1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mampukah Obama Mengembalikan Citra AS yang Dulu?

18 Juli 2008

Kandidat Presiden AS dari Partai Demokat Barack Obama akan berkunjung ke Jerman. Kemampuan Obama sebagai politisi internasional akan diuji.

Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Barack Obama
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Barack ObamaFoto: AP

Di tengah krisis perekonomian global, kompetensi di bidang ekonomi kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Barack Obama dan dari Partai Republik John McCain memang patut dipertanyakan. Tapi jika mengenai politik luar negeri, Obama mampu berargumentasi.

"Teroris sangat berambisi untuk menyerang negara kita, planet kita juga terancam perubahan iklim. Kemiskinan, genosida, dan penyakit menular mengancam umat manusia dan dapat memicu instabilitas global. Penggunaan senjata nuklir yang meluas mengancam Amerika Serikat dan keamanan dunia. Ancaman-ancaman ini semakin parah karena kebijakan pemerintahan George Bush,“ ujar Obama dalam sebuah pidato.

Jika kemampuan di bidang politik luar negeri juga diperhitungkan, maka John McCain pun menguasai bidang itu. Seperti yang diungkapkan Stephen Szabo dari Yayasan German Marshall di Washington, "Makanya Obama melawat ke Jerman. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya punya kemampuan di bidang politik luar negeri dan menunjukkan pada publik Amerika Serikat bahwa dirinya peduli kepada kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Kunjungannya ke Jerman merupakan hal yang penting karena sebenarnya politik luar negeri merupakan kelemahan terbesar Obama, dan Jerman akan sangat membantu untuk memperkuat posisinya.”

Tapi masalahnya, apakah pemerintah Jerman mau melakukannya? Sekitar 75 persen warga Jerman ingin memilih Obama ketimbang saingannya John McCain tanpa mengenal kedua kandidat lebih jauh.

Mengapa? Pengamat politik Stephen Szabo menjelaskan, “Warga Jerman ingin memilih Obama, karena Obama merepresentasikan seorang presiden yang mereka inginkan. Karena Obama mewakili kembalinya Amerika Serikat ke citra yang dulu dikenal dan itulah yang diharapkan orang. Lebih terbuka, multilateral, dan peduli pada masalah dunia. Dan Obama merupakan orang yang pernah tinggal di luar Amerika dan melihat Amerika dari luar. Dia merupakan wakil dari generasi muda, yang melihat Eropa dari perspektif lain.“

Tapi Obama masih belum dapat dipandang sebagai politisi yang memahami Eropa. Dalam kampanye pemilihan pendahuluan, sebagai anggota Kongres Obama menerima banyak kritik dari saingannya. Pasalnya, Obama memang meyakinkan ketika mencalonkan diri. Namun saat dirinya menjadi anggota Senat bidang Eropa, Obama tidak dapat menunjukkan pemahamannya terhadap benua tersebut.

Obama sebagai kandidat presiden dan Obama sebagai presiden Amerika Serikat akan sangat berbeda. Sekali Obama terpilih, Eropa bukan tidak mungkin akan kecewa terhadapnya sebagai Presiden Amerika Serikat.

Stephen Szabo dari Yayasan German Marshall memaparkan, "Dia akan memerintah lebih proteksionis ketimbang McCain. Jerman dan Eropa harus berunding dengan Presiden Obama mengenai kekhawatiran terhadap pasar bebas.“

Obama akan secara khusus meminta Jerman untuk lebih terlibat di Afghanistan. Dia menyinggung perang di Irak dan Afghanistan dalam pidatonya dan meminta Jerman menugaskan lebih banyak pasukan di Afghanistan. Secara umum, Obama akan mengharapkan lebih dari Eropa. Posisi Amerika Serikat saat ini melemah dan Eropa makin kuat. Jadi Obama akan berupaya menjalin kemitraan erat dengan Eropa. Artinya, tidak hanya menjadi penonton, tapi juga ikut terlibat. Tak hanya di bidang militer, tapi di berbagai bidang yang dianggap kritis. Yang penting sekarang, Obama dapat meraih keuntungan pada pemilihan 4 November mendatang dari kunjungannya ke Eropa. (ls)