Puluhan buruh nelayan Indonesia kembali menjadi korban perbudakan lewat skema gelap agen tenaga kerja lokal. Mereka dipaksa bekerja selama 18 jam sehari tanpa air minum yang memadai. Kini korban menggugat balik.
Iklan
Teraniaya, kelaparan dan tak jarang harus menadah tetesan kondensasi untuk memuaskan dahaga: nasib Rahmatullah yang meninggalkan Indonesia buat mencari penghidupan yang lebih baik berujung di neraka perbudakan.
Kisahnya itu mendefinisikan industri perikanan yang marak praktik perburuhan paksa, klaim pakar anti penyelundupan manusia. Celakanya banyak konsumen yang tidak menyadari "harga sesungguhnya" dari produk perikanan yang mereka beli di restoran atau supermarket.
Para buruh itu terbiasa bekerja tanpa bayaran dan sering menghadapi kekerasan yang bisa berujung pada kematian. Indonesia dan Asia Tenggara termasuk kawasan yang paling subur praktik perbudakan, di mana makelar hitam membidik pengangguran muda tanpa ijazah sekolah dengan iming-iming gaji yang tinggi.
Rahmatullah awalnya dijanjikan gaji sebesar 400 Dollar AS per bulan, di tambah bonus tangkapan per ton. Namun ketika bergabung, dia malah dijual ke Somalia, di mana dia menjalani sembilan bulan bekerja di atas kapal nelayan Cina dalam kondisi yang brutal. Setiap hari Rahmatullah harus bekerja selama 18 jam.
Inilah Negara Sarang Perbudakan
Sebanyak 45 juta manusia masih bekerja di bawah paksaan. Sebagian negara bahkan ikut memetik keuntungan dari praktik keji tersebut. Celakanya Indonesia masuk dalam daftar sepuluh besar Indeks Perbudakan Global 2016
Foto: picture-alliance/e70/ZUMA Press
1. India
Sekitar 270 juta penduduk India masih hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut Indeks Perbudakan Global, negeri raksasa di Asia Selatan itu saat ini masih mencatat jumlah pekerja paksa sebanyak 18.354.700 orang. Sebagian besar bekerja di sektor informal. Sementara sisanya berprofesi prostitusi atau pengemis.
Foto: picture alliance/Photoshot
2. Cina
Maraknya migrasi internal kaum buruh menjadikan Cina lahan empuk buat perdagangan manusia. Pemerintah di Beijing sendiri mengakui hingga 1,5 juta bocah dipaksa mengemis, kebanyakan diculik. Saat ini lebih dari 70 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut Indeks Perbudakan Global, Cina masih memiliki sekitar 3.388.400 budak.
Foto: Reuters
3. Pakistan
Sebanyak 2.134.900 penduduk Pakistan bekerja sebagai budak di pabrik-pabrik dan lokalisasi. Angka perbudakan tertinggi tercatat di dua provinsi, Sindh dan Punjab. Sejumlah kasus bahkan mengindikasikan orangtua di sejumlah wilayah di Pakistan terbiasa menjual putrinya untuk dijadikan pembantu rumah tangga, pelacur, nikah paksa atau sebagai bayaran untuk menyelesaikan perseteruan dengan suku lain.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/GettyImages
4. Bangladesh
Indeks Perbudakan Global mencatat sebanyak 1.531.500 penduduk Bangladesh bekerja sebagai budak. Hampir 80% di antaranya adalah buruh paksa, sementara sisanya dijual untuk dinikahkan atau dijadikan prostitusi. Saat ini Bangladesh mencatat 390.000 perempuan menjadi korban pelacuran paksa.
Foto: picture-alliance/e70/ZUMA Press
5. Uzbekistan
Uzbekistan adalah produsen kapas terbesar keenam di dunia. Selama musim panen ratusan ribu penduduk dipaksa bekerja tanpa bayaran. Pemerintah berupaya memerangi praktik tersebut. Tapi Indeks Perbudakan Global 2016 mencatat tahun lalu sebanyak 1.236.600 penduduk masih bekerja sebagai budak di Uzbekistan.
