Manusia dan Neanderthal hidup berdampingan di Eropa selama 5 milenium lebih. Ini kesimpulan riset penanggalan radiokarbon yang mengindikasikan manusia modern tak sekedar menggantikan sepupu hominidnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Iklan
Penulis studi yang dipublikasikan jurnal Nature menyimpulkan adanya probabilitas tinggi bahwa kantong-kantong kultur Neanderthal bertahan hingga antara 41.030 dan 39.260 tahun lalu.
Periset menggunakan teknik penanggalan radiokarbon baru dan model matematis untuk memeriksa sekitar 200 sampel dari 40 lokasi yang terbentang mulai dari Spanyol hingga Rusia.
Ketika Mereka Masih Melangkah di Bumi....
Punahnya spesies kerap mengkhawatirkan kita, padahal ini bukan fenomena baru. Kematian massal sudah berkali-kali terjadi di bumi. Dan kehadiran manusia tidak membantu memperbaiki situasi...
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
Homo Floresiensis atau "Hobbit"
Orang yang memandang dengan serius ini ditemukan 2003 di pulau Flores, Indonesia. Tingginya tidak sampai semeter, kira-kira setinggi tokoh karya pengarang J. R. R. Tolkien, Hobbit, jadi dinamakan demikian. Hobbit kemungkinan berbeda dari manusia modern. Tetapi kedua jenis ini mendiami bumi, sampai Hobbit punah 15.000 tahun lalu. (Foto: Smithsonian’s Human Origins Program)
Foto: Smithsonian’s Human Origins Program
Brachiosaurus
Spesies ini menghilang dari bumi 150 juta tahun lalu, dan sekarang hanya tampak dalam film-film Hollywood. Sebagai salah satu spesies terbesar yang pernah hidup di bumi, hewan herbivora ini pasti punya selera makan besar dan metabolisme mengagumkan. Untuk mencapai ukuran dewasa yaitu 13 meter, hewan ini perlu sekitar 15 tahun. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Quagga
Hewan yang tampak seperti persilangan Antara zebra dan kuda ini adalah sejenis zebra. Tepatnya: spesies zebra dari Afrika Selatan. Penampilannya yang tampak seperti campuran ini tidak berkaitan dengan kepunahannya. Spesies ini banyak diburu pembuka pemukiman, dan kalah dalam perebutan makanan dengan hewan domestik. Quagga terakhir mati 1883. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Serigala Marsupialia
Apa ini serigala atau anjing? Hewan ini kerap disebut serigala Tasmania atau macan Tasmania. Sebelum punah, ia marsupialia terbesar yang carnivora. Asalnya dari Australia, dan lama bisa ditemukan di pulau Tasmania. Tetapi pemukim dan anjing-anjingnya mendesak spesies pemburu yang aktif di malam hari ini. Spesies ini punah di tahun 1930an. (Foto: American Museum of Natural History /J. Beckett)
Foto: AMNH/J. Beckett
Mamut Rambut Wol
Agar bisa menghadapi masa es, mamut rambut wol perlu kulit berambut tebal. Di Museum Smithonian yang bersuhu ideal, rambut tebal tidak diperlukan. Mamut ini, yang ukurannya hampir sama dengan mamut Afrika, punah 5.000 tahun lalu. Penyebabnya tidak asing lagi: perubahan iklim dan manusia pemburu. (Foto: Smithsonian Institution)
Foto: Courtesy of Smithsonian Institution
Trilobit Psychopyge Elegans
Mahluk yang hidup di samudra ini dulu termasuk kelompok binatang yang berhasil hidup selama 270 juta tahun. Tetapi menghilang 250 juta tahun lalu akibat kematian massal. Spesies ini sekarang 'berkarir' untuk kedua kalinya, yaitu di situs lelang untuk fosil langka. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Paraceratherium
Leluhur badak yang hidup jaman sekarang ini berukuran lebih besar sedikit dari keturunannya. Dengan berat hingga 20 ton, pemakan tumbuhan ini butuh dedaunan dalam jumlah besar dan hidup di daerah hutan di Asia Tengah. Ketika hutan-hutan menghilang, juga karena sebab lain, leluhur badak ini juga punah. Itu terjadi 23 juta tahun lalu. (Foto: AMNH/D. Finnin)
