Organisasi lingkungan Greenpeace menggandeng MUI, NU dan Muhamadiyah buat menggalakkan kampanye anti sampah plastik. Kenapa agama tiba-tiba menjadi primadona untuk kampanye lingkungan?
Iklan
Bagaimana mengatasi masalah sampah plastik yang melanda Indonesia? Menurut Majelis Ulama Indonesia, Greenpeace dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup adalah dengan memanfaatkan sumber daya terbesar yang ada di tanah air, yakni umat muslim.
Selama Ramadan tahun ini organisasi lingkungan sibuk mengajak pemuka agama untuk mempopulerkan tradisi berbuka tanpa plastik alias Eco Iftar. Dalam pernyataan pers yang disebar ke berbagai media, Greenpeace mengaku ingin memanfaatkan pengaruh agama lewat MUI untuk menyebarkan pesan cinta lingkungan dan mengajak umat Islam berhenti menggunakan plastik sekali pakai.
Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu sumber polutan sampah plastik terbesar di dunia. Setiap tahun rata-rata penduduk membuang 17 kg sampah plastik dalam berbagai bentuk. Akibatnya 187,2 juta ton limbah plastik dari Indonesia membanjiri samudera Bumi setiap tahunnya.
Sedotan Keren Bisa Dimakan
00:52
Agama sebagai kendaraan untuk gagasan konservasi bukan kali pertama dicoba di Indonesia. Tahun 2014 silam MUI yang saat itu diketuai Din Syamsuddin mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perburuan satwa langka. Sejak beberapa tahun terakhir organisasi lingkungan, Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences, juga menggandeng sejumlah pesantren dan sekolah di Indonesia untuk mengkampanyekan program School4Trees.
Kenapa agama tiba-tiba menjadi primadona untuk kampanye lingkungan? Menurut Media Zainul Bahri, dosen studi agama-agama di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, karena Islam menyimpan segudang pesan pelestarian lingkungan. "Kalau di al-Quran malah ada banyak ancaman. Jadi Allah menyalahkan manusia jika terjadi kerusakan lingkungan," tuturnya kepada DW.
Menurutnya selama ini pesan tersebut cenderung dilupakan karena "belum adanya masalah lingkungan" seperti yang terjadi saat ini. Sebab itu "tema-tema pengajaran dari tahun 1950an sampai sekarang lebih banyak bicara tentang soal-soal teologis yang pusatnya manusia, muslim dan non-muslim."
8 Fakta Tentang Sampah Plastik Yang Akan Membuat Anda Syok
Indonesia kembali jadi sorotan media internasional, karena muncul video viral dari para penyelam di Bali yang menunjukkan parahnya polusi plastik di sana. Namun, sampah plastik kini sudah menjadi masalah global.
Setidaknya 8 juta ton plastik mencemari lautan di dunia setiap tahun. Ini seperti mengosongkan truk berisi sampah plastik ke laut setiap menit.
Foto: picture-alliance/Photoshot
2050 jumlah plastik di laut lebih banyak dari ikan
Saat ini rasio perbandingan antara plastik dan plankton diperkirakan 1:2. Jika dibiarkan begitu saja, volume plastik akan melebihi ikan pada tahun 2050. Jumlah plastik di laut saat ini sekitar 150 juta ton, ini seperlima dari bobot total ikan yang ada.
Foto: picture-alliance/Prisma/R. Dirscherl
Sampah plastik juga mengotori pantai-pantai Eropa
Di Inggris misalnya, setiap 100 meter pantai Inggris, ada lebih dari 200 sampah plastik atau polistirena. September 2017, hampir 7000 orang berpartisipasi dalam aksi pembersihan pantai Great British Beach Clean in September 2017 - proyek yang menyingkirkan 255.209 sampah dari 339 pantai.
Foto: picture alliance/blickwinkel/fotototo
Lebih dari 50 persen penyu laut menelan plastik
Ratusan ribu penyu laut, paus, mamalia laut lainnya dan lebih dari 1 juta burung laut mati setiap tahun karena polusi laut dan menelan atau terjerat sampah di laut. Banyak hewan laut yang tidak bisa membedakan antara makanan dan sampah plastik. Sehingga sistem pencernaan terblokir dan menyebabkan kematian.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Ada 6,3 milyar ton sampah plastik di bumi
Walau plastik baru ada sejak 60-70 tahun yang lalu, material ini berhasil mendominasi kehidupan manusia. Hampir untuk setiap kegiatan manusia, bisa dipastikan ada barang kebutuhan yang terbuat dari plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/R. De La Pena
Popok bayi butuh 450 tahun untuk terurai
Kebanyakan popok bayi mengandung polietilena atau termoplastik, bahan yang sama digunakan untuk membuat dengan kantong plastik. Tahukah Anda, bahwa popok kotor yang dibuang akan terus berada di bumi selama 450 tahun, karena sulit terurai? Tali pancing butuh lebih lama lagi, yakni sekitar 600 tahun.
Foto: picture alliance/chromorange
Lebih dari 20.000 botol dijual per detik
Kontribusi terbesar polusi plastik adalah botol minuman. 480 milyar botol plastik terjual di tahun 2016. Ini berarti lebih dari 1 juta botol dalam 1 menit.