Foto: Denis Sinyakov/AFP/Getty Images
6. Korea Utara
Berbeda dengan negara lain, sebanyak 1.100.000 budak di Korea Utara bukan bekerja di sektor swasta, melainkan untuk pemerintah. Eksploitasi buruh oleh pemerintah Pyongyang sudah lama menjadi masalah. Saat ini sebanyak 50.000 buruh Korut dikirim ke luar negeri oleh pemerintah untuk bekerja dengan upah minim. Program tersebut mendatangkan lebih dari 2 miliar Dollar AS ke kas negara.
Foto: picture alliance/AP Photo/D. Guttenfelder
7. Rusia
Pasar tenaga kerja Rusia yang mengalami booming sejak beberapa tahun silam banyak menyerap tenaga kerja dari berbagai negara bekas Uni Sovyet seperti Ukraina, Uzbekistan, Azerbaidjan atau bahkan Korea Utara. Saat ini sebanyak 1.048.500 buruh paksa bekerja di Rusia. Celakanya langkah pemerintah yang kerap mendiskriminasi buruh dari etnis minoritas justru membantu industri perbudakan.
Foto: picture-alliance/dpa
8. Nigeria
Tidak sedikit perempuan Nigeria yang dijual ke Eropa untuk bekerja di industri prostitusi. Namun sebagian besar buruh paksa mendarat di sektor informal di dalam negeri. Tercatat sebanyak 875.500 penduduk Nigeria bekerja di bawah paksaan.
Foto: UNICEF/NYHQ2010-1152/Asselin
9. Republik Demokratik Kongo
Serupa dengan negara-negara Afrika Sub Sahara lain, Republik Demokratik Kongo mencatat angka tertinggi dalam kasus perbudakan anak. Sebagian besar bekerja di sektor informal, prostitusi atau bahkan dijadikan tentara. Jumlah budak di RD Kongo mencapai 873.100 orang.
Foto: AFP/Getty Images
10. Indonesia
Menurut catatan Walk Free Foundation, kebanyakan buruh paksa di Indonesia bekerja di sektor perikanan dan konstruksi. Paksaan juga dialami tenaga kerja Indonesia di luar negeri seperti di Arab Saudi atau Malaysia. Secara umum Indonesia berada di urutan kesepuluh dalam daftar negara sarang perbudakan dengan jumlah 736.100 buruh paksa.
Foto: Getty Images
10 foto1 | 10
"Saya merasa seperti budak," kata pria beruisa 24 tahun itu kepada AFP. "Kru dari Cina minum air bersih, sementara kami harus mengumpulkan air dari tetesan kondensasi. Kami sering dipukuli kalau tidak mendapat jumlah tangkapan yang memuaskan, bahkan ketika kami sakit sekalipun," imbuhnya.
Rahmatullah adalah satu dari 40 buruh perikanan yang menuntut kompensasi setelah merasa ditipu dan dijebak oleh agen tenaga kerja PT. Maritim Samudera. Sebagian dikirimkan ke Jepang, sementara yang lain ditempatkan di lepas pantai Somalia.
