Mereka adalah malaikat tak bersayap sayap yang datang dengan dua roda, menjelajahi pegunungan untuk menolong korban gempa bumi mematikan di Italia, terutama di lokasi yang tidak dapat diakses untuk penyelamat lainnya.
Iklan
Mereka adalah sekelompok pengendara sepeda motor trail. Para relawan, yang telah menghabiskan 36 jam terakhir menyusuri sepanjang jalur menuju daerah yang hancur akibat gempa guna mencari mereka yang membutuhkan bantuan - baik itu berupa makanan, obat-obatan atau bahkan hanya berita.
Jumlah korban tewas sudah mencapai ratusan orang. Ada kekhawatiran bahwa banyak korban yang masih terkubur dalam reruntuhan di desa-desa pegunungan hancur.
"Kami hanya perlu memeriksa jika ada masalah atau kebutuhan," kata Mario Menicocci, yang datang bersama kelompok kelompok bikers. Pria berusia 56 tahun itu berasal dari Venesia. "Bagi saya, itu cukup jelas - menggunakan sepeda motor yang memiliki beberapa batasan dan menggunakannya untuk tujuan baik," ujarnya kepada media AFP.
Gempa Guncang Italia Tengah
Gempa kuat meluluhlantakkan Italia hari Rabu (24/08). Bangunan-bangunan hancur, ratusan orang terenggut nyawanya.
Foto: Reuters/R. Casilli
Kerusakan di tiga wilayah
Gempa berkekuatan sekitar 6 skala richter terjadi sekitar pukul 03.36 dini hari waktu setempat, Rabu (24/08/2016). Gempa menyebabkan kerusakan serius di tiga wilayah - Umbria, Lazio dan Le Marche di sejumlah kota-kota dan desa-desa.
Foto: Reuters/E. Grillotti
Terparah di Amatrice
Lokasi terparah terjadi di Amatrice and Accumoli, dekat Rieti, yang terletak sekitar 100 kilometer timur laut ibukota Roma. Episentrum gempa terletak di Norcia, Umbria, sekitar 170 km timur laut Roma. Orang-orang berusaha menyelamatkan diri.
Foto: Reuters/E. Grillotti
Bahu-membahu
Petugas dan masyarakat bergotong royong menggali reruntuhan, mencari korban untuk diselamatkan. Mereka menggunakan cangkul hingga bulldozer.
Foto: Reuters/R. Casilli
Terperangkap
Banyak orang terperangkap di bawah reruntuhan puing. Tampak dalam foto, seorang pria diselamatkan.
Foto: Reuters/R. Casilli
Warga kehilangan tempat tinggal
Seorang warga yang selamat berdiri di dekat teruntuhan. Petugas penyelamat dibantu anjing pelacak mencari korban.korban lainnya.
Foto: Reuters/E. Grillotti
Pusat gempa di Norcia
Episentrum gempa terletak di Norcia, Umbria, sekitar 170 km timur laut Roma.
Foto: picture-alliance/dpa/USGS
Porak poranda
Di Amatrice yang mengalami kehancuran terparah, bebatuan dan logam berserakan di jalan di antara puing-puing bangunan.
Foto: Reuters/E. Grillotti
Penyelamatan dengan berbagai cara
Alat berat pun dikerahkan untuk menggali reruntuhan
Foto: Reuters/E. Grillotti
8 foto1 | 8
Bukan pertamakali membantu
"Kelompok ini dimulai pada tahun 2002 dengan dukungan masyarakat sipil setempat dan sejak itu, kami telah membantu warga berkali-kali, termasuk saat gempa L'Aquila," katanya, merujuk pada gempa besar tahun 2009 yang menewaskan lebih dari 300 orang.
"Ketika lalu lintas terblokir, dengan motor kita bisa melewati sebagian besar batu longsor yang memblokir jalan. Kami juga menyeberangi sungai jika tidak terlalu dalam.”
Berkoordinasi dengan pertahanan sipil setempat, tugas mereka adalah untuk memeriksa daerah di mana kendaraan lain tidak dapat mencapai lokasi tersebut. Mereka pun membantu membawakan obat-obatan, makanan atau peralatan komunikasi.
Menicocci mengatakan ia dan rekan-rekan bikers-nya memiliki kesempatan 70 persen untuk menjangkau lokasi, dimana kendaraan lain tidak bisa. "Kami mengambil makanan untuk seorang pria tua yang sendirian di rumahnya di bukit-bukit. Dia begitu bahagia dan memberi kami buku," kata Ugo Filosa, salah satu relawan. "Dalam perjalanan pulang, Palang Merah menghentikan motor saya dan meminta saya untuk segera memberikan beberapa obat," katanya.
Giuseppe Vidi, yang berusia 70 tahun asal Perugia, tidak ragu-ragu menawarkan diri untuk membantu. "Sejak gempa di Assisi, saya selalu muncul setiap kali ada bencana untuk menawarkan bantuan," katanya merujuk pada gempa yang melanda Italia tengah dan timur pada tahun 1997 dan menewaskan 12 orang.
Relawan lain yang terlibat dalam pencarian adalah Emiliano dan Pierluigi, keduanya anggota klub motor lokal. "Kita tinggal di dekat sini, kami merasa gempa dan kami datang untuk menawarkan bantuan kami," kata Pierluigi. "Itu biasa. Ini wilayah kami."
