turut serta mendukung kampanye ini, ia ingin agar pemikiran orang-orang tercerahkan, bahwa perempuan punya hak atas tubuhnya sendiri.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengalami yang dirasakan saudara perempuan
Setiap hari, saudari saya harus mengenakan chador atau syal penutup kepala. Saya ingin ikut merasakan apa yang ia alami dengan pemaksaan busana itu. Kesedihannya, perasaannya... uajr seorang pria yang juga ambil bagian dalam kampanye ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Istri, ibu, dan adik saya menderita jika dipaksa
Ayah dan putra perempuan ini juga menjawab tantangan berhijab dengan untaian kata: "Beberapa orang berkomentar di Facebook bahwa tidak sepantasnya memperlihatkan istri saya tanpa chador. Saya harus mengatakan itu adalah suatu kefasikan, yang disebut cemburu. Ini berarti bahwa Anda dengki terhadap mereka yang menghormati hak-hak perempuan. Sementara istri, ibu, dan adik saya menderita. "
Foto: facebook/my stealthy freedom
16 foto1 | 16
Sharpston menyimpulkan, telah terjadi diskriminasi atas dasar agama atau keyakinan. Ia menambahkan: "Sangat berbahaya untuk membenarkan tindakan majikan yang beralasan menerapkan perlakuan yang sama, untuk tunduk pada prasangka, dengan berdasarkan argumen "pelanggan kami tidak akan menyukainya”.
Argumen netralitas pengusaha Belgia
Dalam kasus yang menimpa resepsionis Samira Achbita, advokat hukum UE lainnya, Juliane Kokott menyimpulkan bahwa, mengenakan jilbab di sebuah perusahaan keamanan Belgia "bukanlah merupakan diskriminasi langsung berdasarkan agama". Larangan ini dapat dibenarkan dalam kerangka Direktif, "jika larangan umum tercantum dalam peraturan perusahaan yang melarang penampakan simbol politik, filsafat dan agama di tempat kerja."
"Diskriminasi semacam itu dapat dibenarkan untuk menegakkan kebijakan atas netralitas agama dan ideologi," demikian kesimpulan Kokott.
Perusahaan di Belgia itu memecat resepsionis tersebut pada tahun 2006. Samira Achbita kemudian memulai proses pengadilan Belgia menentang pemberhentian tersebut pada tahun 2009, dengan didukung oleh Pusat Persamaan Hak Belgia. Proses hukumnya terhenti di dua pengadilan perburuhan yang lebih tinggi. Tahun 2015, Pengadilan kasasi Belgia terus memproses gugatan itu yang kemudian melimpahkan gugatan hingga ke Mahkamah Eropa.
ap/as (afp/dpa/rtr)
Foto Terlarang Seronoknya Perempuan Iran
Mengoperasi hidung, mewarnai rambut, banyak perempuan Iran meniru gaya barat. Namun mereka menutupi kecantikannya di bawah chador. Dalam seri fotonya "Among Women" Samaneh Khosravi menunjukkan rahasia perempuan Iran.
Foto: Samaneh Khosravi
Meniru artis barat
Kerudung dikenakan menutupi rambutnya yang dipirang, sementara chador dikenakan menyelimuti pakain gaya barat. Perempuan Iran ini bersiap keluar rumah. Kecantikan di Iran menyelaraskan tradisi dan modernitas. Ini terpapar dalam jepretan fotografer Samaneh Khosravi. Banyak perempuan Iran meniru tampilan aktris Hollywood yang mereka amati via internet atau televisi satelit.
Foto: Samaneh Khosravi
Melonggarkan aturan
Sejak Revolusi Islam pada tahun 1979, perempuan di Iran harus menutupi rambut dan tubuhnya di muka publik. Perempuan muda melonggarkan aturan itu, misalnya memakai jilbab, namun sebagian rambut dapat terlihat. Tampak dalam foto, kelompok perempuan muda yang sedang berjalan bersama di Tochal, sebuah gunung di utara Teheran.
Foto: Samaneh Khosravi
Wajah boleh terlihat
Kaum agamis di Iran menafsirkan aturan ketat tata cara berpakaian, dimana perempuan harus berhijab. Menutup wajah tak diwajibkan. Dahulu, dari tahun 1936 sampai 1941, raja Reza Shah Pahlevi melarang perempuan mengenakan jilbab di depan umum.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaket Marilyn Monroe
Banyak orang Iran berbelanja lewat internet - ketika mencari model-model unik seperti jaket Marilyn Monroe ini. Khosravi mengatakan: "Desainer muda mempublikasikan pakaian mereka dengan mudah di Facebook atau Instagram dan menjualnya dari rumah."
Foto: Samaneh Khosravi
Operasi hidung laku di Iran
Perempuan Iran banyak mengeluarkan uang untuk penampilan mereka. Operasi plastik booming. Setiap tahun, dilakukan 60.000-70.000 operasi hidung di Iran - lebih tinggi jumlahnya dibanding negara-negara lain di dunia. Fotografer Samaneh Khosravi menemani pemudi Iran yang hidungnya dioperasi, katanya: "Dia sangat senang dengan hasilnya."
Foto: Samaneh Khosravi
Tiap tahun angkanya naik
Dari statistik ditemukan, angka operasi hidung di Iran setiap tahun meningkat. Tampak seorang gadis muda masih dengan perban di hidung berjalan-jalan di Taman Kota Mashhad, melihat-lihat kerajinan tangan,
Foto: Samaneh Khosravi
Menggabungkan tradisi dengan modernitas
"Kecantikan model Barat memainkan peran yang sama pentingnya dengan tradisi," ujar Khosravi. Fashion di Iran dipengaruhi oleh gabungan tradisi dan modernitas ini.
Foto: Samaneh Khosravi
Perawatan kecantikan di rumah
Bahkan layanan kecantikan bisa dilakukan di rumah. Dalam foto tampak seorang penata rambut mencabuti rambut-rambut halus pelanggannya dan mewarnai rambut mereka. "Semakin banyak perempuan yang ingin mengecat rambut menjadi pirang," kata fotografer Khosravi.
Foto: Samaneh Khosravi
Hobi menikur-pedikur
Samaneh Khosravi juga mengunjungi salon kecantikan besar di Iran. Di sana, perempuan bisa lebih bebas, karena laki-laki tidak diperbolehkan masuk ke salon ini. Banyak perempuan Iran menganggap perawatan kecantikan kuku sebagai hal penting, kata fotografer itu.
Foto: Samaneh Khosravi
Tak selalu hitam
Khosravi menampilkan gambar yang menepis anggapan klise tentang busana perempuan Iran. "Banyak perempuan dengan taat menutup diri, tapi tetap mengenakan warna-warna cerah. Beberapa kalangan berpikir bahwa mereka selalu berjalan dengan hijab hitam.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaga kesehatan lewat olahraga
Gadis-gadis muda Iran tampak berolahraga di sebuah lapangan olahraga di Teheran. Kecantikan juga diselaraskan dengan kebugaran.
Foto: Samaneh Khosravi
Merayakan kultus kecantikan
Terutama di kota-kota besar, kultus kecantikan dirayakan. "Generasi muda telah berhasil menemukan keselasaran ideal antara modernitas dan tradisi," kata Khosravi. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati batasan-batasan sosial.