Tidak Ada Ikan Tanpa Seks
Penjualan ikan adalah metode pencarian nafkah bagi perempuan di sekitar danau Viktoria. Tapi untuk mendapat ikan, perempuan harus membayar terlebih dahulu, dan seringkali dengan seks.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Seks sebagai ganti ikan
Perempuan Kenya menjual ikan yang ditangkap di danau Viktoria di pasar di kawasan itu. Ini adalah metode yang paling tersebar luas, untuk memperoleh sumber pendapatan. Tapi mereka harus membeli ikan terlebih dahulu dari nelayan, dan mereka sering dituntut untuk memberikan layanan seks.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Bisnis Jaboya
Perez Anjango dulu juga menjual ikan. Ia ikut bisnis "Jaboya" selama 15 tahun. Itulah nama yang diberikan penduduk untuk fenomena prostitusi di antara pedagang ikan. Sekarang organisasi seperti World Vision berusaha membantu mencari jalan keluar bagi para perempuan dari praktek Jaboya.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Pemisahan jender di danau
Di pagi hari, nelayan menarik jangkar dan menangkap ikan di danau. Itu hanya dilakukan para pria. Bisnis ikan di danau Viktoria mengikuti asas pemisahan jender.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Satu dari banyak orang
Jika nelayan kembali ke pesisir. di tepi danau sudah menunggu banyak orang, terutama perempuan. Mereka menunggu ikan yang akan merka jual. Terutama ikan Omena, sejenis ikan sardin, yang banyak dibeli orang.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Nelayan yang "tepat"
Segera setelah kapal merapat, perempuan bergegas naik. Sepertinya setiap perempuan sudah tahu, mereka harus naik ke kapal yang mana, untuk bisa mengisi ember mereka dengan ikan. Setiap ember bisa menampung Omena sebanyak 5 kg, dan perempuan harus membayar sekitar 1.000 shilling Kenya. Sementara untuk seks para perempuan tidak dibayar, tapi harus diikutsertakan.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Terlalu banyak orang, terlalu sedikit ikan
Tapi mengapa para nelayan bisa memaksa para perempuan untuk melakukan prostitusi? Jawabannya mudah: para perempuan rela memberikan apapun, supaya mendapat ikan. Penduduk di sekitar danau terus bertambah, tapi jumlah ikan omana terus berkurang. Penyebab situasi ini adalah pencemaran lingkungan, penyebaran satu spesies ikan saja, dan pembudidayaan jenis ikan Viktoriabarsch di tahun 1950-an.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Persahabatan "spesial"
Agar bisa mendapat ikan untuk dijual, para perempuan harus punya hubungan spesial dengan nelayan. Artinya, mereka berhubungan seks dengan nelayan sebelum atau sesudah nelayan menangkap ikan. Teman perempuan yang "spesial“ mungkin bisa mendapat ikan yang lebih banyak atau lebih segar.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Masalah terus bertambah
“Jaboya” tidak hanya ada di Kenya, melainkan juga di Tanzania dan Uganda. Ini menyebabkan penyakit menyebar di sekitar danau. Tingkat penularan penyakit HIV di kawasan itu sangat tinggi. Banyak perempuan dan nelayan tertular HIV dan meninggal. Yang tertinggal adalah para istri nelayan yang tidak punya mata pencaharian.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Sumber pemasukan baru
Untuk bisa keluar dari "Jaboya” sangat sulit. Pertama, para perempuan perlu pekerjaan tambahan. Organisasi seperti World Vision ingin memberikan alternatif baru. Misalnya membuat oven dari tanah seperti perempuan di Sindo ini (foto). Sindo adalah kota kecil di dekat danau Victoria.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Jalan keluar: berdiri sendiri
Perez Anjango dan keluarganya kini memiliki pembiakan ikan sendiri. Ini berupa kolam kecil sebesar separuh lapangan tenis, tidak jauh dari danau Viktoria. Salah satu anaknya pedagang ikan. Tapi ia tidak perlu pergi ke tepi danau Viktoria. Penulis: Tabea Goppelt (ml/ap)
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
10 foto1 | 10
Dalam wewancaranya dengan AFP, para korban mengaku dianiaya secara fisik dan psikologis, serta dibiarkan kelaparan dan kehausan. Dua kru kapal dikabarkan meninggal dunia akibat dehidrasi, demikian menurut kesaksian Rahmatullah.
Mereka biasanya diberikan nasi dengan lauk berupa sayur atau ikan rebus. "Makanannya parah sekali," kata Arianus Ziliwu yang bekerja di perairan Jepang. "Dan kondisi ruang tidurnya tidak manusiawi," imbuhnya.
Makanan Lezat Beracun
Banyak nelayan Indonesia yang menangkap ikan dengan zat beracun Sianida. Hasil tangkapan diberi obat dan dijual dengan label ikan segar ke negara lain di Asia. Sebuah bisnis yang berbahaya dengan ikan tercemar racun.
