Mahkota Camilla dan Beban Sejarah Kolonialisme Inggris
Manasi Gopalakrishnan
5 Mei 2023
Berlian penghias mahkota kerajaan Inggris asal India, Koh-i-Noor, urung tampil dalam upacara pelantikan Raja Charles, Sabtu (6/5). Siapkah pemerintah di London mengembalikan benda rampasan kolonialisme tersebut?
Iklan
Berpaling dari tradisi, Permaisuri Inggris, Camilla, menolak mengenakan mahkota Koh-i-Noor saat penobatan Raja Charles, Sabtu (6/5). Dalihnya adalah karena tidak ingin melukai "kepekaan politis", kata seorang anggota kerajaan kepada media-media Inggris.
Berlian yang dipercaya membawa sial bagi pria itu, selama ini selalu dikenakan oleh perempuan. Berawal dari Ratu Viktoria, mahkota Koh-i-Noor sempat diwariskan kepada Permaisuri Mary dan Alexandra, sebelum dikenakan Ratu Elizabeth II pada pelantikannya tahun 1953.
Penolakan Camilla seiring dan selaras dengan tuntutan pemulangan benda-benda jarahan kolonialisme yang belakangan kian menguat.
7 Fakta Menarik tentang Raja Charles III
Raja Inggris yang baru, Charles III, ternyata merupakan seorang penulis buku anak-anak, pemain selo, dan juga pengusaha dengan merek wiskinya sendiri.
Foto: ZUMA/Keystone/IMAGO
Punya bakat musik
Raja Charles III mempelajari berbagai instrumen, termasuk piano dan terompet. Dia bernyanyi di paduan suara sekolah dan memainkan selo di orkestra universitasnya, Cambridge. Dia suka bermain musik di sana, meskipun "agak buruk," katanya dalam podcast BBC pada tahun 2021. Charles masih menjadi pembina Royal Philharmonic Orchestra.
Foto: ZUMA/Keystone/IMAGO
Pecinta seni
Pada tahun 2000, Charles pernah menyewa seorang pemain harpa resmi untuk Pangeran William. Bukan hanya penggemar musik, dia juga menyukai seni visual. Raja Charles III melukis menggunakan cat air, seperti lukisan resor ski Swiss ini, yang dibuatnya pada 1993. Karya-karyanya telah dipamerkan di Kastil Windsor dan Royal Academy, dan dijual untuk umum. Hasil penjualan disumbangkan untuk amal.
Foto: Stefan Rousseau/dpa/picture alliance
Pendongeng
Tidak hanya musik dan seni lukis, Raja Charles III juga telah menunjukkan bahwa dia seorang yang pandai berbicara. Sebagai pewaris takhta, ia biasa mengarang cerita untuk diceritakan kepada adik-adiknya, Edward dan Andrew. Dia pun membuat buku anak-anak "The Old Man of Lochnagar," yang diterbitkan pada 1980, yang berkisah tentang seorang pria yang tinggal di sebuah gua dekat perkebunan kerajaan.
Charles adalah penggemar mobil. Agar kecintaannya itu tetap sesuai dengan fokusnya dalam perlindungan iklim, ia mengubah Aston Martin miliknya dengan menggunakan bahan bakar etanol yang berasal dari gas alkohol yang dipancarkan selama produksi fermentasi anggur dan keju, sementara mobil lain menggunakan biodiesel yang dibuat dari minyak goreng bekas.
Foto: Andy Buchanan/AFP/Getty Images
Jejak karbon yang sangat besar
Jejak karbon yang dihasilkan keluarga kerajaan sangat besar. Charles tidak pernah bepergian dengan pesawat yang sama dengan William, untuk menghindari kehilangan dua pewaris takhta sekaligus jika pesawat mereka jatuh. Pada 2013, Charles menuai kritik karena air kemasan mereknya sendiri dikirim ke Timur Tengah untuk mendanai kegiatan amal, di mana air itu dijual di supermarket mewah.
