Aksi penjaga gawang timnas Jerman dan Bayern München memberi makna baru bagi posisi penjaga gawang dengan memainkan peran tambahan sebagai libero yang ikut membangun serangan.
Iklan
Dilahirkan pada 27 Maret 1986 di Gelsenkirchen, Manuel Neuer memulai karir sepak bolanya di klub FC Schalke pada tahun 1991. Ia mulai meniti karir profesional dengan menandatangani kontrak pada tahun 2005. Pertandingan Bundesliga pertama ia lakoni pada 19 Agustus 2006. Walau saat itu baru berusia 20 tahun, pelatih Schalke Mirko Slomka memberikan kepercayaan penuh pada Neuer untuk menjadi penjaga gawang utama. Dalam musim perdananya di Bundesliga, pria dengan tinggi badan 193 cm ini berhasil menjaga gawangnya tanpa kebobolan dalam 19 pertandingan dan membawa klubnya menjadi runner up Bundesliga 2006/07. Setelah berlaga sebanyak 156 kali bersama Schalke, Manuel Neuer hijrah ke FC Bayern München pada Juni 2011.
Libero Bayangan
Nama Manuel Neuer mulai dikenal publik sepak bola sebagai pemain lapangan ke-11 dalam ajang Piala Dunia 2014 lalu di Brasil. Dalam pertandingan di babak perdelapan final melawan Aljazair, misalnya, dari 59 sentuhan bola, 21 diantaranya dilakukan Neuer di luar kotak penalti. Setelah pertandingan, pelatih kiper timnas Jerman Andreas Köpke mengomentari penampilan Neuer dengan berkelakar: "Saya jarang menyaksikan libero yang lebih baik (dari Neuer), kecuali Franz Beckenbauer. Manuel Neuer tidak jengah mengolah bola dengan kakinya. Dan sejak beberapa tahun terakhir ia menjadi lebih percaya diri". Peran sebagai bek bayangan itu telah dilakoninya sejak masih berkostum Schalke 04.
Peran Neuer di timnas Jerman serupa dengan di Bayern München. Ia tidak cuma harus mengawal gawang, tetapi juga menjadi pemain yang ikut membantu sirkulasi bola, memulai serangan dari belakang atau menjadi back up buat bek belakang. "Neuer sejak dulu sudah membuktikan ia bisa menjadi pesepakbola yang handal," kata bekas rekan setimnya di Schalke, Benedikt Höwedes. Neuer sendiri enggan berkomentar banyak terkait perannya sebagai bek bayangan. "Saya lebih suka jika kami tidak mendapat banyak serangan balik," pungkasnya.
yf/vlz (dpa/sid)
10 Pemain Terbaik Jerman versi Media Inggris
Baru-baru ini harian Inggris, the Guardian, merilis daftar 100 pemain terbaik dunia. DW memetik 10 pemain Jerman yang masuk dalam deretan paling bergengsi tersebut.
Foto: Getty Images
Peringkat 12 - Mesut Özil
Transformasi yang dialami FC Arsenal musim ini mustahil tanpa kehadiran sosok Mesut Özil. Dipinang seharga 50 juta Euro dari Real Madrid, gelandang Jerman itu menjadi jantung kreativitas pasukan Arsene Wenger. Kendati masih menyisakan kelemahan di depan gawang, Özil dinilai pantas menduduki posisi ke-12 dalam daftar 100 pemain terbaik di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Peringkat 15 - Philipp Lahm
Sulit menemukan alasan yang legitim buat menolak gelar bek sayap terbaik di dunia untuk Philipp Lahm. Bersama Pep Guardiola, Lahm bahkan tampil cemerlang sebagai gelandang bertahan. Tapi kekuatan terbesar kapten tim nasional Jerman itu adalah konsistensi yang nyaris tak tertandingi. "Dia tidak bisa bermain buruk," kata mentornya Hermann Gerland 2006 lalu. Ucapannya itu terbukti hingga saat ini
Foto: Getty Images
Peringkat 20 - Bastian Schweinsteiger
Schweinsteiger punya segudang pengalaman buruk di tahun 2012 - Kegagalan penalti di final Liga Champions melawan Chelsea atau penampilan setengah hati selama Piala Eropa. Tapi pria yang akrab disapa Schweini itu memutar balik nasib dan membawa FC Bayern merebut gelar treble pertama sepanjang sejarahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Peringkat 22 - Manuel Neuer
Sulit memastikan bahwa Manuel Neuer adalah kiper terbaik di dunia. Tapi angka statistik yang mengiringi penampilannya musim lalu membetoni pandangan tersebut. Bulan September Neuer mencatat rekor 100 laga tanpa gol di Bundesliga. Kiper binaan Schalke itu juga tidak kebobolan selama empat pertandingan melawan Juventus dan FC Barcelona.
