1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020409 ISAF NATO Afghanistan

2 April 2009

Menurut resolusi PBB, pasukan ISAF yang dibentuk Desember 2001 hanya bertugas mengamankan pembangunan kembali di Hindukush. Kini, misi ISAF yang dipimpin NATO tak hanya terbatas pada stabilisasi Afghanistan.

Seorang tentara ISAF asal Jerman saat patroli di HelmandFoto: AP

"Kita sedang berperang! Kita melancarkan operasi kontra-pemberontakan. Setiap hari adalah pertarungan baru. di Zhari dan Panjva'i."

Musim panas tahun 2008 lalu Jendral Denis Thomson sudah berbicara mengenai perang dan operasi untuk menumpas pemberontakan. Sampai bulan Januari 2009, Thomson memimpin pasukan ISAF asal Kanada di Provinsi Kandahar. Pasukan perlindungan yang awalnya beranggota 5.500 kini berkekuatan 63.000 orang.

Dengan bertambahnya kekuatan para pemberontak, pasukan ISAF pun menambah anggotanya. Amerika Serikat mengirim 17.000 tentara tambahan ke Afghanistan. Pasukan juga akan ditambah untuk mengamankan pemilu presiden musim panas ini. Afghanistan adalah suatu ujian bagi NATO, demikian diungkap Hans Erich Antoni, wakil staf NATO di Kabul.

"Artinya, NATO harus membuktikan apakah organsisasi ini dapat menyesuaikan diri, cukup fleksibel dan dinamis untuk menghadapi tantangan baru yang muncul sejak perang dingin berakhir." Demikian Antoni lebih lanjut.

Sekitar 25.000 pemberontak menantang pasukan asing di Afghanistan dengan serangan terbuka, diam-diam dan perangkap, terutama di kawasan selatan dan timur Afghanistan. Menurut keterangan "Iraq Coalition Casualty Count", 300 aparat keamanan asing tewas tahun 2008 lalu dalam rangka misi Afghanistan.

Komandan ISAFJendral David McKiernan menjelaskan mengapa kelompok radikal Islam menguat: "Kelompok seperti Taliban yang mendapat dukungan Al Qaeda terkait erat dengan elemen kriminal, penyelundup dan bandar narkoba - mereka semua tak menginginkan pemerintahan Afghanistan yang kuat dan mampu bertahan hidup."

Keuntungan strategis terbesar para pemberontak adalah mereka dapat menarik diri ke kawasan suku Pashtun di Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Karena itu, pasukan tambahan ISAF akan dikirim ke Afghanistan Selatan dan Timur. Diperkirakan, awalnya akan terjadi lebih banyak bentrokan bersenjata dan serangan dengan bahan peledak.Tapi dalam jangka panjang, diharapkan situasi keamanan di kawasan itu akan membaik. Tapi, ada kemungkinan kelompok militan malah beralih ke daerah yang lebih tenang, misalnya Afghanistan Barat atau Utara, tempat Jerman memegang komando regional.

Berhubung Jerman dan anggota lainnya tak bersedia menambah pasukannya, NATO berfokus untuk memberdayakan aparat keamanan Afghanistan. Amerika Serikat mengirimkan 4.000 pelatih baru. Sampai tahun 2011, militer Afghanistan diharapkan berkekuatan 134.000 dan kepolisian 82.000 orang.

"Banyak warga Afghanistan menerima kehadiran pasukan asing untuk jangka pendek dan menengah. Tapi setelah itu, seharusnya mereka keluar dan tidak kembali lagi." Demikian diungkap wakil komandan ISAF Jim Dutton.

Namun, tidak ada anggota pasukan ISAF yang mau berspekulasi mengenai tanggal penarikan dari Afghanistan. Bila pasukan perdamaian mundur terlalu cepat, maka Afghanistan terancam perang saudara. Tampaknya, jalan menuju perdamaian di Afghanistan masih panjang.

Sabine Matthay/Ziphora E. Robina

Yuniman Farid