Infeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) telah menyebar ke 19 provinsi dan 208 kabupaten/kota di Indonesia. Pemerintah mengatakan akan melakukan vaksinasi pada hewan ternak dan menjaga distribusi tetap terkendali.
Iklan
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan selain COVID-19, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak juga semakin meluas. Saat ini, wabah tersebut sudah menyebar ke 19 provinsi dan 208 kabupaten dan kota di Indonesia.
Prof Wiku juga menyebut ada lima provinsi yang menyumbang kasus PMK terbanyak. Salah satunya adalah Jawa Timur.
"Berdasarkan data dari siagapmk.id per hari ini, terdapat 19 provinsi dan 208 kabupaten dan kota yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak," jelas Prof Wiku dalam konferensi pers, Selasa (21/06).
"Di mana 5 provinsi tertinggi adalah Jawa timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Barat," lanjutnya.
Prof Wiku mengungkapkan saat ini pemerintah tengah berusaha menanggulangi penularan PMK yang merebak di tengah pandemi COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan memberikan vaksinasi pada hewan ternak.
"Di tengah penanganan kasus COVID-19 yang dinamis namun masih terkendali, pemerintah Indonesia saat ini dengan cepat mengantisipasi ancaman penyakit lainnya. Termasuk pemerintah melakukan respons cepat, baik untuk kesehatan hewan dengan melakukan vaksinasi pada hewan," katanya.
Bagaimana Hewan Mengobati Diri Sendiri?
Menggunakan serangga untuk menyembuhkan luka atau "high" dengan racun ikan buntal, hewan mengetahui banyak rahasia alam untuk mengobati diri sendiri. Manusia, telah mengambil beberapa pelajaran di antaranya.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Keajaiban zoofarmakognosis orangutan
Jatuh sakit adalah hambatan. Hewan juga berpikir begitu. Banyak spesies berbeda menggunakan obat yang ditemukan di alam untuk mengobati luka mereka atau menyingkirkan parasit, atau dalam beberapa kasus dikonsumsi untuk mabuk. Proses penyembuhan hewan itu sendiri disebut zoofarmakognosis. Baru-baru ini, para peneliti mengamati bagaimana simpanse di Gabon mengobati luka mereka.
Foto: Wegner/imageBROKER/picture alliance
Racun serangga memiliki daya penyembuhan
Para peneliti mencatat beberapa simpanse di Taman Nasional Loango, Gabon, menangkap serangga yang terbang di udara, meremasnya di antara bibir mereka, dan kemudian mengoleskan serangga itu pada lukanya. Mereka tidak hanya mengobati lukanya sendiri, tetapi juga luka simpanse lain. Hal ini menunjukkan, primata mampu melakukan perilaku prososial yang menguntungkan yang lain.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Belajar dari beruang
Beruang hitam amerika, spesies beruang yang paling umum dari Amerika Utara, mengetahui manfaat akar osha. Ahli biologi Shawn Sigstedt, yang mengamati hewan di utara New Mexico, menemukan hewan ini menggunakan akar itu untuk mengobati nyeri arthritis. Penduduk asli wilayah itu pertama kali belajar khasiat penyembuhan akar dari beruang, setelah mengamati hewan ratusan tahun yang lalu.
Foto: Tony Hamblin/FLPA/imageBROKER/picture alliance
Anjing menggunakan obat pencahar alami?
Jika Anda memiliki seekor anjing, kemungkinan Anda telah melihat hewan mengobati diri sendiri. Anjing makan rumput kalau merasa sakit perut. Mereka biasanya akan memuntahkannya kembali atau mengeluarkannya dalam keadaan tidak tercerna dengan segera. Bagi anjing, memakan rumput adalah cara untuk menyingkirkan patogen atau parasit.
Foto: Valentyn Semenov/Zoonar/picture alliance
Mandi semut, kegiatan burung liar manfaatkan asam format
Para peneliti mengetahui lebih dari 200 spesies burung yang suka duduk di sarang semut dan membuat gerakan seperti mandi dengan sayapnya untuk menarik semut. Melalui proses "mandi semut" ini, burung melabur tubuh mereka dengan asam format untuk membersihkan bulunya dari mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Foto: Wolfram Steinberg/dpa/picture alliance
Mengunyah kulit kayu untuk kesehatan selama kehamilan
Lemur yang sedang bunting di Madagaskar menggigit kulit kayu dan daun dari pohon ara dan asam, yang mengandung komponen yang dapat membantu produksi susu lemur, membunuh parasit, dan meningkatkan kemungkinan hewan tersebut lancar dalam proses melahirkan.
Foto: CC/twinxamot
Merangsang kelahiran secara alami
Seekor gajah bunting selama 22 bulan, waktu yang lebih lama dari hewan lainnya. Tidak heran hewan besar ini siap untuk mengeluarkan bayi pada akhirnya! Di Kenya, gajah yang bunting besar terlihat menyimpang dari rute biasanya untuk mengunyah pohon dari famili boraginaceae, dan kemudian melahirkan tak lama kemudian. Wanita Kenya juga menggunakan tanaman yang sama untuk menginduksi kelahiran.
Foto: dapd
Mabuk dengan konsumsi jamur
Seiring dengan mengobati diri sendiri, hewan juga memanfaatkan apa yang ada di alam untuk mabuk. Rusa kutub di Finlandia dan Siberia mabuk karena memakan Amanita muscaria, atau yang juga dikenal sebagai lalat amanita. Sedangkan dukun orang Sami menggunakan jamur halusinogen saat menggiring rusa, memungkinkan mereka mencapai "kesurupan" di mana mereka bisa berkomunikasi dengan hewan.
Foto: Kobalt
"Fly" oleh racun ikan buntal
Saat merekam film dokumenter BBC, para peneliti mengamati lumba-lumba "bermain" dengan ikan buntal, mendorongnya bolak-balik hingga setengah jam. Ikan buntal itu tidak dimakan. Saat di bawah tekanan, ikan buntal melepaskan racun yang bisa membuat lumba-lumba mabuk alias "fly", efeknya terlihat saat mamalia ini mengambang "high" dekat permukaan. (ha/as)
Foto: Augusto Leandro Stanzani/Ardea/imago images
9 foto1 | 9
Dalam penjelasannya, Prof Wiku juga menyebut sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2019, BNPB dan Satgas COVID-19 berkomitmen untuk membantu penanganan wabah PMK pada hewan ternak dengan melakukan penanganan darurat.
Hal ini termasuk penyediaan logistik dan peralatan serta memaksimalkan sumber daya. Pemerintah juga akan melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit itu.
"Oleh karena itu, selain penerapan protokol kesehatan, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk juga menerapkan perilaku bersih dan sehat di mana pun Anda berada. Termasuk saat berada di sekitar hewan ternak, apalagi menjelang hari raya Idul Adha," pungkasnya. (ha)