Foto: AMNH/D. Finnin
Antrodemus
Dengan foto ini, Antrodemus pasti bisa digunakan dalam film “Jurassic Park” karya Steven Spielberg. Tapi spesies yang hidup di bagian barat Amerika Serikat ini sudah punah 150 juta tahun lalu. Hewan berkaki dua ini dulu berada di posisi teratas rantai makanan. (Foto: Smithsonian Institution)
Foto: Courtesy of Smithsonian Institution
Merpati Pengembara
Ini Martha. Seekor merpati pengembara, yang diberi nama berdasarkan istri presiden AS pertama, George Washington. Martha adalah yang terakhir dari spesiesnya, dan mati 1914 di kebun binatang Cincinnati, Ohio, AS. Ia berasal dari Amerika utara, tetapi menghilang dari kawasan itu ketika manusia mulai menebangi hutan dan memburunya untuk dimakan. (Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution)
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
9 foto1 | 9
Temuan ini tampaknya mendukung teori bahwa Homo neanderthalensis hidup berdampingan dengan Homo sapiens - yang baru tiba di Eropa belakangan, yakni sekitar 45.000 hingga 43.000 tahun lalu - jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Ilmuwan telah lama memahami bahwa sejumlah gen Neanderthal dapat ditemukan pada DNA manusia modern, yang menunjukkan kemungkinan adanya kawin silang. Namun komunitas ilmiah masih belum dapat menentukan sejauh apa kontak di antara kedua spesies.
Asal Usul Kulit Putih Orang Eropa
Selama ini Eropa dianggap sebagai nenek moyang orang berkulit putih. Tapi hasil studi terbaru menunjukkan warna kulit warga Eropa modern tidak sama dengan warga Eropa 8000 tahun yang lalu.
Foto: Fotolia/Maxim Malevich
DNA Tiga Populasi Kuno
Berdasarkan perbandingan DNA dari genom 83 individu kuno yang diperoleh dari situs arkeologi di berbagai wilayah Eropa, awal tahun 2015 sebuah tim internasional melaporkan bahwa warga Eropa modern adalah campuran dari setidaknya tiga populasi kuno (pemburu dan petani) yang pindah ke Eropa dalam proses migrasi terpisah dalam 8000 tahun terakhir.
Foto: picture-alliance/dpa
Pigmen Warna
Pakar populasi genetika Iain Mathieson dan David Reich lalu membandingkan genom kuno tersebut dengan genom lebih modern. Hasilnya, lima gen dikaitkan dengan perubahan pola makan dan pigmentasi warna kulit setelah melewati proses seleksi alam. Tiga gen dihubungkan dengan produksi warna kulit terang.
Foto: Fotolia/PRILL Mediendesign
Peran Matahari
Intensitas cahaya matahari juga memainkan peranan. 8500 tahun yang lalu, sinar matahari di wilayah selatan Eropa intensitasnya cukup kuat. Para pemburu purba di Spanyol, Luksemburg, dan Hongaria memiliki kuit berwarna lebih gelap. Mereka tidak memiliki varian dua gen SLC24A5 dan SLC45A2, yang menyebabkan terjadinya depigmentasi dan kulit pucat seperti warga Eropa di era modern.
Foto: Colourbox/I. Goncharenko
Mata Biru
Di wilayah utara, intensitas cahaya matahari rendah dan lebih cocok untuk kulit berwarna terang. Tim peneliti menemukan: tujuh sampel dari situs arkeologi Motala yang berumur 7700 tahun di selatan Swedia memiliki kedua varian gen kulit terang SLC24A5 dan SLC45A2. Dan ada gen ketiga, HERC2/OCA2, yang menyebabkan warna mata biru, kulit terang dan rambut pirang.
Foto: Fotolia/Jürgen Fälchle
Bercampur
Petani pertama datang dari Timur Jauh (kini Turki). Mereka adalah pembawa kedua gen untuk kulit berwarna terang. Setelah mereka kawin campur dengan para pemburu yang penduduk asli Eropa, satu dari gen kulit terang tersebar di Eropa. Varian gen lainnya, SLC45A2baru tersebar dengan frekuensi tinggi 5800 tahun yang lalu.
