1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mantan Presiden Taiwan Ditahan atas Tuduhan Korupsi

Agenturen/Robina12 November 2008

Penahanan tokoh anti Cina Chen Shui-bian ini menghebohkan pulau kecil Taiwan. Ia adalah petinggi politik pertama Taiwan yang ditahan dengan tuduhan korupsi.

Chen Shui-bian dengan tangan diborgol digiring keluar dari kantor kejaksaanFoto: AP

"Tuduhan ini adalah persekusi politik! Tapi penahanan saya tidak akan sia-sia.... Hidup demokrasi Taiwan! hidup kemerdekaan Taiwan!" Demikian diserukan bekas presiden Chen Shui-bian saat ditahan Selasa (11/11) atas tuduhan korupsi. Tokoh anti-Cina Chen Shui-bian dituduh menerima uang suap, memalsukan dokumen resmi dan mencuci uang selama menjabat presiden Taiwan antara 2000-2008. Setelah dengar pendapat Selasa malam (11/11), Rabu ini (12/11) Chen Shui-bian dibui setelah sempat diperiksa di rumah sakit karena mengklaim disiksa oleh polisi Taiwan.

Penahanan Chen Shui-bian menghebohkan pulau kecil Taiwan. Ia adalah petinggi politik pertama Taiwan yang ditahan dengan tuduhan korupsi. Kubu oposisi mengkritik tajam keputusan kejaksaan untuk menahan Chen Shui-bian. Juru bicara Partai Progresif Demokrat (DPP) Cheng Wen-tsang menegaskan, jaksa tak memiliki cukup bukti untuk menahan bekas presiden Taiwan itu. Partai oposisi DPP yang pro-kemerdekaan menuduh, penahanan Chen Shui-bian mempolarisasi rakyat Taiwan.

Tapi, sebuah jajak pendapat online harian Taiwan United Daily News menunjukkan, 96 persen pembaca mendukung penahanan tokoh oposisi ini. The Broadcasting Corp of China, sebuah jaringan radio Taiwan bahkan menyamakan Chen Shui-bian dengan mantan presiden Indonesia Suharto atau Joseph Estrada, bekas presiden Philippina. Keduanya juga menghadapi tuduhan korupsi setelah meletakkan jabatan presiden.

Awalnya, Chen Shui-bian memang populer di Taiwan. Politisi yang berasal dari keluarga petani miskin ini terpilih sebagai presiden Taiwan tahun 2000. Menangnya partai Progresif Demokrat Chen Shui-bian saat itu mengakhiri masa kekuasaan Partai pro-China Kuomintang (KMT) yang memerintah Taiwan selama lima dasawarsa. Tapi, popularitas Chen Shui-bian yang mendukung kemerdekaan Taiwan dari Cina cepat merosot.

Masa jabatan Chen dibayangi sejumlah skandal dan tuduhan korupsi yang antara lain melibatkan istri dan menantu laki-lakinya. Kini, Chen memang mengaku memalsukan sejumlah dokumen resmi untuk mengalihkan dana pemerintah. Namun, politisi berusia 57 tahun itu menegaskan, dana tersebut tak digunakan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk membiayai sejumlah upaya diplomatis rahasia. Dan saat ditahan Selasa (11/11), Chen Shui-bian balik menuduh Presiden Ma Ying-jeou dari Partai Kuomintang melancarkan vendetta politik.

Tuduhan ini ditepis Presiden Ma Ying-jeou. Setelah terpilih sebagai presiden Taiwan Maret 2008, Ma Ying-jeou memang berupaya memulihkan hubungan dengan Cina, misalnya dengan membuka jalur penerbangan antara Cina dan Taiwan dan kembali melakukan dialog resmi dengan Beijing. Namun. pertemuan resmi terakhir antara Presiden Ma dan juru runding Cina awal bulan ini terpaksa dipersingkat karena demonstrasi warga Taiwan yang menuntut kemerdekaan Taiwan dan Cina. (zer)