Foto: Omar Torres/AFP/Getty Images
Biskuit lumer dan wiski
Pada tahun 1990, Charles mendirikan label organik Duchy Originals (sekarang disebut Waitrose Duchy Organic), yang selain air mineral kerajaan, juga menawarkan obat-obatan herbal, kue, teh, dan porselen. Charles juga terlibat dalam merek wiski Barrogill — campuran malt yang kuat, dengan aroma herbal dan manis sedang. Sebagian dari hasil penjualan tersebut untuk mendukung proyek di Skotlandia.
Foto: Avalon/Photoshot/picture alliance
Rutinitas minum teh
Minum teh adalah ritual tetap dalam rutinitas harian Raja Charles III. Menurut berbagai laporan, tepat pukul 4 sore, Charles memanjakan dirinya dengan secangkir teh, favoritnya teh Darjeeling dengan madu dan susu, bersama dengan camilan. Raja baru itu dikatakan sering melewatkan makan siang. (ha/hp)
Foto: Matt Cardy/Photoshot/picture alliance
7 foto1 | 7
Sejarah Koh-i-Noor
Intan berkadar 105 karat itu menyimpan sejarah panjang penaklukan dan imperialisme. Keberadaanya pertama kali dicatat oleh sejahrawan Persia, Muhammad Kazim Marvi pada pertengahan abad ke18.
Iklan
Ilmuwan meyakini Koh-i-Noor berasal dari Golconda di selatan India. Berlian ini pernah dijarah bangsa Turki pada awal abad pertengahan sebelum diwariskan oleh dinasti-dinasti Islam di India, termasuk kemudian dinasti Mughal.
Kerajaan Punjab adalah pemilik terakhir Koh-i-Noor sebelum ditaklukkan Inggris dan diserahkan sebagai persembahan kepada Ratu Victoria pada 1849.
Sejak itu, berlian tersebut "melambangkan dominasi imperial dinasti Victoria di dunia dan kemampuan mereka merebut benda paling berharga di seluruh dunia dan menampilkannya dalam pose kemenangan," tulis Willian Dalrymple dan Anita Anand dalam buku mereka tentang Koh-i-Noor, 2017 silam.
Potret Kehidupan Sang Ratu Elizabeth II
Raja terlama kedua dalam sejarah setelah Louis XIV, Ratu Elizabeth II mangkat pada usia 96 tahun. Berikut catatan kehidupan sang Ratu.
Foto: Kirsty O'Connor/empics/picture alliance
Kepergian Elizabeth II
“Kesedihan adalah harga yang kita bayar untuk cinta,” itulah salah satu perkataan Ratu Elizabeth II. Sekarang dunia berduka untuknya, Ratu Inggris Raya dan Irlandia Utara meninggal pada Kamis (08/09) setelah 70 tahun berdaulat. Elizabeth II melintasi ragam sejarah mulai dari kehancuran imperium Inggris, menunjuk 15 perdana menteri, dan melewati berbagai masa sulit dalam keluarga kerajaan.
Foto: Michael Ukas/Getty Images
Sang Ratu saat berusia 25 Tahun
Raja Inggris Raya George VI meninggal pada 6 Februari 1952. Putrinya yang berusia 25 tahun, Elizabeth, tengah melakukan lawatan ketika itu dan menerima berita duka di Kenya. Dia tidak punya waktu untuk berkabung dalam diam, sekarang Elizabeth adalah Ratu. Dia dilantik sebagai raja hampir satu setengah tahun kemudian, pada Juni 1953 di Westminster Abbey London, yang menjadi Gereja Para Raja.
Foto: picture-alliance/dpa
Persiapan untuk perannya di masa depan
Elizabeth Alexandra Mary lahir di London pada 21 April 1926, adalah anak pertama dari Duke dan Duchess of York. Ayahnya, George VI naik takhta Inggris pada 1936, menjadikan putri sulungnya sebagai pewaris takhta. Selama bertahun-tahun, dia secara sistematis dipersiapkan untuk perannya di masa depan.
Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
Ratu dan perannya sebagai ibu
Pada November 1947, Elizabeth menikah dengan Pangeran Philip dari Yunani, yang lima tahun lebih tua darinya dan keturunan Jerman. Putra pertamanya, Charles lahir pada tahun berikutnya, diikuti dua tahun kemudian oleh putri pertama pasangan itu, Anne. Secara keseluruhan, Elizabeth memiliki empat anak, Andrew lahir pada tahun 1960 dan Edward pada tahun 1964.
Foto: picture-alliance/akg-images
Ratu di hati rakyat?
Tahun 2022, perayaan Platinum Jubilee menandai 70 tahun pengabdian Ratu Elizabeth II kepada rakyat. Dia dihormati dan dipuja, populer, dan disukai. Namun, dia bukan Ratu di hati rakyat, sebutan itu adalah nama panggilan yang kemudian diberikan kepada anggota keluarga kerajaan lainnya.
Foto: Paul Grover/REUTERS
Tahun-tahun yang sulit
Bagi banyak orang di Inggris, Lady Diana, mendiang istri Pangeran Charles saat itu, dan menantu perempuan raja, adalah Ratu di hati rakyat. Pernikahan dengan pewaris takhta akhirnya berujung bercerai pada 1995. Ketika Diana meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun kemudian, reaksi Ratu Elizabeth II yang agak dingin memicu kritik publik yang sengit.
Foto: Ryan Remiorz/empics/picture alliance
Pernikahan bak di negeri dongeng
Putra sulung Diana, Pangeran William, menikahi Kate Middleton pada April 2011, dan jutaan orang merayakan pesta itu. Kabarnya, Ratu Elizabeth II memberi Kate beberapa tips sebelum pertunangan, dan cucu menantunya dengan cepat mengambil peran besar di tengah keluarga kerajaan. Kate juga dianggap mampu menyenangkan Ratu dengan pernikahan yang bahagia dan tiga cicit.
Foto: dapd
Cucu pemberontak
Putra bungsu Diana, Pangeran Harry, menikah dengan aktris AS, Meghan Markle, pada 2018, dan Ratu Elizabeth II memberinya restu. Namun, kehidupan kerajaan tidak cocok untuk pasangan itu. Dalam wawancara dengan Oprah Winfrey, keduanya berbicara secara terbuka tentang kesulitan mereka dengan institusi monarki. Pasangan itu akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan kerajaan dan pindah ke AS.
Foto: Harpo Productions/Joe Pugliese/REUTERS
Hidup dalam sorotan
Mahkota bisa menjadi beban karena disertai dengan tanggung jawab besar. Menjadi monarki juga berarti kehidupan di bawah pengawasan publik yang permanen. Masalah keluarga, perceraian, kematian, skandal telah dilalui oleh Elizabeth. Ia mengatasinya dengan caranya sendiri yang tenang. Itulah yang disukai kebanyakan orang di Inggris tentang sang Ratu.
Foto: picture-alliance/dpa
Monarki untuk 15 negara persemakmuran
Dia menunjuk 11 pria dan 3 perempuan sebagai perdana menteri Inggris, yang terakhir adalah Liz Truss pada September 2022. Sebagai Kepala Monarki Konstitusional, selain Inggris, Elizabeth memiliki fungsi simbolis di 14 wilayah persemakmuran, yang meliputi Australia, Kanada, Jamaika, dan Selandia Baru.