Foto: Irendra Radjawali
Ilusi Kesegaran
Pengusaha Cina yang sukses kerap menjamu tamu mereka di restoran seafood eksklusif. Mereka memesan ikan napoleon atau kerapu. Harga satu kilogram ikan kerapu antara 300 hingga 400 Euro. Apa yang tidak diketahui para rekan bisnis mereka adalah: banyak jenis ikan yang dikirim ke Hong Kong, sebelumnya harus melalui proses yang menggunakan banyak bahan kimia dan obat-obatan.
Foto: Fotolia/HLPhoto
Surga dengan Rahasia Gelap
Perjalanan ikan-ikan dimulai dari tempat yang dikenal sebagai Segitiga Terumbu Karang. Wilayah ini membentang dari Filipina, Indonesia sampai Papua Nugini. Wilayah ini merupakan habitat ikan-ikan yang sangat diminati banyak orang.
Foto: Irendra Radjawali
Sumber Penghasilan
Sebagian besar warga yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau di kawasan Segitiga Terumbu Karang, bermata pencaharian sebagai nelayan. 10 hingga 200 ribu ton ikan diekspor setiap tahunnya. Ikan di antara terumbu karang tidak bisa ditangkap dengan jaring. Para nelayan harus memancing ikan tersebut satu persatu. Karena penangkapan berlebihan, nelayan kerap tidak mendapatkan hasil.
Foto: Irendra Radjawali
Sianida Gantikan Pancing
Memancing memakan waktu dan rumit. Oleh karena itu, sejumlah nelayan menggunakan metode radikal. Mereka menebarkan sianida ke laut, meracuni sekitar 100 meter kubik air laut. Ikan-ikan yang terkena racun tidak mati, hanya pingsan mengapung di permukaan air dan nelayan tinggal memungut ikan-ikan ini.
Foto: Irendra Radjawali
Berharga Jika Masih Hidup
Para nelayan harus mengupayakan agar ikan yang terkena racun tersebut bertahan hidup dan secepatnya dikirim ke Cina. Ikan yang mati tidak berharga lagi. Dan semakin merah dan segar ikan terlihat, semakin mahal ikan tersebut bisa dijual di Cina.
Foto: Irendra Radjawali
Cukong Ikan
Para nelayan membawa hasil tangkapan mereka kepada para cukong ikan, yang menguasai bisnis ini. Mereka menguasai para nelayan yang berutang pada mereka. Para cukong inilah yang mengatur pengapalan ikan ke Hong Kong atau Beijing.
Foto: Irendra Radjawali
Obat untuk Bertahan
Agar tetap segar, ikan-ikan dikirim ke Cina dengan pesawat terbang. Ikan-ikan ini bisa bertahan dari „siksaan“ ini hanya berkat doping. Mereka disuntik antibiotika, yang karena efek sampingnya hampir tidak lagi digunakan untuk pengobatan. Setelah itu, obat bius dituangkan ke dalam kotak styrofoam tempat penyimpanan ikan.
Foto: Irendra Radjawali
Masih Hidup atau Sudah Mati?
Ikan-ikan ini dibius agar tidak terluka ketika dikirim dengan pesawat terbang ke lokasi tempat pembeli.
Foto: Irendra Radjawali
Stasiun Akhir
Setibanya di Hong Kong, pasar ikan hidup terbesar di dunia, para pedagang ikan kembali “menghidupkan“ ikan kiriman. Ikan-ikan ini akan mendarat di meja makan kalangan atas Hong Kong sebagai makanan lezat hasil tangkapan segar.
Foto: Irendra Radjawali
9 foto1 | 9
"Kami tidak bisa melawan. Saya orang desa dan tidak mengerti apa-apa," ujar Rahmatullah yang belum pernah bekerja di kapal nelayan sebelumnya. Mereka baru diselamatkan ketika mengirimkan pesan SOS saat ada kesempatan mengakses internet.
PT Maritim Samudera Indonesia tidak terdaftarkan secara resmi dan memalsukan dokumen buruh agar bisa mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri, klaim Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) yang mengadvokasi budak perikanan. Meski sudah membayar uang administrasi sebesar 100 USD, Rahmatullah dikirimkan tanpa sempat menjalani program pelatihan khusus nelayan.
