Maraknya Kasus Mutilasi dalam Kurun Waktu 4 Bulan, Ada Apa?
Kusumasari Ayuningtyas
3 November 2022
Juni hingga September, publik Indonesia dikejutkan dengan 4 kasus mutilasi di tempat berbeda. Sakit hati sering jadi motif pelaku, simak perbincangan dengan psikolog forensik Reza Indragiri Amriel tentang hal ini.
Iklan
Dalam beberapa bulan belakangan, kasus pembunuhan dengan disertai mutilasi kembali menyita perhatian publik di Indonesia. Setidaknya dalam kurun waktu 4 bulan berturut-turut terjadi 4 kasus mutilasi yang dilakukan di berbagai daerah.
Juni lalu, seorang ayah berinisial R di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, membunuh dan memutilasi putri kandung yang baru berusia 7 tahun setelah bertengkar. Pertengahan Juli di Ungaran, Jawa Tengah, seorang pria memutilasi pacarnya karena sakit hati setelah korban menyebutnya sebagai penganggur.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutilasi adalah tindakan memotong-motong tubuh yang biasanya tubuh hewan dan manusia. Sedangkan menurut perspektif kriminologi, mutilasi adalah terpisahnya anggota tubuh yang satu dari anggota tubuh lainnya oleh sebab yang tidak wajar. Pasal yang sering kali digunakan untuk menjerat pelaku pembunuhan dengan mutilasi adalah Pasal 340 Kitab Undang-Undang Pidana atau KUHP tentang pembunuhan berencana.
Sakit hati sering kali disebut menjadi motif seseorang melakukan pembunuhan dengan mutilasi, meski tidak menutup kemungkinan adanya motif lain. DW Indonesia mewawancarai ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel tentang apa yang mendorong seseorang hingga melakukan mutilasi.
DW Indonesia: Apa pendapat Anda tentang peristiwa pembunuhan yang disertai tindakan mutilasiakhir-akhir ini?
Reza Indragiri Amriel: Walau ekstrem, mutilasi bukan pokok persoalannya. Induk masalah tetap pada pembunuhan. Mutilasi hanya bentuk perilaku susulan ke tubuh korban. Jadi, jangan berpikir tentang bagaimana mencegah mutilasi, tetapi fokus pada bagaimana mencegah terjadinya pembunuhan.
Apa yang biasanya jadi motif pelaku untuk memutilasi korbannya?
Ada motif emosional, mutilasi adalah ekspresi suasana hati yang seolah tetap tidak melegakan hanya dengan pembunuhan, kemudian dibutuhkan kegiatan susulan agar perasaan negatif pelaku bisa turun ke titik yang ideal. Atau motif instrumental, mutilasi adalah cara untuk merusak atau menghilangkan barang bukti kejahatan, atau pesan simbolik ke target yang disampaikan dengan cara menjadikan tubuh korban sebagai kurirnya... Jika motifnya emosional, maka suasana hati pelaku menggelegak dengan kemurkaan. Jika motifnya instrumental, pelaku tenang dan penuh kalkulasi.
Apakah pelaku mutilasi masuk psikopat? Apakah mereka sadar saatmelakukannya?
Saya menghindari penggunaan istilah psikopat atau sosiopat atau gangguan kepribadian antisosial. Riset menemukan, kondisi semacam itu tidak hanya berada pada perilaku ataupun kepribadian. Kondisi itu berada pada kerja otak yang dari sananya memang berbeda. Karena itu, penyebutan istilah-istilah tadi malah seakan memberikan bahan pembelaan diri kepada pelaku. Jadi, pandang saja emosi tenang pelaku sebagai cara yang memang sudah seharusnya dilakukannya agar lolos dari hukum.
Inilah Para Pembunuh Berantai Paling Sadis di Jerman
Banyak kejahatan paling mengerikan di dunia dilakukan oleh pembunuh berantai, yang juga pemerkosa, penganiaya anak dan kanibal. Berikut beberapa pembunuh Jerman yang paling terkenal dan produktif selama abad terakhir.
