Mantan Perwira Suriah Divonis Penjara Seumur Hidup di Jerman
13 Januari 2022
Pengadilan Tinggi di Koblenz jatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada mantan kolonel Suriah atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Anwar Raslan tahun 2014 datang sebagai pengungsi ke Berlin tapi dikenali oleh korbannya.
Iklan
Pengadilan Tinggi di Koblenz menyatakan Anwar Raslan, mantan perwira intelijen Suriah, bersalah melakukan penyiksaan dan pembunuhan di negaranya dan menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup hari Kamis (13/1). Kejahatan yang dilakukan Anwar Raslan dikategorikan pengadilan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Inilah untuk pertama kalinya seorang mantan pejabat Suriah diadili di Jerman berdasarkan prinsip "peradilan universal". Dengan prinsip itu, pengadilan di Jerman bisa mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan seorang warga asing di luar wilayah hukum Jerman.
Anwar Raslan, 58 tahun, di pengadilan membantah telah melakukan penyiksaan atau memerintahkan penyiksaan terhadap para tahanan. Namun pengadilan Jerman menyatakan dia terbukti bersalah, antara lain atas 27 kasus pembunuhan.
Terdakwa antara lain dituduh mengawasi interogasi "dengan sengatan listrik, pemukulan menggunakan kepalan tangan, kawat dan cambuk," selain itu juga dengan pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Pengacara Anwar Raslan minggu lalu meminta pengadilan untuk membebaskan klien mereka dan mengklaim bahwa dia tidak pernah secara pribadi melakukan penyiksaan, bahkan telah membelot akhir 2012 dan mendukung kelompok oposisi. Tahun 2014 Anwar Raslan dan keluarganya melarikan diri dari Suriah dan meminta suaka di Jerman dan menetap di Berlin. Tapi ada korban yang mengenalinya dan dia ditangkap bersama mantan anggota intelijen Suriah lain, Eyad Alghareib, yang juga mendapat suaka di Jerman.
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Organisasi hak asasi sambut putusan pengadilan
Anwar Raslan mulai diadili April 2020. Pengadilan mendengar kesaksian dari lebih 100 korban. Proses pengadilan cukup panjang ini juga mendapat perhatian internasional, karena inilah untuk pertama kalinya mantan pejabat pemerintah Suriah diadili di luar negeri, dengan dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Terlepas dari semua kekurangan peradilan pidana internasional, pengadilan terhadap Anwar Raslan menunjukkan apa yang dapat dicapai oleh prinsip yurisdiksi universal, dan bahwa pengadilan semacam itu sebenarnya layak dilakukan di Jerman dan Eropa,” kata Wolfgang Kaleck, sekretaris jenderal kelompok hak asasi European Center for for Constitutional and Human Rights.
Direktur eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth memuji putusan tersebut. "Ini benar-benar bersejarah," kata Kenneth Roth kepada wartawan di Jenewa. Dia mengatakan HRW telah membantu mengumpulkan bukti-bukti untuk persidangan ini. "Penyiksaan dan pembunuhan dalam tahanan ... adalah bagian penting dari modus operandi pemerintahan Assad," tegasnya.
Terdakwa lainnya, Eyad Alghareib, yang juga dulu bertugas di pusat penahanan intelijen Al Khatib, sudah dijatuhi hukuman empat setengah tahun penjara pada Februari 2021, dengan dakwaan membantu dan bersekongkol dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.