Malaysia Lockdown Kedua, Asia Tenggara Hadapi Lonjakan Kasus
1 Juni 2021
Bisnis ditutup selama dua minggu hingga 14 Juni, saat Malaysia hadapi lonjakan kasus usai Lebaran. Kasus harian untuk pertama kalinya melampaui 6.000 pada 19 Mei, dan mencapai angka tertinggi 9.000 dalam waktu 10 hari.
Iklan
Mall dan toko-toko kembali ditutup pada Selasa (01/06), saat Malaysia menerapkan penguncian wilayah (lockdown) nasional kedua di tengah meningkatnya kasus COVID-19. Bisnis akan ditutup selama dua minggu hingga 14 Juni, kecuali 17 sektor esensial, termasuk perbankan, media, makanan dan minuman.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin akhirnya memutuskan kebijakan lockdown setelah kasus harian COVID-19 mencapai 8.000 pada Jumat (28/5) dan menyentuh rekor 9.020 pada Sabtu (29/5).
‘‘Kalau tindakan drastis ini tidak segera diambil, dikhawatirkan sistem kesehatan kita akan runtuh dan kita akan menghadapi malapetaka yang lebih besar,‘‘ ujar Muhyiddin pada Senin (31/5).
Restoran bisa tetap beroperasi, namun hanya diperbolehkan melayani jasa pengambilan mandiri dan pengiriman. Hanya dua orang dalam satu rumah tangga yang diizinkan keluar membeli kebutuhan dalam radius 10 kilometer, dan tiga orang untuk alasan medis.
Warga bisa berolahraga lari di lingkungan mereka tetapi tidak diperbolehkan bersepeda.
Infeksi COVID-19 di Malaysia melonjak setelah banyak orang diduga melanggar aturan mudik saat Lebaran. Kasus harian untuk pertama kalinya melampaui 6.000 pada 19 Mei, dan mencapai angka tertinggi 9.000 dalam waktu 10 hari.
Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba pada Senin (31/5) mengatakan bahwa sebanyak 82.341 bayi dan anak-anak positif COVID-19 sejauh ini.
Sembari menyatakan keprihatinan atas tingginya angka tersebut, Adham menyarankan orang tua atau wali untuk lebih bertanggung jawab dalam melindungi anak dari penularan, seperti dengan menghindari tempat keramaian.
Ia menambahkan, meski tidak ada ketentuan di bawah undang-undang yang mengatur denda bagi orang tua yang membawa anaknya ke tempat keramaian, namun bisa saja dilakukan penyelidikan terhadap ini.
Iklan
Bagaimana situasi di Asia Tenggara lainnya?
Vietnam disebut-sebut sempat berhasil menjaga angka infeksi tetap rendah pada tahun lalu, namun situasi yang bertolak belakang terjadi dalam dua bulan terakhir. Kasusnya melonjak dua kali lipat, dan memaksa pemerintah untuk menangguhkan kedatangan wisatawan asing di beberapa bandara dan menerapkan aturan yang lebih ketat di Ho Chi Minh.
Pada akhir pekan, pihak berwenang memperingatkan bahwa mereka telah mendeteksi varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan India. Namun, mereka menambahkan masih perlu mempelajari lebih lanjut tentang itu.
Sementara di Thailand, penjara yang penuh sesak menjadi pusat wabah, dan otoritas mencatat ada lebih dari 4.000 kasus harian COVID-19.
Singapura, yang sebelumnya hampir tidak mencatat transmisi lokal selama sebulan, memperketat aturan pembatasan pada Mei. Langkah itu dilakukan menyusul adanya peningkatan kasus, dan kekhawatiran terhadap varian baru virus corona.
Selain itu, Filipina sempat menerapkan lockdown di dalam dan sekitar Manila pada Maret, saat rumah sakit kewalahan menangani pasien corona. Namun, pembatasan telah dilonggarkan karena kasus infeksi telah menurun.
