Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, penantang Angela Merkel, kandidat kanselir dari SPD Martin Schulz berpendapat bahwa, jika perlu biar saja kerja sama pengungsi Uni Eropa dengan Turki gagal.
Iklan
Delapan hari sebelum pemilihan Bundestag, pemimpin SPD dan kandidat kanselir Martin Schulz kembali menyatakan kecaman keras terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Di tengah kampanye pemilihan, Schulz diwawancara pemimpin redaksi DW Ines Pohl dan presenter DW Jaafar Abdul Karim. Soal buruknya situasi hak asasi manusia di Turki: "Jika Anda terbang ke Turki besok dan membuat laporan berita di sana, saya tidak dapat menjamin bahwa Anda tidak akan dipenjara," ujar pimpinan SPD itu.
Saat ini tidak ada gunanya berbicara dengan Presiden Erdogan, katanya lebih lanjut. Schulz sebelumnya telah mengumumkan beberapa kali untuk dukungannya untuk mengakhiri perundingan aksesi Uni Eropa dengan pemerintahan di Ankara. Kalau perlu, dia juga siap menghentikan kerja sama dengan Turki dalam kebijakan pengungsi: "Saya tidak akan berlutut di hadapan Erdogan."
Apa kata penantang Merkel Tentang Erdogan dan Turki?
00:32
Soal hak migrasi Eropa
Schulz, jika ia menjadi kanselir, dia ingin berbicara dengan negara-negara Uni Eropa yang menolak menerima pengungsi. Calon kanselir dari SPD itu secara terbuka mengancam negara seperti Hungaria, dengan pengalihan anggaran Uni Eropa. Selama tujuh tahun ke depan, dana sekitar 900 miliar Euro akan dialihkan: "Solidaritas adalah sebuah prinsip: dalam hal pendanaan, tetapi juga dalam penerimaan pengungsi."
Schulz juga meminta undang-undang imigrasi dengan jumlah kontingen tetap atau sistem kuota ditetapkan di Eropa. Tapi undang-undang suaka seharusnya tidak disentuh. Dan dengan negara-negara Afrika, termasuk negara-negara non-demokratis, kerja sama akan dimungkinkan untuk membatasi aliran pengungsi ke Eropa. Namun, hal itu hanya bisa berfungsi dengan kerja sama dan pengontrolan dari organisasi internasional.
Sekilas Tentang Penantang Merkel
Martin Schulz dari SPD punya tugas berat karena harus bertarung melawan Kanselir Angela Merkel dari CDU. Sementara, dalam pemerintahan, Partai CDU justru berkoalisi dengan SPD.
Foto: Reuters/M. Rehle
Penantang Kanselir Angela Merkel
Martin Schulz adalah pesaing utama kanselir Angela Merkel, sekalipun tingkat popularitas mereka masih terpaut jauh. Merkel masih sangat populer di Jerman dan dalam berbagai jajak pendapat, Schulz masih tertinggal sekitar 20% di belakang.
Foto: picture alliance/dpa/M. Kappeler
Suami Isteri Schulz
Martin Schulz dan istrinya Inge. Foto ini dibuat tahun 2014 ketika dilangsungkan pemilu parlemen Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Vennenbernd
Berkarir di Uni Eropa
Martin Schulz mulai dikenal luas setelah menjadi Ketua Parlemen Eropa tahun 2012. Dia sudah menjadi anggota Parlemen Eropa dari partai SPD sejak 1994.
Foto: Reuters/Y. Herman
Walikota di kota kelahirannya
Sebelum terjun di gelanggang politik Eropa, Martin Schulz pernah jadi walikota di Würselen, kota kelahirannnya. Pada usia 31 tahun, dia adalah salah satu walikota termuda di Jerman saat itu.
