1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Tunda Beli Pesawat Tempur

13 Juli 2017

Malaysia menunda pembelian jet tempur senilai dua miliar dollar AS untuk untuk gantikan armada yang sudah tua. Negara jiran itu lebih fokus pada patroli laut dalam hadapi ancaman teror.

Irak Frankreich Kampfflugzeug
Foto: picture-alliance/AP Photo

Seorang pejabat yang tak ingin namanya disebutkan dalam wawancara  khusus dengan kantor berita Reuters, Malaysia tunda pembelian jet tempur yang sedianya ingin digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan udara dalam  menghadapi ancaman meningkatnya aksi militansi  ISIS.

Sebelumnya Malaysia berencana memperbaharaui  jet tempurnya. Negara dengan tingkat perekonomian terbesar ketiga di Asia Tenggara itu selama beberapa tahun telah menimbang-nimbang manfaat  jet Rafale Prancis dan Eurofighter Typhoon, yang dibangun oleh  BAE Systems, Inggris -- untuk menggantikan pesawat tempur MiG-29 Rusia. 

Pesawat tempur Rafale - yang dibangun oleh Dassault Aviation SA-  berpeluang besar, dengan adanya dukungan dari para pejabat kunci di kementerian pertahanan Malaysia.

Tapi Malaysia telah menunda rencana tersebut untuk saat ini meski meningkatkan kebutuhan pengawasan udara guna mengantisipasi ancaman kelompok-kelompok militan.Keputusan tersebut diambil ketika kelompok miltan  Islam terus berperang melawan pasukan keamanan di Marawi di Filipina selatan.

Malaysia dan Indonesia, yang berbagi pulau Kalimantan, bekerja sama dengan Filipina untuk melakukan patroli udara dan maritim di sepanjang perbatasan bersama mereka di Laut Sulu. "Namun, dalam situasi saat ini, Malaysia lebih fokus pada  patroli maritim ketimbang pertarungan di udara." Lebih dari 400 orang tewas dalam pertempuran di Marawi, Filipina yang dikuasai militan Islamis sejak 23 Mei lalu.

ap/rzn(reuters)