Pemerintah Jerman Dituntut Revisi UU Perlindungan Iklim
30 April 2021
Mahkamah Konstitusi Jerman memutuskan, pemerintah harus memperbaiki UU Perlindungan Iklim karena akan membebani generasi muda saat ini. Gugatan itu diajukan oleh aktivis iklim Fridays for Future.
Iklan
Mahkamah Konstitusi Jerman Bundesverfassungsgericht pada hari (Kamis 29/4) mengeluarkan putusan bersejarah dan menyatakan bahwa UU Perlindungan Iklim dari tahun 2019 sebagian melanggar konstitusi.
"Peraturan ini secara permanen menunda beban pengurangan emisi yang tinggi hingga periode setelah 2030," kata Mahkamah Konstitusi. Hal itu akan membebani generasi masa depan dan melanggar hak-hak hidup mereka.
Dalam putusannya, Bundesverfassungsgericht terutama menyoroti bahwa UU Perlindungan Iklim yang ada saat ini tidak menjelaskan secara cukup rinci, bagaimana emisi gas rumah kaca harus dikurangi setelah 2031.
Majelis hakim Mahkamah Konstitusi pun memberi waktu hingga akhir tahun depan kepada pemerintah Jerman untuk menyusun target pengurangan emisi gas rumah kaca yang lebih jelas untuk periode setelah 2030.
Klub Sepakbola Jerman dan Isu Perlindungan Iklim
Bagaimana klub-klub sepakbola di liga Jerman Bundesliga menanggapi isu perubahan iklim dan perlindungan lingkungan? Inilah beberapa contoh kebijakan 10 klub papan atas.
Foto: Imago Images//Heuberger
RB Leipzig
RB Leipzig saat ini bertengger di peringkat teratas kompetisi Bundesliga. Tapi soal perlindungan iklim, mereka salah satu yang terbawah. Klub ini tidak pernah menggunakan kereta api ke pertandingan tandang. Mereka paling sering terbang dengan pesawat dan hanya sesekali menggunakan bis tim.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
Borussia Mönchengladbach
Seperti halnya di banyak stadion Bundesliga lain, di Mönchengladbach juga hanya digunakan lampu LED dan cangkir yang dapat digunakan kembali - dan itu sudah mereka lakukan sejak 20 tahun lalu. Klub juga membeli makanannya dari produsen lokal, dan makanan yang tersisa dibagikan ke lembaga amal. Borussia Mönchengladbach juga mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan.
Bayern München telah menjadi anggota "Aliansi Iklim Bayern" sejak 2015. Stadion mereka Allianz Arena dilengkapi dengan teknologi LED. Akhir 2019 garasi parkir dilengkapi dengan sistem fotovoltaik. Mereka juga hanya menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali.
Foto: imago images/ActionPictures
Borussia Dortmund
Sistem tenaga surya dengan bentuk logo BVB menghiasi atap stadion di Dortmund memasok sekitar 485 ribu kilowatt jam listrik untuk jaringan listrik lokal sejak 2018. Bekerjasama dengan pemasok listrik hijau, Borussia Dortmund ingin menghemat lebih 80 ribu ton CO2. Area pelatihan juga memiliki sistem pengairan tadah hujan.
Foto: picture-alliance/Augenklick/firo Sportphoto
FC Schalke 04
Di stadion Schalke, gelas plastik bekas dikumpulkan setelah pertandingan dan diproses untuk membuat cangkir baru. Mesin pencuci piringnya hemat air dan menggunakan proses khusus untuk menghasilkan air dari sisa makanan. Perlindungan lingkungan dimuat dalam kode etik perilaku anggota klub.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Weihrauch
Bayer Leverkusen
Mulai musim ini, hanya cangkir yang dapat digunakan kembali sampai 150 kali yang digunakan di stadion BayArena. Bayer Leverkusen juga menggunakan listrik dari sumber terbarukan. Sejak 2016, klub juga telah menawarkan seminar dan pelatihan untuk kaum muda mengenai perlindungan lingkungan - dilakukan di ruang kelas stadion BayArena.