Foto: picture-alliance/dpa/W. Sevenich
Berawal dari Würselen
Martin Schulz sejak muda sudah tertarik pada politik. Pada usia 19 tahun, dia menjadi anggota partai SPD di Würselen. Ayahnya seorang polisi, ibunya harus bekerja di rumah dan mengasuh lima anaknya.
Foto: DW
Memimpin Partai SPD
Ketika popularitas partai SPD makin lama makin anjlok, jajaran pimpinan partai meminta Schulz kembali ke Jerman untuk memimpin partai itu dan sekaligus menjadi kandidat utama dalam pemilu parlemen 24 September 2017.
Foto: Getty Images/M. Hitij
Oposisi dalam koalisi
Kesulitan Martin Schulz dalam kampanye pemilu adalah, dia harus bertarung melawan kanselir Merkel dari CDU. Tetapi di pemerintahan, CDU justru berkoalisi dengan SPD, yang menempati beberapa posisi menteri. Karena itu, Martin Schulz tidak bisa mengeritik kebijakan pemerintah terlalu keras. (hp/vlz)
Foto: Reuters/WDR/H. Sachs
7 foto1 | 7
Merkel hanya wakili tema mendasar
Beberapa hari sebelum pemilihan, peluang Schulz jelas berada di belakang Kanselir Jerman dan CDU-nya. Demikian data dari hasil beberapa jajak pendapat pemilu. Meski begitu, dia tidak mau menyerah dan mengkritik kanselir: "Angela Merkel mengelola eksistensinya, sesuai moto: Negara dimana kita hidup dengan baik dan bahagia. Ini benar. Kita hidup dengan baik dan bahagia di negeri ini. Tapi di masa depan, kita juga masih ingin hidup baik dan bahagia." Karena itu warga harus diberi penjelasan: "Kemana langkah kita selanjutnya?"
"Kalau saya akan memilih untuk pidato lewat TV"
Banyak warga biasa yang merasa tidak menentu akan nasib negara ini. Schulz mengatakan bahwa jika dia seorang kanselir, maka kepada warga, ia sudah menjelaskan alasan pengambilan tindakan untuk isu pengungsi sejak terjadi puncak krisis pengungsi dua tahun lalu dalam sebuah pidato di televisi. "Bisa jadi ada kalimat yang tidak sesuai dengan kemauan masyarakat. Saya akan menjelaskan, itu hanya sebagian dari apa yang harus kita lakukan dalam beberapa tahun ke depan."
Secara umum, politisi tidak memiliki keberanian untuk mengatakan kepada orang-orang bahwa di dunia yang berubah dengan cepat ini, hampir tidak ada hal yang tidak ikut berubah.
Hal ini berlaku tidak hanya untuk Jerman saja, melainkan juga bagi banyak negara Eropa: "Lihatlah pendukung Brexit, lihat orang-orang di Liga Utara atau Grillo di Italia, lihat Front Nasional, ini semacam bentuk kemarahan, yang pada prinsipnya tidak lain hanyalah penyangkalan untuk menerima kenyataan bahwa dunia berada dalam pergolakan yang dramatis. "
Schulz: "Saya punya keseimbangan batin."
00:56
This browser does not support the video element.
Hasil survei buruk? "Saya punya keseimbangan batin."
Ketika ditanya apakah dia tidak kecewa dalam menghadapi kampanye pemilu parlemen Jerman yang hampir tanpa harapan, Schulz mengatakan: "Anda akan kecewa, Tapi saya sejujurnya baik-baik saja. Saya memiliki keseimbangan batin yang meyakinkan saya: Survei hanyalah survei. Namun tanggal 24 September saat pemilu nanti - suara masyarakat yang berbicara, dan kemudian kita akan lihat hasilnya."
Dan siapa politisi top partai lain yang akan dibawanya berlibur di pulau terpencil tanpa penduduk? Schulz tidak perlu lama berpikir: dia memutuskan untuk menunjuk pimpinan Partai Hijau, Cem Özdemir: "Saya paling dekat dengan. Kami pernah bekerja sama di Parlemen Eropa, dia orang baik."