Inilah Kisah TKW Korban Perbudakan di Hong Kong
01:50
Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia sempat menengahi kasus Rahmatullah dengan menyarankan pihak perusahaan agar membayar uang ganti rugi. Namun himbauan itu ditolak PT MSI. Saat ini polisi menyelidiki kemungkinan dugaan penyelundupan manusia. Namun prosesnya berjalan lambat, menurut PPI.
Indonesia bukan kali pertama mendarat dalam daftar negara, di mana praktik perbudakan modern tumbuh subur. Pada 2015 silam kantor berita Associated Press membongkar sindikat perbudakan di pulau Benjina, Maluku, di mana ratusan nelayan dipekerjakan secara paksa. Mereka dipaksa bekerja selama 22 jam sehari dan hasil produknya dinikmati konsumen di Eropa dan Amerika Serikat.
Jepang Mulai Musim Perburuan Paus
Musim panas di belahan selatan dunia, musim perburuan paus oleh armada kapal nelayan Jepang di kawasan Antartika juga dimulai. Perburuan paus komersial dilarang, tapi Jepang berkilah, itu untuk penelitian ilmiah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Kedatangan dirahasiakan
Tanggal kedatangan armada kapal penangkap paus selalu dirahasiakan. Kantor berita Kyodo melaporkan, tindakan itu terkait kecemasan dinas perikanan Jepang atas aksi protes sebagian secara radikal dari kelompok anti penangkapan paus seperti Sea Shepherd.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon
Armada Pemburu Angkat Sauh
Armada tiga kapal penangkap ikan diberangkatkan dari pelabuhan Shimonoseki awal bulan Desember. Tujuannya: perairan sekitar kutub selatan, kawasan perburuan paus tahunan. Jepang berencana membunuh 1.000 paus pada musim panas ini di belahan selatan bumi. Alasannya, penelitian ilmiah, tapi realitanya, semua daging paus akan mendarat di pasar ikan dan restoran.
Foto: picture-alliance/dpa
Kapal Pabrik
Armada dua kapal pemburu dan satu kapal pengintai itu, akan bergabung dengan kapal pabrik pengolah daging paus Nisshin Maru. Target perburuan : 935 paus kerdil dan 50 paus raksasa di kawasan Antartika. Musim perburuan paus berakhir bulan Maret.
Foto: picture-alliance/dpa
Bentrokan di Laut Lepas
Musim perburuan Paus tahun lalu, armada Jepang mencatat rekor terendah 103 paus kerdil. Penyebabnya, sebagian karena cuaca buruk dan badai, dan sebagian lagi karena gangguan para aktivis anti perburuan paus Sea Shepherd. Para aktivis melemparkan bom berbau busuk ke kapal penangkap paus, yang membalas dengan semprotan meriam air.
Foto: cc-by-nc-sa3.0/guano
Pemburu dan Buruan
Kelompok pelestari lingkungan Greenpeace dan Sea Shepherd, dalam beberapa tahun terakhir terus aktif membuntuti armada kapal penangkap paus Jepang di kawasan perairan kutub selatan. Aksi protes kelompok ini menarik perhatian internasional terhadap praktek perburuan paus komersial dan sekaligus memicu kecaman dari pemburu paus, yang menuduh aktivis membahayakan jiwa manusia.
Foto: GREG WOOD/AFP/Getty Images
Celah Aturan
Perburuan mamalia laut raksasa ini telah dilarang sejak 1986. Tapi aturan mengizinkan perburuan untuk tujuan ilmiah dan riset. Celah hukum inilah yang dimanfaatkan Jepang, untuk terus melakukan perburuan paus. Walaupun populasi paus kini kembali stabil, beberapa jenis tetap terancam musnah.