Foto: picture-alliance/ dpa
5 foto1 | 5
Saling jaga jarak
Peneliti memakai metode ultrafiltrasi khusus untuk memisahkan materi organik yang asli, seperti tulang, dari cemaran yang terdeposit pada kemudian hari. Tampaknya meski kedua spesies hominid hidup berdampingan, masing-masing memilih untuk menjaga jarak dan hidup terpisah. "Yang tidak kami temukan adalah bukti tumpang tindih spasial," ungkap pimpinan studi, Thomas Higham, seorang arkeolog di Universitas Oxford, merujuk pada pola permukiman.
Meskipun begitu, terdapat bukti yang menandai bahwa kultur Neanderthal tahap akhir terpengaruh oleh manusia modern, dengan artefak yang ditemukan pada lokasi-lokasi Neanderthal serupa dengan barang-barang yang diperkenalkan ke Eropa oleh nenek moyang manusia modern yang bermigrasi.
Stonehenge 'Tersembunyi' Terungkap
Stonehenge ternyata hanyalah 'pucuk gunung es.' Periset menggunakan teknologi pemetaan digital untuk mengungkap sejumlah monumen kuno yang signifikan di bawah formasi bebatuan tersebut.
Foto: SAUL LOEB/AFP/Getty Images
Melihat yang Tak Terlihat
Apa yang terlihat menyerupai sel di bawah mikroskop sebenarnya adalah peta digital monumen-monumen ritual yang baru ditemukan seputar wilayah Stonehenge.
Foto: University of Birmingham
Teknologi Bertemu Sejarah
Proyek selama 4 tahun ini tergolong yang terbesar. Pada foto terlihat seorang periset tengah menggunakan magnetometer bermotor yang memberikan representasi ruang bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Stonehenge Besar
Pada situs Dinding Durrington, Stonehenge dalam ukuran besar atau yang disebut super henge turut ditemukan. Ini adalah monumen ritual besar, dengan lingkar mencapai lebih dari 1,5 kilometer. Pakar mengatakan ada 60 batu yang menyusunnya berukuran hingga 3 meter, serupa dengan Stonehenge. Masih ada batu-batu yang utuh di bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Sisa-Sisa Kayu
Sebuah bangunan kayu kuno berukuran besar ditemukan dan dipetakan secara detail. Bangunan ini diperkirakan digunakan untuk upacara pemakaman.
Foto: University of Birmingham
Lebih Tua Lagi
Bangunan kayu untuk pemakaman, yang kerangkanya terlihat pada foto di atas, diperkirakan usianya lebih tua dari Stonehenge. Pakar mengatakan bahwa bangunan itu dibangun antara 3.000 hingga 2.000 SM.
Foto: University of Birmingham
Riset Non-Invasif
"Mengembangkan metode non-invasif untuk mendokumentasikan warisan budaya adalah salah satu tantangan terbesar," ujar Wolfgang Neubauer, direktur Institut Ludwig Boltzmann. Menurutnya hanya teknologi terbaru yang memungkinkan. Pada foto terlihat seorang peneliti sedang mengoperasikan radar bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Misteri Kuno
Presiden Barack Obama mengunjungi Stonehenge tanggal 5 September 2014. Situs ini diduga dipakai sebagai lokasi pemakaman dan upacara religius. Tanpa dokumen tertulis dari periode Neolitik dan Zaman Perunggu, tidak banyak yang diketahui tentang monumen kuno ini. Beragam teori pun bermunculan, termasuk yang berbau gaib.
Foto: SAUL LOEB/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Serapan kultur mungkin terjadi ketika Neanderthal, yang namanya berasal dari sebuah lembah di bagian barat Jerman, didorong keluar dari wilayah mereka. Para penulis studi menduga adanya mozaik populasi di mana Neanderthal secara perlahan menjadi kurang menonjol.
"Mereka pada akhirnya kalah kompetisi," kata Higham. "Neanderthal tidak sepenuhnya punah, karena sebagian gen mereka terdapat dalam gen kita saat ini," tambahnya.
cp/vlz (afp, ap, rtr)
Membongkar Misteri Asal Usul Musuh Israel Kuno
Terbongkarnya misteri bangsa Filistin lewat temuan pemakaman kuno, menepis mitos kerabat Goliath tersebut tak beradab. Bangsa Filistin disebut dalam Alkitab sebagai musuh Israel kuno bermigrasi ke Israel abad 12 SM.
