Potongan sayap pesawat yang ditemukan di pulau Reunion dipastikan milik MH 370 yang hilang. Tidak banyak yang bisa diungkap dari potongan tersebut. Tapi temuan ini menjadi titik terang pertama buat mencari bagian lain
Iklan
Potongan sayap pesawat yang terbawa ombak ke pulau Reunion milik Perancis dipastikan milik pesawat naas MH 370 yang hilang lebih dari setahun lalu. "Ini adalah terobosan besar," tulis Malaysia Airlines.
"Kami berharap akan ada obyek lain yang ditemukan agar misteri ini bisa diungkap."
Potongan yang dalam jargon penerbangan disebut flaperon itu diterbangkan ke Perancis untuk diteliti. Kepastian bahwa potongan tersebut berasal dari MH 370 muncul setelah adanya konfirmasi dari Boeing dan Malaysia Airlines berdasarkan data-data teknis.
Produsen pesawat asal Amerika Serikat itu sebelumnya telah mengirimkan perwakilan untuk menyelidiki potongan pesawat. Kepolisian Perancis juga dikabarkan terlibat dalam penyelidikan.
Pesawat Harus Ditemukan
Temuan tersebut ditanggapi dengan hati-hati oleh keluarga korban. "Kami ingin kepastian 100 persen," ujar seorang perwakilan keluarga. "Kami tidak hidup dalam kebohongan. Tapi kami berhutang pada mereka yang kami cintai."
"Kami tetap ingin mereka menemukan badan pesawat dan jenazah korban. Kami ingin mereka dikembalikan," ujar Jacquita Gonzales yang kehilangan suaminya, Patrick, dalam tragedi tersebut.
Sementara Cina yang banyak kehilangan warga negaranya dalam kecelakaan itu mendesak Malaysia tetap melakukan investigasi dan "melindungi hak dan kepentingan legitim keluarga korban," tulis Kementerian Luar Negeri di Beijing.
Sebab Kecelakaan Masih Misteri
Misteri MH 370
Menghilangnya pesawat MH 370 dari Malaysia Airlines picu salah satu pencarian internasional teluas dan operasi penyelamatan terbesar. DW melihat perkembangan paling penting dalam pencarian MH 370.
Foto: Reuters
Petunjuk Terbesar
Awal Agustus 2015 sebuah potongan sayap ditemukan di pulau Reunion. Penyelidikan oleh otoritas Perancis dan perwakilan Boeing mengkonfirmasikan, bahwa temuan tersebut milik pesawat MH 370 yang hilang. Kendati tidak bisa menyibak sebab jatuhnya pesawat, analisa mendalam atas potongan sayap itu bisa menjadi petunjuk keberadaan puing lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Wae Tion
Terdampar di Barat Samudera Hindia
Lokasi pulau Reunion yang berada jauh di barat Samudera Hindia membuktikan bagaimana puing kapal terbawa arus laut. Ilmuwan dan penyidik kini mencoba melacak keberadaan puing lainnya berdasarkan temuan teranyar di Reunion. Pemerintah Perancis juga telah menurunkan petugas untuk mencari sisa puing lain di perairan sekitar pulau.
Lepas Landas
8 Maret, Malaysia Airlines penerbangan MH370 menuju Beijing lepas landas dari Kuala Lumpur International Airport pada pukul 0:21 pagi hari dengan mengangkut 239 orang. Namun 26 menit setelah lepas landas, sistem ACARS yang memberikan informasi utama tentang kondisi mekanis pesawat dimatikan.
Foto: picture-alliance/dpa
Kata-Kata Terakhir
Ketika Boeing 777 terbang dari wilayah kontrol udara Malaysia ke Vietnam beberapa menit kemudian, seseorang dalam kokpit pesawat mengatakan, "Baiklah, selamat malam." Perusahaan Malaysia Airlines berpendapat, yang mengatakan itu adalah co-pilot Fariq Abdul Hamid. Pesawat itu terbang dalam keadaan cuaca baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Hilang dari Radar
Pesawat hilang dari layar kontrol lalulintas udara sipil ketika transponder, yang mengirimkan informasi tentang lokasi dan ketinggian pesawat, dimatikan sekitar pukul 1:31. Ketika radar militer melihat sinyal pesawat pada pukul 2:15, pesawat berada di sebelah selatan pulau Phuket di Selat Malaka, ratusan mil dari jalur terbang sesungguhnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Tujuh Jam Kemudian
Komunikasi terakhir mesin pesawat tersebut dengan satelit terjadi tujuh jam kemudian. Satelit tunjukkan, pesawat entah mengarah ke koridor utara, yang dimulai di Thailand utara hingga perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan, atau ke koridor selatan yang terbentang dari Indonesia hingga Samudra Hindia bagian selatan. Ketika sinyal terakhir diterima 8:11, pesawat mungkin sudah terbang berjam-jam.
