Pengadilan di Korea Selatan menjatuhkan vonis penjara 24 tahun terhadap mantan presiden Korsel Geun-Hye. Dia dinyatakan bersalah telah menyalahgunakan kekuasaan, melakukan korupsi dan pemerasan.
Iklan
Mantan Presiden Korea Selatan Park Geun Hye dijatuhi hukuman 24 tahun penjara hari Jumat (6/4), setahun setelah dilengserkan dari jabatannya dan ditangkap karena kandal korupsi. Terhukum masih bisa mengajukan banding atas vonis itu.
Vonis tersebut merupakan perkembangan terbaru dalam kejatuhan dramatis bekas orang nomor satu Korea Selatan itu. Dia pernah menjadi tokoh utama kalangan konservatif dan sering dijuluki "Ratu Pemilu"oleh media lokal, karena berhasil memimpin partainya memenangkan pemilu. Banyak pendukungnya yang secara teratur menggelar aksi unjuk rasa menyerukan pembebasannya.
Park Geun Hye sendiri tetap bersikeras bahwa dia tidak bersalah dan hanya menjadi korban "balas dendam politik". Dia menolak menghadiri sidang pengadilan sejak Oktober lalu. Dalam sidang putusan hari Jumat, dia juga tidak hadir dengan alsan sakit.
Puluhan pejabat tinggi terlibat
Dalam vonis yang disiarkan secara langsung oleh media elektronik, Seoul Central District Court menghukum Park Geun Hye karena dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus penyuapan, pemerasan dan penyalahgunaan kekuasaan. Park juga didenda 18 miliar won (sekitar 16,8 juta dolar AS). Baik Park Geun Hye maupun jaksa penuntut memiliki waktu satu minggu untuk naik banding. Jaksa sebelumnya menuntut bhukuman penjara 30 tahun.
Mantan presiden Korea Selatan itu dihukum antara lain karena terbukti melakukan kolusi dengan orang kepercayaannya Choi Soon Sil untuk menekan 18 kelompok bisnis agar menyumbang dana sampai 77,4 miliar won, atau senilai 72,3 juta dolar AS untuk peluncuran dua yayasan yang dikendalikan oleh Choi.
Skandal ini telah menyebabkan penangkapan, dakwaan dan sanksi hukum terhadap puluhan pejabat tinggi pemerintah dan pemimpin bisnis. Choi Soon Sil sendiri saat ini sedang menjalani hukuman penjara 20 tahun karena kasus itu.
10 Tips Wisata ke Korea Selatan
Dengan perpaduan antara teknologi tinggi dan tradisi, Korea Selatan selalu menarik untuk dikunjungi - dan bukan hanya karena saat ini ada Olimpiade Musim Dingin.
Foto: picture-alliance/Augenklick/Kunz
Pyeongchang
Di Pegunungan Taebaek di pantai timur Korea Selatan ada banyak area untuk ski dan snowboarding. Dari 9-25 Februari, Pyeongchang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018. Inilah kali kedua, Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade, setelah Olimpiade Musim Panas 1988.
Foto: picture alliance/YNA/Air Force
Seoul
Kota metropolitan Seoul, ibukota yang dinamis dengan sekitar 10 juta penduduk. Atraksi terbarunya adalah High-Line-Park Seoullo 7017 - jembatan layang yang sekarang berfungsi sebagai daerah perkotaan dengan restoran, kafe dan ruang pameran. Tapi di Seoul ada juga kawasan bersejarah, seperti di distrik Hanok dengan rumah-rumah tradisional dan istana Dinasti Joseon.
Foto: picture alliance/Yonhap
Kuil Bulguksa
Seni arsitektur Budha bisa dikagumi di kuil-kuil yang tak terhitung banyaknya. Kuil Bulguksa terletak di Gyeongju. Kompleks dengan pagoda khasnya ini terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO sejak 1995. Bulguksa dan kuil-kuil Budha lainnya berpartisipasi dalam program Templestay - yang membuka kesempatan bagi pendatang untuk tinggal dan bermeditasi dengan para biksu.
Foto: picture alliance/robertharding/M. Runkel
Busan
Kota pelabuhan Busan di tenggara adalah kota kedua terpadat Korea Selatan setelah Seoul. Terkenal dengan pantainya dan Festival Film Internasional Busan (BIFF) yang diselenggarakan setiap tahun. BIFF adalah salah satu festival film paling terkenal di Asia.
Foto: picture alliance/Yonhap
Taman Nasional Seoraksan
Taman nasional ini menarik wisatawan sepanjang tahun, namun sesi utamanya adalah pada musim gugur. Karena pada musim ini warna-warna di daerah itu dianggap paling indah di Korea. Hutan merah dan kuning menyebar diantara gunung-gunung kecil. Di jalur yang ditandai dengan baik, pengunjung dapat mendaki Puncak Daecheongbong, yang tingginya 1.708 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Gilbert
Zona Demiliterisasi
Mereka yang ingin lebih mendalami sejarah Korea harus mengunjungi Panmunjeom di Zona Demiliterisasi di perbatasan antara kedua negara Korea. Garis demarkasi, yang menjadi perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, benar-benar ada di tengah barak biru ini. Barak itu bisa diakses oleh pengunjung dari kedua belah pihak secara bergantian.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Kalker
Pulau Jeju
Pantai Korea Selatan penuh dengan pulau-pulau kecil. Yang terbesar adalah pulau vulkanik Jeju, yang juga merupakan situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Di sini ada tradisi penyelam perempuan, Haenyeo, yang berburu cumi, bulu babi dan kerang di sepanjang pantai. Para penyelam yang terlatih ini tidak memerlukan alat bantu selam seperti tabung oksigen.
Foto: picture alliance/Yonhap
Pasar Umum Hongdae
Kebanyakan kawasan belanja di Seoul menyediakan berbagai pilihan barang elektronik, pakaian dan kosmetik. Tapi di pasar umum Hongdae, para siswa sekolah seni menjual kreasi mereka setiap akhir pekan. Yang senang shopping ke mal sebaiknya berkunjung ke Shinsegae Center di Busan - salah satu mal terbesar dunia dengan 14 lantai.
Pemandian tradisional yang dinamakan Jjimjilbang adalah tempat yang populer untuk bersantai bagi banyak warga Korea. Pemandian ini buka 24 jam sehari, dilengkapi dengan bilik-bilik sauna dan mandi uap. Ada juga layanan perawatan pijat dan kebugaran. Biasanya tempat-tempat ini juga menawarkan tempat untuk menginap.
Foto: Wikipedia/Korean Culture and Information Service
Kimchi and makanan khas lainnya
Makanan Korea sangat bervariasi dan sehat. Hidangan yang paling umum ditawarkan di warung jalanan atau di restoran adalah Kimchi dan variasi nasi dan sup. Ada juga Barbecue Korea dengan daging, ikan dan kerang. Semuanya disajikan di atas meja kecil. Kalau semua telah terhidang dan siap disantap, katakanlah: "Jal meokkesseumnida"! (Selamat makan!) Teks: Lina Elter (hp/yf)