Foto: picture-alliance/dpa
Konsumsi Daging Paus Turun
Konsumsi daging paus jadi bagian tradisi Jepang selama beberapa abad. Sesaat setelah berakhirnya Perang Dunia II, daging lain langka, daging paus jadi salah satu makanan utama di Jepang. Sekarang, konsumsi daging paus turun drastis, dan hanya memainkan peranan kecil dalam menu makanan sehari-hari. Tambahan lagi, ada gerakan kuat di kalangan warga Jepang sendiri, menentang perburuan paus.
Foto: Toshifumi Kitamura/AFP/Getty Images
Perang di Laut dan di Pengadilan
Beberapa aktivis Sea Shepherd Conservation Society, seperti Paul Watson diajukan ke pengadilan terkait aksinya memprotes perburan paus. Tapi di sisi lain, negara seperti Australia juga menggugat Jepang ke mahkamah internasional PBB, dengan dakwaan menyalahgunakan celah hukum untuk perburuan paus secara komersial. Australia berharap mahkamah internasional melarang perburuan paus di musim ini.
Sebab itu pemerintah Indonesia dituding tidak serius memerangi praktik perbudakan di sektor perikanan. Yuli Adiratna, Kasubdit Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Kementerian Ketenagakerjaan, mengakui "pengawasan terhadap kondisi kerja nelayan bisa ditingkatkan," ujarnya sembari menambahkan pihaknya sedang berkonsentrasi mengawasi nasib buruh migran yang terancam.
Dia juga berjanji pemerintah sedang menggodok program pengawasan dan kerjasama antar agen tenaga kerja. Namun buat sebagian, langkah pemerintah terlalu lambat. "Saya ingin agar perusahaan dihukum sehingga tidak lagi jatuh korban," kata Lutfi Awaludin Fitroh, nelayan lain yang menjadi korban perbudakan lewat skema gelap PT Maritim Samudera Indonesia.
rzn/ap (Agence France-Presse)
Galeri Foto: Kapal-kapal Ilegal yang Diledakkan Ibu Susi
Ratusan kapal asing ilegal telah diledakkan Indonesia. Presiden Joko Widodo mengatakan aktivitas kapal-kapal nelayan asing ilegal di perairan Indonesia menyebabkan kerugian hingga milyaran dollar per tahun.
Foto: Reuters/I. Mulyawan
Langsung menggebrak
Sejak pertama kali diangkat sebagai menteri lkelautan dan perikanan, Susi Pudjiastusti langsung membuat gebrakan yang tidak tanggung-tanggung. kapal nelayan asing yang masuk peraiaran Indonesia tanpa ampun diperintahkan untuk diledakkan, seperti misalnya kapal Vietnam yang berlayar di kepulauan Anambas tak jauh dari Batam, tanggal 5 Desember 2014.
Foto: Getty Images/AFP/S. Ratifa
Nelayan Anambas jadi jarang temui nelayan asing
Penenggelaman kapal tangkap ikan yang diawaki oleh nelayan asing asal Vietnam dilakukan di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Anambas, 5 Desember 2014. Laporan yang masuk dari nelayan: sejak pemerintah tegas menindak pencuri ikan, aktivitas kapal ikan asing jadi jauh berkurang.
Foto: Getty Images/AFP/S. Ratifa
Belasan kapal dibom
Belasan kapal asing yang ditangkap karena melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah Indonesia dibom di Perairan Kema, Minahasa Utara 20 Mei 2015. Termasuk kapal berbendera Vietnam, Thailand, Cina, dan Filipina.
Foto: Getty Images/LightRocket/I. A. Atifah
Saat peringatan kemerdekaan RI ke-70
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menenggelamkan puluhan kapal nelayan asing pelaku pencurian ikan dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI secara serentak, 18 Agustus 2015. Penenggelaman 38 kapal asing tersebut akan dilakukan di enam lokasi berbeda, yaitu di perairan Pontianak, Bitung, Belawan, Ranai, Tarempa, dan Tarakan. Dalam foto: peledakan di belawan, Sumatera Utara
Foto: Getty Images/G. Ginting
Juga di Pontianak
Angkatan Laut Indonesia juga meledakkan kapal penangkap ikan asing yang menangkap ikan secara ilegal di pulau Lemukutan pada tanggal 18 Agustus 2015 di Pontianak, Kalimantan Barat. Proses penenggelaman kapal asing tersebut merupakan sinergi kerja sama antara Kementrian Kelautan dan Perikanan KKP dengan TNI angkatan laut, kepolisian, kejaksaan agung dan beberapa instansi terkait lainnya.