Di Indonesia, tingkat penularan relatif stabil baru-baru ini. Bagaimanapun, Indonesia sempat menjadi salah satu yang terpukul paling parah akibat pandemi COVID-19 pada tahun lalu. Menurut data Worldometer, Indonesia juga pernah menjadi kasus aktif terbanyak di Asia pada 1 Februari.
Sementara di lingkup Asia, kasus harian COVID-19 di India dalam beberapa hari terakhir mulai mengalami penurunan. Kasus corona di India sempat alami peningkatan yang signifikan dengan kasus harian rata-rata 400.000 kasus per hari. Namun, menurut Konsul Jenderal RI Mumbai Agus Prihatin Saptono yang sembuh lebih dari 400 ribu jiwa. Tepatnya 11 Mei 2021 yang sembuh mencapai 422 ribu jiwa.
Linimasa Perjalanan COVID-19 di Indonesia
Dua tahun sudah Indonesia berjibaku memerangi pandemi COVID-19. Indonesia pun jadi salah satu negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di Asia. DW merangkum fakta-fakta tentang penyebaran virus corona di Indonesia.
Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Kasus pertama mucul pada 2 Maret 2020
Tanggal 2 Maret 2020, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo didampingi Menkes kala itu Terawan Agus Putranto umumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Dua perempuan asal Depok yakni seorang ibu (64) dan putrinya (31) dilaporkan positif COVID-19 setelah diduga tertular WNA asal Jepang. Kala itu Menkes Terawan mengimbau masyarakat tak panik. "Enjoy saja, makan yang cukup," ujarnya.
Foto: DW/P. Kusuma
Menteri pertama positif COVID-19
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi jadi pejabat negara pertama yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada pertengahan Maret 2020. Edhy Prabowo yang saat itu masih menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan juga dikabarkan positif COVID-19, begitu juga dengan Fachrul Razi saat masih menjabat Menteri Agama. Terakhir, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga positif COVID-19 pada awal Desember 2020.
Foto: picture alliance/AA/E. S. Toyudho
Bukan lockdown
Pada 31 Maret 2020, bertempat di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020. Setiap daerah dapat mengajukan penerapan PSBB yang nantinya disetujui oleh Menteri Kesehatan RI. Tampak pada gambar salah satu stasiun MRT di Jakarta ditutup selama PSBB.
Foto: DW/A. Muhammad
Langkah 'extraordinary'
Dalam rapat terbatas pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jokowi menegaskan jajarannya untuk bekerja lebih dari "biasa-biasa saja" mengacu kepada situasi darurat pandemi COVID-19 saat ini. Ia mengatakan belanja kementerian, salah satunya Kementerian Kesehatan tergolong rendah padahal anggaran sebesar Rp 75 triliun sudah disediakan. Jokowi juga mengancam akan melakukan reshuffle kabinet.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Vaksin Merah Putih
Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin virus corona melalui tiga institusi yang dipunya salah satunya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Dalam wawancara eksklusif dengan DW Indonesia, Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan pihaknya tengah memetakan tipe virus corona yang ada di Indonesia. Ia optimis vaksin siap diproduksi massal pada tahun 2021 setelah lalui proses uji klinis.
Foto: Eijkman Institute
Kalung Antivirus Corona
Awal bulan Juli 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung Eucalyptus yang diberi nama "Kalung Antivirus Corona''. Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini diklaim dapat berpotensi membunuh virus corona penyebab COVID-19. Kalung ini pun menuai tanggapan beragam dari berbagai pihak. Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap memproduksi massal kalung tersebut.