Foto: Reuters/A. Cohen
Penelitian tiga dekade
Tim arkelogi Amerika mengungkap temuan makam kuno bangsa Filistin setelah penelitian selama tiga dekade. Penggalian situs ini di bawah pimpinan Leon Levy bekerjasama dengan Museum Semit Universitas Harvard dan lembaga lain. Tim meneliti sisa pemukiman Filistin di Ashkelon, Israel. Pada abad SM-12, kaum Filistin menetap di selatan kawasan yang kini dikenal sebagai Tel Aviv.
Foto: picture-alliance/UPI Photo/D. Hill
Goliath, tokoh terkenal bangsa Filistin
Bangsa Filistin dikenal sebagai musuh bangsa Israel kuno. Bangsa Filistin hidup sekitar tiga ribu tahun yang lalu sebagai orang asing di wilayah Yahudi di dekat wilayah yang sekarang disebut Tel Aviv. Dalam Alkitab dikisahkan, Goliath merupakan tokoh paling terkenal bangsa Filistin. Pada kitab perjanjian lama itu diceritakan raksasa tersebut dibunuh oleh Daud, raja Israel.
Foto: Imago/Leemage
Tak ditemukan kerangka raksasa
Di pemakaman kuno ditemukan sekitar 145 kerangka. Kerangka yang paling besar di makam ini adalah 1,8 meter. "Dari temuan ini, kita dapat melihat bahwa kehidupan mereka tidak mudah," kata antropolog dan ahli patologi Sherry Fox. "Dari struktur giginya, terlihat ada masalah di masa kanak-kanak, baik itu bekas demam tinggi atau kekurangan gizi."
Foto: Reuters/A. Cohen
Temuan bernilai tinggi
Orang Filistin adalah pedagang dan pelaut yang tinggal di daerah yang kini disebut Gaza dan Tel Aviv dari 1200 sampai sekitar 600 SM. Jasad dikuburkan bersama perhiasan, keramik, tempat anggur, dan botol minyak wangi serta senjata. Para arkeolog juga menemukan beberapa peralatan kremasi langka dan mahal untuk periode itu, dan beberapa kendi besar berisi tulang-tulang bayi.
Foto: Reuters/A. Cohen
Memupus mitos tak berbudaya
Penemuan pertama pemakaman Filistin ini menepis anggapan bangsa ini terbelakang, kata arkeolog Lawrence Stager. Orang-orang Filistin dikenal dengan gambaran yang sangat buruk. Dianggap "tidak beradab dan bermabuk-mabukan", kata Stager. Kenyataannya, mereka berbudaya dan ahli dalam pertanian anggur dan pembuatan minyak.
Foto: Reuters/A. Cohen
Kehidupan kosmopolitan pada masanya
"Kehidupan mereka jauh lebih elegan, kosmopolitan dan duniawi serta terhubung dengan bagian lain dari timur Mediterania", kata peneliti Lawrence Stager. Ini bahkan bertolak belakang dari gaya hidup sederhana orang Israel yang tinggal di bukit ke arah timur. Mereka berbicara bahasa Indo-Eropa, tidak disunat seperti orang Yahudi, dan makan daging babi dan anjing, demikian ujar para peneliti.
Foto: Imago/Xinhua
Penelusuran asal usul
Peneliti menemukan DNA pada bagian-bagian kerangka. Temuan ini membuka harapan terbongkarnya asal-usul orang Filistin. Bangsa ini diduga berasal dari kawasan Mediterania. Satu teori menunjukkan mereka berasal dari Siprus dan lainnya mengatakan dari Yunani.
Foto: Imago/Xinhua
Isu sensitif
Penemuan ini dirahasiakan selama tiga tahun. Baru tahun 2016 diungkap. Penggalian pemakaman bangsa Filistin adalah isu sensitif di wilayah itu. Pada tahun 2010, kaum Yahudi ultra-ortodoks memprotes penggalian kuburan kuno tersebut, dengan alasan makam orang meninggal tidak boleh diganggu bahkan berabad-abad setelah pemakaman.Sekarang penggalian selesai dan kuburan ditutup lagi.