Penulis: Jens Thurau (ap/vlz)
Politisi Perempuan di Arena Politik Jerman
Empat dari tujuh parpol di Jerman menjagokan perempuan sebagai kandidat utama dalam pemilu kali ini. Berikut tokoh-tokoh perempuan yang bakal mendominasi politik Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
Mama Merkel
Angela Merkel ketika sedang diambil sumpahnya sebagai Kanselir Jerman tahun 2005. Merkel menjadi perempuan pertama yang menjabat kanselir. Kini, 12 tahun kemudian, posisinya hampir tak tertandingi di pucuk kekuasaan. Sehingga dia mendapat julukan 'Mama Merkel'. Kemungkinan besar, Angela Merkel akan kembali memimpin Jerman di legislatur mendatang.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Bergmann
Memasuki masa jabatan ke-4
Semua jajak pendapat menunjukkan, Merkel (CDU) menang jauh atas pesaing terkuatnya, Martin Schulz dari SPD. Jika menang, ini akan menjadi masa jabatannya yang ke-4 sebagai Kanselir Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
'Si Angela Hijau'
Katrin Göring-Eckhardt adalah kandidat utama dari Partai Hijau. Inilah tokoh Partai Hijau yang diterima oleh semua kalangan, juga oleh lawan-lawan politiknya. Dia pembela lingkungan yang gigih, sekaligus seorang pendeta perempuan. Sehingga dia juga mampu menarik pemilih dari kubu konservatif.
Foto: imago/S. Simon
Partai Hijau dengan kandidat ganda
Katrin Göring-Eckhardt menjadi kandaidat utama Partai Hijau bersama-sama dengan Cem Özdemir, politisi berlatar belakang migran (Turki). Keduanya bersama-sama memimpin Partai Hijau dan punya hubungan baik dengan Angela Merkel. Tidak tertutup kemungkinan, Partai Hijau akan membuka diri untuk berkoalisi dengan CDU, seandainya hasil pemilu memungkinkan.
Foto: picture-alliance/Sven Simon
Tokoh perempuan kiri
Sahra Wagenknecht tumbuh besar di kawasan Jerman Timur pada era sosialistis. Dia mengatakan, rejim Jerman Timur yang dulu runtuh, memang tidak mewakili nilai-nilai ideal sosialisme. Wagenknecht memimpin Partai Kiri dan berharap bisa memerangi "kapitalisme buas".
Foto: DW/R.Oberhammer
Selalu beroposisi
Partai Kiri adalah blok oposisi terbesar di parlemen Jerman, setelah kedua partai besar CDU dan SPD membentuk koalisi pemerintahan. SPD hingga kini menolak berkoalisi dengan Partai Kiri, karena dulu banyak fungsionarisnya yang pindah ke Partai Kiri dan dianggap telah berkhianat. Tapi untuk meraih kekuasaan dan menggeser Merkel, SPD perlu dukungan Partai Kiri.
Foto: picture alliance/dpa/P. Steffen
Perempuan ultra kanan
Alice Weidel termasuk pendatang baru di arena politik Jerman. Ia seorang lesbi yang berkarir di partai ultra kanan AfD, yang menolak pernikahan sejenis. Tapi Alice Weidel juga seorang intelektual yang bisa tampil simpatik dalam acara-acara talk show televisi. Weidel bergabung dengan AfD karena menolak Uni Eropa dan mata uang Euro.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Kandidat ganda yang beda format
Sama seperti Partai Hijau, Partai Kiri juga tampil dengan kandidat ganda, dengan Alice Weidel dan tokoh tua pendiri partai Alexander Gauland. Gauland dikenal dengan retorika populis anti-imigran dan anti Islamnya, sementara Weidelmenghindari isu-isu anti-imigran dan anti-Islam.