Foto: picture alliance/dpa/C. Jaspersen
Kanibal Münsterberg
Karle Denke membunuh dan mengkanibal setidaknya 42 orang, sebagian besar penduduk desa, antara tahun 1903 dan 1924 di apartemennya di Münsterberg di Prussia (foto). Ia bahkan diduga menjual daging korbannya di pasar sebagai daging babi. Seorang korban berhasil melarikan diri. Polisi juga menemukan daging manusia yang diawetkan di rumahnya. Denke gantung diri di sel penjara dua hari kemudian.
Foto: 171413picture-alliance/arkivi
Horor di Hannover
Fritz Haarmann diaduga melakukan kejahatan seksual, membunuh, dan memutilasi setidaknya 24 anak laki-laki dan laki-laki muda antara 1918 dan 1924. Kejahatannya terungkap setelah 500 potongan tulang manusia ditemukan oleh warga kota Hannover yang khawatir akan hilangnya banyak anak-anak di daerah tersebut. Haarmann, yang pernah menjadi informan polisi, dipenggal kepalanya pada 1925.
Karl Grossmann membunuh korbannya dan menjual daging mereka di pasar gelap dan di stand hotdog-nya. Tidak jelas berapa banyak nyawa yang direggut Grossmann, tetapi ia dicurigai memutilasi 23 wanita. Dia gantung diri pada tahun 1922 sebelum menjalani hukuman mati.
Foto: Gemeinfrei
Teror Danau Falkenhagen
Friedrich Schumann adalah seorang tukang kunci yang memperkosa, membunuh, dan mencuri dari korbannya tahun 1918 hingga 1920. Schumann ditangkap dan dituduh melakukan pembunuhan terhadap enam orang dan berusaha membunuh 11 orang lainnya. Dia dijatuhi hukuman mati enam kali. Malam sebelum eksekusinya pada usia 28, ia mengaku membunuh 25 orang, termasuk korban pertamanya - sepupunya.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Pembunuh Trem
Paul Ogorzow dinyatakan bersalah atas 31 serangan seksual, pembunuhan 8 wanita dan percobaan pembunuhan enam orang lainnya di era Nazi Berlin antara tahun 1940 dan 1941. Ogorzow bekerja untuk sistem kereta komuter Jerman dan mengancam, menikam atau memaki korban perkosaannya sebelum melemparnya dari kereta trem yang bergerak. Dia dijatuhi hukuman mati dan dipenggal dua hari kemudian.
Foto: Gemeinfrei
Penjaga Perbatasan
Pada tahun 1946 dan 1947, Rudolf Pleil bekerja sebagai penjaga perbatasan di Pegunungan Harz dan secara ilegal melakukan perdagangan manusia dengan 'menjual' wanita dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Pleil dinyatakan bersalah membunuh seorang pria dan sembilan wanita, tetapi dia mengklaim telah membunuh 25 orang. Ia dihukum penjara seumur hidup tahun 1950, namun 8 tahun kemudian ia bunuh diri.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemakan Manusia dari Duisburg
Joachim Gero Kroll adalah pembunuh berantai, pemerkosa, penganiaya anak, dan kanibal. Antara 1955 dan 1976 dia membunuh hingga 14 orang. Ketika dia ditangkap pada tahun 1976, mayat manusia ditemukan dalam lemari esnya dan dia tengah memasak lengan dan tangan anak perempuan empat tahun yang baru saja dia bunuh. Kroll dipenjarakan seumur hidup tahun 1982. Ia meninggal karena serangan jantung 1991.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Sieländer
Pembunuh PSK
Fritz Honka terkenal karena membunuh setidaknya empat wanita antara tahun 1970 dan 1975. Dia mencekik pelacur di apartemennya dan memotong mayat mereka. Petugas pemadam kebakaran menemukan bagian tubuh yang tersembunyi di apartemennya setelah kebakaran terjadi. Honka dijatuhi hukuman 15 tahun di institusi psikiatri.
