Mantan Presiden Pakistan Zardari Ditahan Badan Anti Korupsi
11 Juni 2019
Mantan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari ditangkap sehubungan dengan tuduhan pencucian uang. Kubu oposisi Partai Rakyat Pakistan (PPP) mengatakan penangkapan itu bermotif politik.
Iklan
Badan anti-korupsi Pakistan, Biro Akuntabilitas Nasional NAB, menangkap mantan Presiden Asif Ali Zardari di rumahnya di Islamabad hari Senin (10/6). Tokoh politik itu diduga terlibat kasus pencucian uang yang menyebabkan ratusan juta dolar disedot keluar dari negara itu. Zardari diiringi anak perempuannya (foto artikel) telah mengajukan keberatan ke Mahkamah Agung namun ditolak.
Zardari dan saudara perempuannya menghadapi tuduhan, mengoperasikan rekening bank palsu untuk pencucian uang. Keduanya menyangkal tuduhan ini, dan lewat partainya PPP balik menuduh pemerintah saa ini di bawah Perdana Menteri Imran Khan melakukan "viktimisasi politik".
Badan anti-korupsi Pakistan telah menangkap beberapa tokoh politik dan pengusaha dengan tuduhan korupsi sejak Imran Khan berkuasa tahun lalu. Penangkapan Zardari terjadi setelah pengadilan Islamabad menolak permintaan perpanjangan jaminan dari Zardari dan saudara perempuannya, yang juga dituduh terlibat dalam kasus tersebut tetapi belum ditangkap.
Rekening gendut misterius
Tahun lalu, pihak berwenang Pakistan menemukan beberapa rekening gendut penuh uang, tetapi atas nama beberapa warga miskin. Rekening-rekening itu kemudian tiba-tiba dikosongkan. Bulan September tahun lalu, Mahkamah Agung Pakistan membentuk komisi investigasi, dan menemukan bahwa setidaknya 400 juta dolar telah ditransfer melalui "ribuan akun palsu."
Asif Ali Zardari adalah politisi teras, suami mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh. Dia menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2013. Dia sebelumnya telah meringkuk selama 11 tahun di penjara atas tuduhan korupsi dan pembunuhan sebelum menjadi presiden. Meskipun dia tidak pernah diproses di pengadilan dan tetap membantah melakukan kejahatan yang dituduhkan.
Motivasi politik?
Beberapa pemimpin oposisi Pakistan, termasuk pendahulu Imran Khan Nawaz Sharif, telah dipenjara atas tuduhan serupa, yakni korupsi. Sharif dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Agung atas tuduhan korupsi dan saat ini menjalani hukuman penjara tujuh tahun di Lahore.
Politisi oposisi dari PPP mengatakan, penangkapan Zardari adalah reaksi terhadap protes yang digalang PPP terhadap pemerintahan Imran Khan. PPP mengatakan akan menentang keputusan itu di Mahkamah Agung.
Namun, pemerintah Pakistan membantah tuduhan bahwa penangkapan Zardari bermotivasi politik. Menteri Sains dan Teknologi Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan kepada DW, pemerintah mengambil "sikap yang tegas terhadap korupsi."
Koruptor Paling Tamak Dalam Sejarah
Hampir tidak ada diktatur di dunia yang tidak menilap uang negara. Tapi ketika sebagian puas dengan vila atau jet pribadi, yang lain rakus tanpa henti. Berikut daftar koruptor yang paling getol mengumpulkan uang haram
Foto: AP
#1. Soeharto, Indonesia
Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Suharto dan keluarganya diyakini menilap uang negara antara 15 hingga 35 miliar US Dollar atau sekitar 463 trilyun Rupiah. Jendral bintang lima ini lihai menyembunyikan kekayaannya lewat berbagai yayasan atau rekening rahasia di luar negeri. Hingga kini kekayaan Suharto masih tersimpan rapih oleh keluarga Cendana
Foto: picture alliance/CPA Media
#2. Ferdinand Marcos, Filipina
Ferdinand Marcos banyak menilap uang negara selama 21 tahun kekuasaanya di Filipina. Menurut Transparency International, ia mengantongi setidaknya 10 milyar US Dollar. Terutama isterinya, Imelda, banyak menikmati uang haram tersebut dengan mengoleksi lebih dari 3000 pasang sepatu. Imelda kini kembali aktif berpolitik dan ditaksir memiliki kekayaan sebesar 22 juta USD
Foto: picture-alliance/Everett Collection
#3. Mobutu Sese Seko, Zaire
Serupa Suharto, Mobutu Sese Seko berkuasa di Zaire selama 32 tahun. Sang raja lihai memainkan isu invasi negara komunis Angola untuk mengamankan dukungan barat. Ketika lengser, Mobutu Sese Seko menilap hampir separuh dana bantuan IMF sebesar 12 milyar US Dollar untuk Zaire dan meninggalkan negaranya dalam jerat utang.