Foto: NASA/dpa
Pencarian Dimulai
Segera setelah pesawat menghilang dari radar, Malaysia dan Vietnam bentuk tim pencari dan penyelamat. Area pencarian segera diperluas hingga sebagian teluk Thailand, antara Malaysia dan Vietnam. Sementara itu, muncul laporan bahwa dua penumpang gunakan paspor Uni Eropa yang dicuri, dan sebabkan kekhawatiran akan serangan teroris. Kedua pria itu ternyata imigran ilegal Iran.
Foto: reuters
Puing di Laut?
Tanggal 12 Maret, areal pencarian mencakup dua sisi kepulauan Malaysia, yang luasnya lebih dari 90.000 km persegi. 12 negara ikut dalam pencarian. Sebuah satelit Cina menemukan tiga benda berukuran besar yang mengapung di Laut Cina Selatan, yang awalnya diduga puing pesawat.
Foto: picture alliance/AP Photo
Kebingungan dan Kritik
Tanggal 13 Maret, Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein menyangkal laporan yang mengatakan bahwa pesawat masih terbang berjam-jam setelah kontak terakhir. Kuala Lumpur mendapat kritik tajam, terutama dari Cina, karena dianggap tidak mampu mengatasi masalah. Sementara itu, pemerintah Cina tidak menemukan kaitan antara benda-benda mengapung yang ditangkap satelit dan pesawat MH 370.
Foto: Getty Images
'Tindakan Sengaja'
Dua hari kemudian, Perdana Menteri Malaysi Najib Razak (kanan) menegaskan, pesawat terbang kembali ke arah ia lepas landas. Razak menambahkan, "Pesawat terbang konsisten dengan tindakan sengaja dari seseorang di pesawat." Pemerintah memulai penyelidikan kriminal, dan memfokuskannya pada kru dan latar belakang penumpang. Rumah pilot dan co-pilot digeledah.
Foto: Reuters
Pencarian Fase Baru
Jumlah negara yang terkait dalam pencarian pesawat bertambah dari 14 menjadi 26, dan penyelidik terutama meneliti dua koridor besar yang mungkin ditempuh pesawat. Pencarian kini mencakup 7,7 juta kilometer persegi wilayah laut. Penyelidik dari Perancis ikut serta dengan menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh dari jatuhnya pesawat Air France di Samudera Atlantik tahun 2009.
Foto: Reuters
Mencari Motif
Pihak berwenang mengungkap dugaan baru, yang mengatakan transmisi suara terakhir dari pesawat mungkin terjadi sebelum sistem komunikasi dimatikan. Pemerintah menguji teori pembajakan, sabotase dan bunuh diri pilot sebagai alasan potensial bagi menghilangnya MH 370. Tetapi penyelidikan atas penumpang dan awak tidak memberikan petunjuk yang mengarah ke pembajakan atau serangan teroris.
Foto: picture-alliance/dpa
Menunggu dengan Penuh Penderitaan
Teori yang saling berlawanan tentang menghilangnya pesawat terus bermunculan. Tetapi jika bangkai pesawat tidak ditemukan, fakta sulit ditentukan, sehingga masa menunggu bagi keluarga dan teman semua orang di pesawat masih berlanjut. Pesawat mengangkut orang dari 14 negara. Sebagian besar dari Cina, yaitu 153 orang, dan dari Malaysia 38 orang.
Foto: Reuters
13 foto1 | 13
Penyidik kini membawa potongan sayap pesawat ke laboraturium untuk diperiksa. Dengan menggunakan mikorskop berdaya tinggi, mereka bisa menganalisa struktur kristal di dalam lempengan logam.
"Dari sana mereka bisa mengungkap arah dan ketinggian pesawat ketika jatuh," ujar John Goglia, bekas anggota Dewan Keamanan Transportasi AS, NTSB. Penyidik juga akan menggunakan metode analisa ultrasonic terhadap potongan sayap MH 370.
Kendati demikian, penyidikan "bisa memakan waktu. Sebulan atau bahkan berbulan-bulan," ujar Hans Weber, Presiden TECOP, perusahaan konsultasi yang bergerak di bidang teknologi kedirgantaraan.
Pakar lain mewanti-wanti, bahwa penyidikan terhadap potongan saya MH 370 tidak akan mengungkap sebab kecelakaan pesawat. Misteri tersebut baru akan terjawab jika potongan pesawat lain dan data kotak hitam serta perekam suara kokpit ditemukan.