Foto: picture-alliance/dpa/L.Cameron
Ada lebih banyak mikroplastik di laut dibanding bintang di Bima Sakti
Di galaksi Bima Sakti atau "Milky Way" saja diperkirakan ada 100-400 milyar bintang. Sementara menurut Clean Seas, ada 51 trilyun mikroplastik di lautan dunia. Penulis: vlz/yf (dari berbagai sumber)
Agama pernah berperan menyalamatkan lingkungan di negara lain. Pada 2008 silam, kelompok konservasi berideologi sekuler The Alliance for Religions and Conservation (ARC) meluncurkan proyek lingkungan dengan menggandeng pemuka agama lokal buat mengajak nelayan berhenti menggunakan bahan peledak untuk mencari ikan di pulau Pemba, Tanzania.
"Ide konservasi ini tidak datang dari orang kulit putih," kata seorang nelayan yang bersedia mengikuti program pelestarian ketika diwawancara The Christian Science Monitor saat itu. "Tapi dari al-Quran," imbuhnya.
Kini kitab suci umat muslim diharapkan bisa menyelamatkan Indonesia dari dampak negatif kerusakan lingkungan. Namun tanpa keterlibatan organisasi konservasi, pemuka agama akan kesulitan mengolah isu yang selama ini terlupakan. "Banyak ustad atau kyai yang tidak punya pemahaman memadai tentang bagaimana alam bekerja dan bagaimana harus menjaga ekosistem," kata Media Zainul Bahri.
Tugas tersebut kini diemban Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah. Bersama Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu mendeklarasikan Gerakan Pengurangan Sampah Kantong Plastik di Jakarta, Rabu (6/6).
"Intinya kita ingin mengajak umat agar sadar bahwa komitmen ini juga sesuatu yang Islami. NU sendiri sudah banyak mengupayakan pengurangan sampah plastik, seperti daur ulang atau dengan bank sampah termasuk sosialisasi gaya hidup tanpa plastik,” kata Direktur Bank Sampah Nusantara LPBI NU Fitria Ariayani kepada Media Indonesia.
Alternatif Untuk Alat Makan Sekali Pakai
Komisi Uni Eropa merencanakan larangan alat makan plastik sekali pakai, seperti sedotan, sendok, garpu, pisau, gelas dan piring plastik. Jadi apa alternatif untuk sedotan plastik?
Miliaran sedotan plastik berakhir sebagai sampah. Uni Eropa bermaksud melarang sedotan plastik sekali pakai. Tetapi bagi mereka yang tidak bisa berhenti menggunakan sedotan - seperti Marco Hort, yang membuat rekor dunia dengan 259 sedotan plastik di mulutnya - ada alternatif ramah lingkungan.
Foto: AP
Sedotan yang bisa dimakan
Binatang laut sering menelan sedotan plastik. Demi perlindungan lingkungan, Anda sekarang bisa menggunakan sedotan yang bisa sekalian dimakan. Di Jerman, perusahaan Wisefood mengembangkan sedotan semacam itu dari sari jus apel. Sebagai alternatif lain, Anda tentu bisa menggunakan sedotan yang bisa dicuci dan dipakai lagi, misalnya sedotan dari kaca.
Foto: Wisefood
Tidak hanya sedotan
Banyak alat makan lain seperti sendok dan garpu sekali pakai dari plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Uni Eropa sekarang bermaksud melarang penggunaannya. Perusahaan India Bakey sekarang memproduksi garpu yang bisa ikut dimakan. Perusahaan AS SpudWares juga membuat alat makan dari tepung kentang. Mungkin makanan jadi lebih enak!
Foto: picture-alliance/dpa/M. Scholz
Murni dari bahan organik
Anda mungkin juga ingin mencoba piring yang dapat dimakan. Perusahaan Polandia, Biotrem, telah mengembangkan piring yang terbuat dari bahan yang bisa dimakan. Seandainya Anda sudah kenyang, piring itu tidak perlu Anda makan. Piring terbuat dari bahan organik dan bisa terurai seluruhnya setelah 30 hari.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Reszko
Bagaimana dengan gelas plastik?
Uni Eropa dalam jangka panjang juga ingin mendorong jaringan restoran cepat saji, kafe dan bar untuk mereduksi penggunaan gelas plastik. Setengah triliun gelas plastik digunakan setiap tahun - sebagian besar digunakan satu kali saja. Beberapa perusahaan sekarang menawarkan alternatif berbasis tanaman.
Foto: picture-alliance/empics/D. Thompson
Alternatif dari Bali
Perusahaan dari Bali, Avani, mengembangkan bioplastik kompos yang terbuat dari sari jagung. Gelasnya terlihat seperti gelas plastik biasa, tapi gelas ini dapat terurai di alam. Tapi sebaiknya gelas ini didekomposisi di fasilitas kompos komersial, jangan di belakang rumah Anda.
Foto: Avani-Eco
Cangkir yang bisa digunakan lagi
Cara mudah mengurangi sampah plastik adalah menggunakan gelas yang bisa digunakan berkali-kali. Tapi kita tidak selalu membawa gelas itu ke mana saja. Di Berlin sedang dilakukan uji coba dengan gelas bambu yang bisa dipinjam. Gelas itu diberikan dengan membayar uang jaminan. Kalau gelas itu dibawa kembali, uang jaminan akan dikembalikan.
Foto: justswapit
Korek kuping yang tidak mencemari laut
Produk plastik lain yang akan dilarang di Uni Eropa adalah korek kuping. Sekarang ada alternatifnya: batang yang terbuat dari bambu atau kertas. Tetapi aktivis lingkungan mengatakan, yang terbaik adalah membersihkan telinga Anda dengan handuk saja. Penulis: Katharina Wecker (hp/vlz)
Foto: picture alliance/dpa/Wildlife Photographer of the Year /J. Hofman