Kekeringan Melanda Dunia
Kekeringan mengubah banyak wilayah dunia menjadi lahan kritis yang kering. Gelombang panas menelan korban jiwa, merusak tanaman dan meyebabkan krisis air. Efeknya dirasakan dari Amerika Selatan sampai ke lingkar kutub.
Tanah kering di Australia
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan, negaranya sekarang menjadi "tanah kering". Terutama di negara bagian New South Wales, yang memproduksi seperempat hasil pertanian negara itu, dilanda kekeringan parah. Baru-baru ini Australia meloloskan undang-undang untuk mengucurkan bantuan senilai ratusan juta dolar kepada petani, termasuk dana untuk dukungan kesehatan mental.
Ethiopia: Berakhirnya kehidupan nomaden?
Ethiopia menderita kondisi kekeringan sejak 2015, yang menyebabkan kekurangan pangan di mana-mana. Pemerintah Ethiopia mengatakan, sekitar 8,5 juta warga membutuhkan bantuan pangan darurat pada tahun 2017 dan hampir 400.000 bayi menderita kekurangan gizi akut. Kekeringan mengancam berakhirnya penggembalaan nomaden tradisional di wilayah tersebut.
India: Krisis air
India dilanda kekuarangan air antara lain karena meningkatnya populasi dan salah urus, namun juga diperparah oleh kekeringan. Banyak daerah di negara itu kehabisan air. Bangalore baru-baru ini ditambahkan ke daftar kota-kota global yang kemungkinan besar akan kehabisan air minum. Kota-kota lain dalam daftar termasuk Cape Town, Afrika Selatan; Jakarta, Indonesia dan Sao Paolo, Brasil.
Eropa: panen kerdil
Panas terik di Eropa diperparah dengan minimnya curah hujan. Tidak hanya warga yang merasakan akibatnya, melainkan juga tanaman. Petani di seluruh dunia khawatir panen akan gagal. Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa memperkirakan akan terjadi "peningkatan frekuensi dan intensitas kekeringan di masa depan."
Yunani: Banjir dan kekeringan
Yunani telah menghadapi masalah ganda: banjir bandang di beberapa daerah dan kekeringan di daerah lain. Petani Kreta mengatakan mereka bisa kehilangan hingga 40 persen panen mereka tahun ini karena musim dingin yang sangat kering. Meskipun mereka menyiram, mereka mengatakan itu tidak cukup untuk menyuburkan tanaman.
Swedia: Kekeringan terparah sejak 1944
Swedia, yang tidak melihat hujan selama lebih dari tiga bulan, mengalami kekeringan terburuknya sejak 1944. Situasi ini bisa menyebabkan kerugian panen yang parah yang bakal merugikan petani. Selain itu, Swedia mengalami kebakaran hutan besar-besaran. Suhu 30 derajat Celsius bahkan dialami di lingkar kutub.
Amerika Serikat: Hampir 20 persen wilayah dilanda kekeringan
Pemerintah AS mengatakan, 29 persen wilayah negara itu saat ini mengalami kekeringan, dengan kondisi yang mempengaruhi kehidupan sekitar 75 juta orang. Meskipun kebakaran hutan di California terutama menjadi sorotan dunia, kawasan pertanian, seperti Kansas, juga sangat menderita. Kansas adalah salah satu negara yang pernah dilumpuhkan oleh Dust Bowl tahun 1930-an. (Teks: Jon Shelton/hp/yf)