Foto biarawati yang menjadi viral
Foto seorang biarawati yang nyawanya hampir terenggut akibat gempa, namun berhasil diselamatkan menjadi viral di media sosial. Suster Marjana Lleshi berasal dari Albania. Ia menceritakan tragedi yang menimpanya: "Saya menyadari terjadinya gempa sekitar pukul 4 pagi hari, setengah jam setelah itu telah terjadi. Saya merasa ada yang aneh di tempat tidur dan ketika saya menyadarinya, saya langsung pergi keluar dari ruangan untuk mencari bantuan, tetapi ketika saya pergi keluar dari ruangan, pintu telah benar-benar runtuh. "
Kisah Biarawati Korban Gempa Italia
02:01
Suster Marjana menutup mata sejenak, sambil menahan air mata, lalu melanjutkan lagi ceritanya: “Jadi saya berlindung di bawah tempat tidur menghindar reruntuhan atap. Ketika saya keluar mencari bantuan, tidak ada yang menjawab. "
Saat itu ia merasa kehilangan harapan: Ketika saya mulai kehilangan harapan untuk diselamatkan, saya pasrah dan mulai mengirim pesan ke teman untuk berdoa dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka selamanya. Saya tak bisa mengirim pesan seperti ini untuk keluarga karena saya takut bahwa ayah saya akan hancur hatinya mendengar sesuatu yang terjadi seperti itu. Saya kehilangan semua harapan untuk diselamatkan. Saya tahu aku akan mati jadi tak bisa memberitahu keluarga saya bahwa saya sekarat."
Sambil menangis Suster Marjana menjelaskan bahwa betapa hancur hatinya ketika menyadari dia tidak sempat lagi melihat keluarganya: "Lalu seorang pemuda menyelamatkan saya dan dia mengatakan kepada saya untuk duduk di kursi. Saya tidak ingin duduk di kursi karena saya masih merasakan guncangan. Saya hanya ingin untuk duduk di tanah. Jadi saya duduk di tanah dan saya merasa lebih tenang. Kemudian ketika saya benar-benar menyadari bahwa saya diselamatkan, saya mulai mengirim pesan ke saudara saya bahwa kondisi saya aman. Juga ke teman-teman saya yang sempat saya ucapkan selamat tinggal untuk selamanya. Saya telah mengatakan selamat tinggal, dan pada akhirnya itu bukan perpisahan terakhir.”
ap/vlz(ap/afp)
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Gempa berkekuatan 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa adalah salah satu dari gempa paling mematikan. Inilah daftar gempa paling mematikan di abad-21 versi USGS.
Foto: AP
Turki dan Suriah
Lebih dari 50.000 orang tewas dan ratusan gedung roboh akibat gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah pada hari Senin, 6 Februari 2023. Layanan Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa berkekuatan 7,8 SR ini berpusat di utara kota Gaziantep, pusat industri utama di dekat perbatasan dengan Suriah. Gempa dilaporkan terasa hingga ke Kairo, Mesir.
Foto: DHA/AFP
Port au Prince, Haiti
Sedikitnya 320.000 tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010, dengan episentrum sekitar 25 km di barat ibu kota Port au Prince. Bencana kemanusiaan di Haiti berlarut akibat sangat buruknya manajemen krisis dari pemerintah serta penjarahan brutal oleh warga yang selamat dan kelaparan.
Foto: AP
Aceh, Indonesia
Sekitar 230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra Hindia, 26 Desember 2004. Tsunami dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Jakarta mengklaim, korban terbanyak sekitar 165.000 orang berasal dari Indonesia mayoritasnya dari Banda Aceh.
Foto: AFP/Getty Images/Choo Youn Kong
Sichuan, Cina
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Sichuan di Cina, pada 12 Mei 2008. Lebih dari lima juta bangunan runtuh. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
Foto: AFP/Getty Images
Kashmir, Pakistan
Lebih 84.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter yang melanda kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya, 8 Oktober 2005. Episentrum gempa terletak di sekitar kota Muzaffarabad. Juga dilaporkan 1.300 korban tewas di kawasan Kashmir India, dan puluhan tewas di Afganistan.
Foto: AFP/Getty Images/E. Feferberg
Bam, Iran
Lebih 40.000 orang tewas dan 30.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda Provinsi Bam di Iran, pada 26 Desember 2003. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
Foto: AP
Fukushima, Jepang
21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011. Pemicunya adalah gempa dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter dengan episentrum di kawasan laut di timur Kepulauan Honshu. Bencana gempa dan tsunami juga diikuti bencana atom, akibat meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.
Foto: picture alliance/dpa
Gujarat, India
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat di India, 26 Januari 2001, bertepatan dengan peringatan Republic Day ke-52. Ini gempa dahsyat pertama di abad ke-21 dengan korban tewas cukup banyak.
Foto: SEBASTIAN D'SOUZA/AFP/Getty Images
Kathmandu, Nepal
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 pada skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibu kota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga yang masih dinyatakan hilang.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Yogyakarta, Indonesia
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter yang melanda Yogyakarta, 26 Mei 2006. Episentrum gempa dangkal ini berada di Samudra Hindia, sekitar 22 kilometer di tenggara Yogyakarta. Lebih 1.350 ribu bangunan hancur dan 1,5 juta orang jadi tunawisma.