Foto: Jane Barlow/REUTERS
Takhta yang bermartabat
Pada tahun 1952, Elizabeth mengatakan penobatannya seharusnya tidak menjadi tanda kekuasaan dan kebesaran masa lalu, melainkan ekspresi harapan selama bertahun-tahun dia akan diizinkan untuk melayani dan memerintah dengan kasih karunia Tuhan. Beberapa dekade kemudian, dia adalah kepala negara terlama di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/UPpa camera press/rota
'Pembela iman' dan ikon fesyen
Gelar lengkapnya adalah Elizabeth II, yang oleh Rahmat Tuhan menjadi Ratu dari Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara serta wilayah lainnya, Kepala Persemakmuran, Pembela Iman. Ia juga dikenal dengan setelan rok monokrom dan topi yang serasi.
Foto: picture-alliance/dpa
Duka mendalam
Pada April 2021, suami Ratu Elizabeth, Pangeran Philip, meninggal dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-100. Mereka menikah selama 73 tahun dan menavigasi segala macam krisis, termasuk krisis perkawinan. Namun, kehilangan suami dan pendampingnya tidak menghalangi Ratu dari tugasnya dan dia terus menjabat sebagai kepala negara.
Foto: Victoria Jones/REUTERS
Selamat tinggal, Ratuku
Dunia mengucapkan selamat tinggal kepada Elizabeth II, Ratu Inggris selama hampir tujuh dekade, ibu dari empat anak, salah satu tokoh penentu abad ke-20 dan saat ini. Takhta penguasa Inggris kini akan diambil oleh putranya, Raja Charles III.
Foto: Getty Images/C. Jackson - WPA Pool
14 foto1 | 14
Simbol imperialisme Inggris
Saat ini, India, Pakistan, Afganistan dan juga Iran mengklaim kepemilikan atas Koh-i-Noor dan menuntut pengembalian dari Inggris.
"Ada sejumlah tuntutan untuk mengembalikan berlian itu ke India, dari politisi, aktivis hingga pakar sejarah. Kami menilai semua benda jarahan kolonialisme harus dikembalikan sebagai simbol ketidakadilan sejarah," kata Anuraag Saxena, pegiat India Pride Project di Singapura.
Hal senada diungkapkan penggagas petisi repatriasi asal India di AS, Venktesh Shukla. Melalui petisi yang sejauh ini baru mengumpulkan 9.600 tandatangan itu, dia menuntut gar Koh-i-Noor segera dikembalikan.
"Mereka harusnya malu atas apa yang telah mereka lakukan, bagaimana mereka bisa mendapat Koh-i-Noor," kata dia. "Tapi bukannya malu, mereka malah memamerkannya," tukasnya.
Pada 2016 silam, pemerintah India sempat mengatakan betapa Koh-i-Noor diberikan sebagai hadiah kepada kerajaan Inggris. Namun pernyataan itu kemudian diralat dengan janji akan menegosiasikan solusi yang adil.
Tradisi imperialisme
"Sikap Istana Buckingham tidak menampilkan Koh-i-Noor pada pelantikan Raja Charles diklaim sebagai sebuah kompromi antara merefleksikan tradisi dan "kepekaan terhadap isu-isu masa kini," kata seorang anggota kerajaan kepada harian Daily Mail.
Namun kepekaan tersebut tidak berlaku untuk berlian Cullinan yang kini menghiasi mahkota Camila. Berlian itu dipotong dari intan terbesar di dunia bernama Cullinan yang ditambang Inggris di wilayah jajahannya di Afrika Selatan pada awal 1900an.
Dosa kolonialisme tidak semata dinikmati Istana Buckingham, tetapi juga berbagai institusi kerajaan seperti Museum Victoria dan Albert dan Museum Inggris. Kedua lembaga juga menyimpan ribuan artefak yang dijarah atau dicuri dari negara-negara jajahan.
"Bukankah sudah waktunya bagi Inggris untuk mengikuti langkah negara lain," kata pegiat India, Saxena, merujuk pada pengembalian benda curian oleh Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Kanada dan Australia.
"Mengembalikan artefak-artefak kami mungkin adalah cara paling mudah bagi Inggris untuk menebus dosa kolonialnya," pungkasnya.