Foto: Getty Images/Y. K. Irawan
Ratusan kapal telah ditenggelamkan
Angkatan Laut Indonesia menembaki 6 kapal penangkap ikan asing yang tertangkap secara ilegal pada 31 Oktober 2015 di Batam. Menurut laporan media, dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015 Indonesia telah menenggelamkan lebih dari 100 kapal asing sebagai bagian dari dorongan terus-menerus untuk menghentikan penangkapan ikan secara ilegal.
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Bantuan TNI AL
Tentara Angkatan Laut Indonesia menyaksikan kapal nelayan ilegal yang terbakar pada tanggal 31 Desember 2015 di pulau Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Enam kapal ikan asing yang diluluhlantakkan oleh pemerintah Indonesia ini berbendera Thailand, Vietnam, Malaysia dan Myanmar.
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Kapal Malaysia dan Belize di Belawan
Angkatan Laut Indonesia meledakkan kapal nelayan Malaysia dan Belize yang terlibat dalam aktivitas ilegal, pada tanggal 22 Februari 2016 di sekitar 12 mil dari Lantan 1 Belawan. Penenggelaman dipimpin langsung Dan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Yudo Margono. Kapal berbendera Malaysia dan Belize itu dihancurkan dengan peledak.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Dengan dinamit daya ledak rendah
Peledakan kapal asing berbendera Malaysia dan Belize tanggal 22 Februari 2016 di sekitar 12 mil dari Lantan 1 Belawan. Indonesia telah menenggelamkan ratusan kapal asing pencari ikan sejak Presiden Joko Widodo mulai berkuasa pada tahun 2014.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Peledakan kapal Viking
Kapal penangkap ikan berbendera Nigeria FV Viking Logas berukuran panjang 70 meter dan lebar 8 meter dimusnahkan di pantai barat Pangandaran, perairan laut blok Batu Mandi, 14 Maret 2016. Kapal FV Viking berbendera Nigeria itu juga merupakan buronan Interpol Norwegia. Kapal tersebut berhasil ditangkap kapal perang KRI Sultan Taha saat mencuri ikan di perairan Indonesia.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Instruksi lewat live streaming
Kepala kepolisian Aceh Irjen Pol. M Husein Hamidi memimpin langsung peledakan 3 unit kapal asing asal Malaysia yang mencuri ikan di perairan Langsa, 5 April 2016. Peledakan dilakukan 5 mil dari Gampong Telaga Tujuh, Langsa Barat. Setelah instruksi diberikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui live streaming, 3 unit kapal tersebut diledakan oleh Tim Gegana Satbrimob Polda Aceh.
Foto: Getty Images/AFP
Awan hitam pasca peledakan
Awan gelap membumbung tinggi, setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, polisi dan Angkatan Laut Indonesia meledakkan lima kapal penangkap ikan asing dari empat kapal nelayan Malaysia dan kapal penangkap ikan Vietnam pada tanggal 05 April 2016 di Batam,
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Jadi tontonan warga
Orang-orang mengambil gambar saat pemerintah menghancurkan kapal asing milik Cina yang tertangkap basah mencari ikan secara ilegal di perairan Negeri Mamala-Morela, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 1 April 2017.
Foto: Reuters/I. Mulyawan
Rugikan miliaran dollar AS setiap tahunnya
Pihak berwenang di Indonesia menghancurkan tujuh kapal penangkap ikan ilegal asing di perairan Belawan, Sumatera Utara, pada tanggal 1 April 2017, Indonesia telah berusaha menghentikan aktivitas kapal-kapal asing tanpa izin di wilayahnya. Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa kerugian ekonomi akibat ulah pencurian ikan illegal ini mencapai miliaran dolar AS setiap tahunnya.
(Ed: ap/rzn)