Foto: picture-alliance/dpa
Pembunuh St. Pauli
Werner Pinzner adalah pembunuh bayaran bagi mucikari di distrik lampu merah Hamburg. Dia diduga telah membunuh tujuh hingga 10 orang. Pinzner terkenal pada tahun 1986 ketika dibawa ke departemen kepolisian Hamburg untuk diinterogasi dengan istri dan pengacaranya. Dia tiba-tiba mengeluarkan pistol dan menembak jaksa penyidik sebelum menembakkan pistol pada istri dan dirinya sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa
Racun Pembunuh
Perawat Marianne Nölle membunuh pasien dalam perawatannya dengan meracuni mereka menggunakan obat antipsikotik antara 1984 dan 1992. Polisi yakin dia membunuh 17 orang dan berusaha melakukan 18 pembunuhan lagi, tetapi dia hanya dihukum karena membunuh tujuh pasien. Dia tidak pernah mengakui kejahatannya dan sejak 1993, Nölle telah menjalani hukuman seumur hidup.
Foto: picture-alliance/dpa/DB
Pembunuh di Jalan
Volker Eckert adalah pengemudi truk Jerman yang membunuh setidaknya sembilan wanita, antara tahun 2001 dan 2006. Korban pertamanya adalah teman sekelas yang dicekiknya di usia 15 tahun. Sebagian besar korbannya adalah pelacur yang dijemputnya di seluruh Eropa dan dia menyimpan piala seperti rambut korbannya. Eckert menggantung dirinya di sel saat persidangan tahun 2007.
Foto: Imago
Malaikat Maut
Stephan Letter adalah bekas perawat yang bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 29 pasien dengan suntikan mematikan di sebuah rumah sakit di Bayern antara 2003 dan 2004. Ditangkap karena pencurian obat-obatan, Letter mengakui beberapa pembunuhan. Namun, ia bersikeras hanya ingin meringankan penderitaan pasien. Dia menjalani hukuman seumur hidup.
Foto: picture alliance/AP/U. Lein
Perawat Pembunuh
Ingin dikagumi oleh rekan kerja karena menyelamatkan jiwa, Niels Högel menyuntikkan pasien dengan obat kardiovaskular agar mereka gagal jantung atau mengalami kolpas sirkulasi. Dia dihukum karena membunuh dua orang dan dipenjara seumur hidup pada tahun 2015. Namun, setelah penyelidikan beberapa tahun, para penyidik yakin Högel bertanggung jawab atas lebih dari 100 kematian. (vlz/yp)
Foto: picture alliance/dpa/C. Jaspersen
13 foto1 | 13
Sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap psikologi seseorang sehingga mampu melakukanhal itu?
Saat kejadian Ryan Jombang, dan seterusnya, saya mensinyalir ada copycat crime untuk menjelaskan beruntunnya pembunuhan disertai mutilasi kala itu. Copycat crime adalah kejahatan hasil peniruan. (Very Idham Heryansyah atau lebih dikenal dengan Ryan Jombang, adalah terpidana mati kasus pembunuhan berantai yang ditangkap pada 12 Juli 2008. Kejahatan Ryan terendus setelah dia membunuh korban yang bernama Heri didasari cemburu. Dari investigasi polisi diketahui bahwa selain Heri, Ryan juga telah membunuh 10 orang, memutilasi mereka dan 'menanamnya' di halaman belakang rumah orang tuanya di Jombang, Jawa Timur.)
Ada kemungkinan kambuh atau mengulangi lagi di kemudian hari?
Perilaku membunuh bisa berulang, karena itulah ada istilah multiple killer. Ragamnya ada serial killer (pembunuhan berseri), mass killer (pembunuhan massal) dan spree killer (pembunuhan besar-besaran).
Adakah cara untuk mencegah terjadinya hal-hal semacam ini dan membuat seseorang lebihmenghargai nyawa dan hak hidup orang lain?
Perlu anger management (pengendalian amarah), manajemen syahwat, untuk mencegah pembunuhan bermotif emosional. (ae)
Wawancara untuk DW Indonesia oleh Kusumasari Ayuningtyas dan telah diedit sesuai konteks