Hoffenheim adalah satu-satunya klub papan atas yang mendukung "Aliansi untuk Pembangunan dan Iklim" dari Kementerian Pembangunan Jerman. Mereka juga mendukung pelaksanaan proyek-proyek ramah lingkungan di Uganda. Siapa yang membeli tiket Hoffenheim, juga bisa membeli bibit pohon dengan harga murah.
Foto: Getty Images/Bongarts/C. Koepsel
Freiburg
Soal ramah lingkungan, Freiburg adalah klub perintis di Bundesliga. Mereka sudah memasang sistem panel surya di atap stadion tahun 1995. Freiburg juga bekerja sama selama bertahun-tahun dengan organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) pada berbagai proyek konservasi alam.
Foto: Imago Images//Heuberger
Wolfsburg
Klub yang didanai pabrikan mobil Volkswagen (VW) inilah yang pertama kali menggunakan lampu LED untuk penerangan stadion. Sejak 2011 stadion ini menggunakan listrik hijau 100 persen. Dan untuk karyawan klub disediakan mobil listrik. Wolfsburg juga memiliki hutan sendiri, di mana lebih 2.000 pohon telah ditanam.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Augsburg
Augsburg mengatakan bahwa stadion mereka adalah stadion "netral CO2" yang pertama di dunia. Stadion ini menggunakan energi panas bumi. Setiap jam, sampai 200.000 liter air dipompa dari dua sumur yang terhubung dengan sistem tukar panas. Klub mengatakan, dengan metode ini lebih dari 750 ton emisi CO2 bisa dihemat setiap tahun. (hp/yp)
Foto: Imago Images/Schiffmann
10 foto1 | 10
Digugat aktivis perlindungan iklim
Sebelumnya sembilan kelompok masyarakat yang sebagian besar terdiri dari kaum muda mengajukan gugatan kurangnya tindakan perlindungan iklim yang mengancam masa depan mereka. Gugatan itu didukung oleh beberapa jaringan perlindungan lingkungan, terutama Friends of the Earth Jerman, BUND, dan Fridays for Future di Jerman.
Mereka mengatakan undang-undang yang ada saat ini tidak cukup untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi perubahan iklim, sebagaimana dituntut dalam studi-studi ilmiah yang diakui secara internasional.
Mereka berpendapat, kurangnya tindakan perlindungan iklim telah melanggar hak-hak fundamental mereka untuk masa depan yang manusiawi.
"UU yang digugat memang melanggar kebebasan penggugat, beberapa di antara mereka masih sangat muda," kata Mahkamah Konstitusi pengadilan dalam sebuah pernyataan.
Selanjutnya disebutkan: "Hampir setiap hak kebebasan berpotensi dipengaruhi oleh kewajiban pengurangan emisi di masa depan, karena hampir semua bidang kehidupan manusia juga terkait dengan emisi gas rumah kaca."
"Bumi adalah hadiah Tuhan" - Saat Tokoh Islam Bicara Lingkungan
Deutsche Welle menggandeng Wahid Institute menggelar seminar Islam Ekologis. Di sana tokoh agama dari empat negara muslim terbesar membahas bagaimana menggerakkan agama sebagai motor perlindungan lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Cinta Manusia, Cinta Alam
Meski potensinya berlimpah, hingga kini agama jarang dilibatkan dalam upaya melindungi lingkungan atau mitigasi dampak perubahan iklim. Sebab itu Deutsche Welle dan Wahid Institute menggelar seminar "Cinta Manusia, Cinta Alam" untuk mengajak tokoh agama agar membantu mengkampanyekan pesan-pesan lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Temu Sapa Pegiat Lingkungan dan Tokoh Agama
Seminar ini tidak hanya mengundang tokoh agama, tetapi juga kaum muda yang selain mengembangkan solusi masalah lingkungan dengan pendekatan modern, juga giat mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Agustina Iskandar, Direktur World Cleanup Day Indonesia
"Kita tidak punya planet B dan sebab itu kita harus bekerjasama melindungi lingkungan global. Kami senang ada banyak orang bergabung dan saling berbagi tanggungjawab kolektif ini."