Foto: DetikHealth/A. Reyhan
Kluster baru bermunculan
Kenaikan kasus COVID-19 pun dilaporkan di berbagai tempat. Pada 9 Juli 2020, Indonesia mencatat kasus harian 2.657 kasus positif. Dari angka tersebut diketahui sebanyak 1.262 kasus dari Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung. Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito pada akhir Novermber 2020 mengatakan semakin marak timbul kluster baru COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Foto: Reuters/Beawiharta
Uji klinis di Bandung
Bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, Indonesia melalui PT Bio Farma tengah melakukan uji klinis tahap tiga vaksin corona mulai awal Agustus tahun ini. Lokasi uji klinis di enam titik kota Bandung. Sebanyak 1.620 relawan dilibatkan dalam pengembangan vaksin, tak terkecuali Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Presiden Joko Widodo (kiri) saat mengunjungi PT Bio Farma (11/08).
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Pilih vaksin Sinovac asal Cina
Pada 7 Desember 2020 Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan Cina. Kemudian pada 31 Desember 2020 Indonesia kembali menerima 1,8 juta dosis vaksin Sinovac. Pada 11 januari 2021 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya resmi memberikan izin darurat penggunaan vaksin tersebut. Berdasarkan evaluasi BPOM menunjukkan efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.
Foto: Presidential Palace/REUTERS
Vaksinasi perdana 13 Januari 2021
Presiden Joko Widodo jadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin corona. Bertempat di Istana Negara, Jokowi disuntik vaksin Sinovac pada Rabu (13/01), pukul 09.42 WIB oleh Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof. Abdul Muthalib. Selain Jokowi, Panglima TNI, Kapolri, Ketua IDI, tokoh agama, dan juga influencer turut mengikuti vaksinasi ini.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Lebih dari 14 ribu kasus dalam satu hari
Kasus harian baru COVID-19 terus bertambah. Tercatat jumlah kasus terkonfirmasi virus corona bertambah 6.680 kasus pada 1 Maret 2021. Sebelumnya, Indonesia sempat memecahkan rekor dengan 14.518 kasus dalam satu hari pada 30 Januari 2021. Hingga kini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus positif kumulatif COVID-19 terbanyak, sedikitnya 339.735 kasus. Disusul Jawa Barat dengan 211.212 kasus.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Raharjo
Vaksinasi tahap kedua
Setelah melakukan vasinasi tahap pertama kepada sedikitnya 1,46 juta tenaga kesehatan, Indonesia melakukan vaksinasi tahap kedua yang menyasar lansia dan pekerja publik. Dalam foto tampak Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap sekitar 5.500 pekerja media di Hall A Basket Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 25 Februari 2021.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Tertinggi di Asia Tenggara
Hingga awal Maret 2021, Indonesia menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi ke-4 di Asia. Selain itu, kasus kematian di Tanah Air juga menjadi yang tertinggi ke-3 di Asia, di bawah India dan Iran. Sedikitnya tercatat 36 ribu kematian COVID-19 di negara berpenduduk 270 juta jiwa ini.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Sijori Images
Varian Delta asal India sempat dominasi kasus aktif di Jakarta
Virus corona terus bermutasi dalam banyak varian. Varian B.1.617 atau Delta jadi varian yang sempat mendominasi 90% kasus aktif di Jakarta pada Juli 2021. Pertama kali teridentifikasi di India pada akhir 2020. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat kasus perdana varian Delta di Indonesia pada Mei 2021.
Foto: Jam Sta Rosa/AFP
Varian Omicron terdeteksi Desember 2021
Seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta terkonfirmasi sebagai pasien 0 dari transmisi lokal Omicron pada 16 Desember 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan lima kasus probable COVID-19 varian Omicron. Dua kasus tersebut di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI), sedangkan tiga orang lainnya merupakan WN Cina.
Foto: DADO RUVIC/REUTERS
Vaksinasi booster COVID-19
Presiden Jokowi mengumumkan pemberian vaksinasi booster gratis mulai 12 Januari 2022 untuk seluruh masyarakat Indonesia. Prioritas diberikan pada usia lanjut dan kelompok rentan. Namun, vaksin booster juga bisa didapatkan semua warga berusia 18 tahun ke atas yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap minimal 6 bulan. Vaksinasi dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah. (rap/vlz, mh/ha)