Foto: AP
#4. Sani Abacha, Nigeria
Cuma butuh waktu lima tahun buat Sani Abacha untuk mengosongkan kas Nigeria. Antara 1993 hingga kematiannya tahun 1998, sang presiden meraup duit haram sebesar 5 milyar US Dollar atau sekitar 66 trilyun Rupiah. Sesaat setelah meninggal, isterinya lari ke luar negeri dengan membawa 38 koper berisi uang. Polisi kemudian menemukan perhiasan senilai jutaan dollar ketika menggeledah kediaman pribadinya
Foto: I. Sanogo/AFP/Getty Images
#5. Slobodan Milosevic, Serbia
Slobodan Milosevic yang berkuasa di Serbia antara 1989-1997 dan kemudian Yugoslavia hingga 2000 tidak cuma dikenal berkat serangkaian pelanggaran HAM berat yang didakwakan kepadanya, melainkan juga kasus korupsi. Selama berkuasa Milosevic diyakini menilap uang negara sebesar 1 milyar US Dollar atau sekitar 13 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
#6. Jean-Claude Duvalier, Haiti
Selama 15 tahun kekuasaannya di Haiti, Jean-Claude Duvalier tidak cuma bertindak brutal terhadap oposisi, tetapi juga rajin mengalihkan uang negara ke rekening pribadinya di Swiss. Saat kembali dari pengasingan 2011 silam, Duvalier didakwa korupsi senilai 800 juta US Dollar.
Foto: picture-alliance/AP/Dieu Nalio Chery
#7. Alberto Fujimori, Peru
Alberto Fujimori berkuasa selama 10 tahun di Peru. Buat pendukungya, dia menyelamatkan Peru dari terorisme kelompok kiri dan kehancuran ekonomi. Tapi Fujimori punya sederet catatan gelap, antara lain menerima uang suap dan berbagai tindak korupsi lain. Menurut Transparency International ia mengantongi uang haram sebesar 600 juta US Dollar atau sekitar 8 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
"Miliaran ditransfer ke rekening bank palsu yang ditautkan dengan Zardari. Penyelidikan diperintahkan oleh Mahkamah Agung. Sekarang, hukum sedang berjalan," kata Chaudhry.
Pakistan saat ini menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya. Akibatnya Perdana Menteri Imran Khan menghadapi tekanan berat dari lawan politiknya. Bulan Mei lalu, Pakistan mendapatkan paket pinjaman darurat miliaran dolar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru
Pada tanggal 15 Agustus 1947, Kemaharajaan Britania India terbagi jadi dua negara - India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim. Kedua negara ini terus bermusuhan.
Foto: AP
Kelahiran dua bangsa
1947, Kemaharajaan Britania India terbagi dua - India dan Pakistan. Pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan partainya All-India Muslim League pada awalnya menuntut otonomi untuk wilayah mayoritas Muslim di India dan kemudian negara terpisah untuk Muslim. Jinnah percaya bahwa umat Hindu dan Muslim tidak dapat terus hidup bersama, karena mereka "bangsa-bangsa" yang berbeda.
Foto: picture alliance/dpa/United Archives/WHA
Garis darah
Setelah kelahiran India dan Pakistan, kerusuhan komunal dimulai di banyak daerah barat, kebanyakan di Punjab. Sejarawan mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang tewas dalam bentrokan dan jutaan lainnya bermigrasi dari India ke Pakistan dan dari Pakistan ke India.
Foto: picture alliance/dpa/AP Images
Perang tahun 1948
Segera setelah kemerdekaan, India dan Pakistan bentrok di Kashmir. Wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim diperintah pemimpin Hindu, namun Jinnah menginginkannya menjadi wilayah Pakistan. Pasukan India dan Pakistan bertempur di Kashmir tahun 1948, dengan India menguasai sebagian besar lembah, sementara Pakistan menduduki wilayah yang lebih kecil.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Seperti AS dan Kanada?
Sejarawan liberal mengatakan bahwa Jinnah dan Mahatma Gandhi menginginkan hubungan baik antara negara-negara baru merdeka. Jinnah, misalnya, percaya bahwa hubungan antara India dan Pakistan harus serupa dengan yang terjadi antara AS dan Kanada. Tapi setelah kematiannya pada tahun 1948, penerusnya mengikuti jalur yang bersebrangan dengan New Delhi.
Foto: AP
Menggambarkan satu sama lain sebagai 'musuh'
Sementara India menekankan gerakan kebebasan Kongres Nasional India melawan penguasa Inggris - dengan Gandhi sebagai arsitek utamanya - buku teks Pakistan berfokus pada "perjuangan" melawan penindasan Inggris dan Hindu." Propaganda negara di kedua negara saling melukiskan pihak satu sama lain sebagai "musuh" yang tidak bisa dipercaya.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Memburuknya ikatan
Hubungan diplomatik antara India dan Pakistan tetap sengit selama tujuh dekade terakhir. Isu terorisme Islam merusak hubungan dalam beberapa tahun terakhir, dengan New Delhi menuduh Islamabad mendukung jihadis berperang di Kashmir yang dikendalikan India. India juga menyalahkan kelompok-kelompok di Pakistan karena telah meluncurkan serangan teror ke India. Islamabad membantah klaim tersebut.
Foto: Picture alliance/AP Photo/D. Yasin
Harapan terciptanya perdamaian
Banyak pemuda di India dan Pakistan mendesak pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pembuat film dokumenter Islamabad Wajahat Malik berpendapat bahwa cara terbaik bagi India dan Pakistan untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat adalah melalui interaksi yang lebih banyak antara masyarakat mereka. (Ed: Shamil Shams/ap/hp)