Foto: DW/A. Tauqeer
Hayu Prabowo, Imam Masjid Ramah Lingkungan
"Islam mengajarkan kita untuk menjalankan kehidupan yang selaras dengan alam, di mana pemborosan sumber daya alam itu dilarang dan masjid seharusnya menjadi contoh bagi ajaran agama ini."
Foto: DW/A. Tauqeer
Ahmad Shabbar, Direktur GarbageCan, Pakistan
"Lingkungan yang sehat dan manusia-manusia baik saling membutuhkan satu sama lain, untuk bisa bertahan hidup. Praktik berkelanjutan dan perhatian yang lebih kepada lingkungan adalah kunci bagi masa depan yang lebih damai."
Foto: DW/A. Tauqeer
Tofiq Pasha, Aktivis Lingkungan Pakistan
"Lingkungan berarti Bumi yang biasa kita sebut sebagai ibu. Tapi kita tidak memperlakukannya sebagaimana seorang ibu. Dia sedang sakit. Kita harus merawatnya sebagaimana kita merawat ibu sendiri. Karena seperti seorang anak, nasib kita bergantung kepada alam, lingkungan dan kesehatan ibu Bumi. Lindungi dia, maka kita menjamin masa depan umat Manusia."
Foto: DW/A. Tauqeer
Abu Sayem, Dosen Agama Dunia di Universitas Dhaka
"Menurut Islam, keseimbangan ekologis sangat penting dan kita merupakan bagian darinya. Jika kita merusak salah satu bagian dari alam, kita sebenarnya sedang menghina sang Pencipta."
Foto: DW/A. Tauqeer
Debarati Guha, Pemred Asia Deutsche Welle
"Perlindungan lingkungan berada di jantung ajaran agama, terlepas dari benua dan peradabannya. Ada banyak ayat di dalam Al-Quran yang misalnya menyerukan pada manajemen air yang baik. Dan sebenarnya semua agama besar di dunia mengajarkan pemeluknya untuk merawat Bumi dengan cinta dan kasih sayang karena ia adalah hadiah dari Tuhan."
Foto: DW/A. Tauqeer
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation
"Allah mengirimkan kepada kita khalifah-khalifahnya dan tanggungjawab terbesar kita adalah melindungi alam sebagaimana dia diciptakan oleh Tuhan."
Foto: DW/A. Tauqeer
9 foto1 | 9
UU Perlindungan Iklim tahun 2019 menetapkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 55% sampai tahun 2030, dibandingkan dengan level tahun 1990. Namun tidak ada ketetapan tentang apa yang akan terjadi setelah 2030.
Iklan
Keputusan penting dan bersejarah
Menteri Urusan Ekonomi dan Energi Peter Altmaier menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi dengan mengatakan, itu adalah keputusan yang "besar dan bermakna". Keputusan itu penting untuk perlindungan iklim dan hak-hak kaum muda dan bisa memberi kepastian untuk perencanaan ekonomi.
Peter Altmeier mengaku senang bahwa putusan Mahkamah Konstitusi sejalan dengan Inisiatif Iklim 2020 yang dia ajukan, yaitu memastikan target pengurangan emisi yang ambisius sampai tahun 2050."
Aktivis Iklim dan salah satu juru bicara Fridays for Future Jerman Luisa Neubauer mengaku cukup kaget dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang sangat maju.
Dalam sebuah cuitan di Twitter dia menambahkan: "Kita menang! (Putusan) ini benar-benar hebat. Perlindungan iklim adalah hak fundamental."
Pengacara Felix Ekardt yang turut mengajukan gugatan mengatakan bahwa putusan mahkamah merupakan "tamparan di muka" pemerintah, sedangkan pengacara Remo Klinger menyebutnya sebagai "tonggak sejarah".