1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Jajaki Era Politik Baru

12 Maret 2008

Koalisi pemerintahan Malaysia mengalami pukulan telak dalam pemilu lalu. Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir Malaysia memiliki oposisi yang kuat.

Lim Guan Eng, Sekjen Partai Aksi Demokrasi (DAP) yang unggul di PenangFoto: AP

Kekalahan partai pemerintahan di sejumlah negara bagian dalam pemilu lalu mengawali era politik baru di Malaysia. Di negara bagian Penang misalnya. Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir partai oposisi Aksi Demokrasi (DAP) meraih mayoritas suara.

Dengan begitu, Penang mendobrak tatanan masyarakat yang selama ini didominasi warga etnis Malaysia di bidang politik, ekonomi dan sosial. Lim Guan Eng, kepala pemerintahan baru Penang, negara bagian yang kuat di sektor bidang ekonomi, menyatakan di masa depan Penang akan menganut politik yang merangkul semua etnis.

"Kita menyaksikan munculnya era politik demokrasi baru di Penang. Semoga dengan membuka lembaran baru, warga yang meninggalkan Penang bersedia untuk kembali, sehingga dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi di negara bagian ini."

Menurut Lim, yang karena kasus politik beberapa tahun lalu mendekam di penjara, politik ekonomi baru yang dicanangkan partai pemerintah Malaysia UMNO di tahun 70an, malah berujung pada korupsi, kolusi dan nepotisme. Lim berjanji, pemerintahannya akan menciptakan kembali keadilan ekonomi dan sosial.

Bulan-bulan belakangan, minoritas Cina dan India di Malaysia berulang kali menggelar unjuk rasa karena merasa mengalami diskriminasi. Dalam pemilu akhir pekan lalu, mereka kembali menyuarakan ketidak-puasannya dengan berbondong-bondong memilih partai oposisi.

Bekas perdana menteri Anwar Ibrahim kini memimpin kelompok oposisiFoto: AP

Yang paling diuntungkan oleh protes kelompok minoritas adalah Partai Keadilan yang menjunjung haluan politik lintas agama dan etnis. Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim kontan mengumumkan, partainya akan menggalakkan upaya pemberantasan korupsi dan mendukung perlakuan sama bagi semua warga Malaysia. Saat ini, Anwar Ibrahim belum dapat kembali ke kancah politik sampai bulan April mendatang. Bekas perdana menteri itu djegal proses persidangan korupsi yang oleh sebagian pihak diduga berlatar belakang politik.

"Kami akan memenuhi janji kampanye pemilu dan lebih memperhatikan kepentingan kelompok minoritas. Kemenangan pihak oposisi mengejutkan bagi seluruh Malaysia. Karena itu, kita harus siap menghadapi dampak negatifnya terhadap bursa saham dan melemahnya mata uang ringgit. Tapi, selama koalisi pemerintah tidak menomor-duakan negara bagian yang sekarang dipimpin kelompok oposisi, maka perkembangan ini hanya bersifat sementara."

Kurs bursa saham di Kuala Lumpur kembali meningkat setelah hari Senin lalu anjlok dan mencatat penurunan paling drastis sejak krisis keuangan Asia sepuluh tahun lalu.(zer)