Foto: Reuters
Peringkat 23 - Marco Reus
Penyerang sayap yang gesit dan lincah ini seakan terlahir untuk menyempurnakan skema permainan cepat ala Borussia Dortmund. Setelah sukses mencapai final Liga Champions Eropa musim lalu, Reus resmi ditahbiskan sebagai salah satu pemain elit Eropa. Kendati masih berusia 23 tahun, gelandang Jerman ini sudah mengemas segudang pengalaman.
Foto: AFP/Getty Images
Peringkat 25 - Thomas Müller
Entah sebagai striker utama, penyerang sayap, gelandang kreatif atau penyerang bayangan - Thomas Müller jarang mengecewakan pelatih dan rekan setimnya. Gaya permainan Müller boleh jadi tidak seelegan Mesut Özil, tapi tidak ada yang bisa menafikan keefektifannya di depan gawang. Determinasinya menemukan ruang adalah satu dari sekian kualitas yang membuatnya masuk dalam daftar elit tersebut.
Foto: Reuters
Peringkat 34 - Mario Götze
Mario Götze mengalami tahun penuh turbulensi musim lalu. Hijrah dari Dortmund yang membesarkan namanya ke rival utama FC Bayern hingga kini masih menyisakan debu di mata para pendukung. Tapi kiprahnya sejak kembali dari cedera memperkuat asumsi, bahwa Götze telah mengambil keputusan yang tepat. Aksi solo Götze saat mencetak gol ke gawang CSKA Moskow beberapa waktu lalu memperkuat dugaan itu.
Foto: Reuters
Peringkat 40 - Toni Kroos
Kendati masih berupaya menemukan performa terbaiknya, Kroos dianggap pantas masuk daftar elit pesepakbola yang merumput di Eropa. Gabungan teknik yang ciamik serta kondisi fisiknya yang dipadu dengan kemampuan melepaskan tendangan geledek membuat pemuda 23 tahun itu sempurna untuk mengawal lapangan tengah FC Bayern.
Foto: Getty Images
Peringkat 44 - Ilkay Gündogan
Penampilan Ilkay Gündogan musim lalu bersama Borussia Dortmund mengundang decak kagum dari seantero Eropa. Gelandang bertahan didikan FC Nürnberg ini mampu membaca dan mengelola permainan timnya dari belakang. Gayanya yang lembut namun efektif membuat Gündogan menjadi buruan klub-klub papan atas Eropa.
Foto: Getty Images
Peringkat 66 - Mats Hummels
Tahun ini bukan momen terbaik untuk memberi penilaian terhadap Mats Hummels. Pasalnya jenderal pertahanan Dortmund itu jarang tampil konsisten sejak sembuh dari cedera beberapa waktu lalu. Hummels juga dihujani kritik usai Jerman ditahan imbang Paraguay 3:3, termasuk oleh Joachim Löw. Tapi penampilannya musim lalu mengingatkan orang, bahwa sosok serupa Beckenbauer telah kembali ke lapangan hijau.