Meski Sejumlah elite PDI Perjuangan (PDIP) telah melempar sinyal bahwa partai itu akan jadi oposisi, namun eks-politisi PDIP Maruarar Sirait sebut ada kemungkinan PDIP gabung koalisi Prabowo-Gibran.
Iklan
Maruarar Sirait menyebut masih ada kemungkinan PDIP merapat ke koalisi Prabowo Subianto. Maruarar mengatakan hal itu mungkin terjadi untuk kepentingan bangsa.
"Kalau buat kepentingan bangsa dan negara untuk kerukunan kenapa tidak mungkin," kata Maruarar Sirait kepada wartawan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Maruarar mengaku senang jika PDIP mau merapat ke Prabowo. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo sudah memberi contoh konkrit jika lawan politik juga bisa menjadi kawan untuk kepentingan bangsa.
"Kalau saya pribadi senang kalau saya pribadi, karena Pak Prabowo itu sudah merasakan bagaimana tahun 2019 dia dirangkul Pak Jokowi, karena Pak Jokowi adalah contoh tadi negarawan bersama Pak Prabowo dan tentu harapannya seperti itu ya kita tahu waktunya berkompetisi dan waktunya kita bersatu membangun negeri," ujar Maruarar.
Kandidat yang Berlaga di Pilpres 2024
Partai politik sudah mendaftarkan kandidat masing-masing untuk berlaga di Pemilihan Presiden 2024. Tiga pasangan bakal calon presiden dan wakil bacapres sudah resmi terdaftar di KPU.
Foto: DIKA/AFP/Getty Images
Prabowo Subianto
Untuk ketiga kalinya Prabowo maju sebagai kandidat partai Gerindra dalam Pilpres. Menteri pertahanan di kabinet Jokowi saat ini, kalah dalam Pilpres 2014 dan 2019. Dalam survei terakhir, Prabowo masih berada di pemuncak tren elektabilitas mengalahkan dua bacapres lainnya. Walau begitu mantan danjen kopassus ini masih punya sandungan, faktor usia dan keterkaitannya dengan Orba dan keluarga Suharto.
Foto: Grandyos Zafna/Detik.com
Anies Baswedan
Mantan gubernur DKI ini diusung partai NasDem sebagai bacapres jauh hari sebelum dua kandidat lainnya diumumkan. Posisinya masih yang paling lemah, karena dua partai lain, PKS dan PD yang akan berkoalisi mendukung, masih maju mundur. Rekam jejaknya dari pilkada DKI 2017 yang dijuluki pilkada paling intoleran dan sejumlah kegagalan saat memimpin DKI Jakarta, makin memberatkan langkahnya.
Foto: Germain Hazard/DPPI/picture alliance
Ganjar Pranowo
Ketua PDIP Megawati Sukarnoputri sudah resmi mengumumkan gubernur Jawa Tengah ini sebagai bacapres partainya. Ganjar juga didukung satu partai lain yang duduk di DPR, PPP dan dua partai nonDPR, PSI dan Hanura. Sosok Ganjar cukup populer, namun baru-baru ini ia tersandung polemik Piala Dunia U-20, yang menurut beberapa lembaga survei berpengaruh secara signifikan pada tren elektabilitasnya.
Foto: Jafar Umar Zaman/REUTERS
Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD secara resmi ditunjuk oleh PDI-P sebagai bakal cawapres mendampingi capres Ganjar Pranowo pada pilpres 2024. Tahun 2019 lalu, nama Mahfud juga mencuat untuk jabatan capres, tapi dibatalkan pada menit-menit terakhir.
Foto: Kemenko Polhukam RI
Muhaimin Iskandar
Ketua partai PKB yang biasa dipanggil Cak Imin ini juga sudah resmi didapuk sebagai bacawapres mendampingi capres Anies Baswedan. Rekam jejaknya bisa menjadi kendala meraih suara di kalangan NU pendukung Gus Dur, yang menilai ia merebut PKB dari pamannya. Juga kasus "Dus Durian" akan jadi batu sandungan mendulang suara.
Foto: Ajun Ally/Pacific Press/picture alliance
Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka (36), anak sulung presiden Joko Widodo, yang saat ini menjadi walikota Solo, pada menit terakhir pendaftaran paslon di KPU didapuk menjadi bacawapres. Gibran yang sebelumnya menyatakan tetap tegak lurus pada PDIP diusung oleh partai Golkar dan PAN untuk mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2024.
Foto: DIKA/AFP/Getty Images
6 foto1 | 6
"Walaupun waktu itu ada pendukung pendukung Prabowo yang nggak setuju, bahkan menganggap Prabowo penghianat dan ada juga pendukung Jokowi yang nggak setuju, kok masih merangkul lawan. Nah tapi itulah saya katakan contoh nyata bahwa Prabowo dan Jokowi itu tidak bisa ditekan bahkan oleh pendukungnya sendiri. Karena dia lebih mementingkan kenegarawanan, kerukunan, walaupun harus berbeda dengan sebagian pendukungnya. Itu sudah ditunjukkan loh oleh Prabowo dan oleh Jokowi tahun 2019," tambahnya.
Dia menyebut hubungan Prabowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani masih terjalin dengan baik. Namun dia juga menghormati jika PDIP belum memiliki pendirian yang sama dengan Prabowo.
"Yang saya tahu hubungan Mba Puan dan Pak Prabowo sangat baik kok. Ya, gitu. Jadi ini kan para super elit ini di Indonesia kan sebenarnya udah saling kenal lama dan hubungannya sangat baik ya komunikasinya sangat baik. Saya pikir itu soal timing aja soal waktu aja, bagaimana berkomunikasi. Tapi kita juga menghormati, orang bisa ketemu, belum tentu pendiriannya sama. Tapi ya komunikasi, silaturahmi, apa lagi di momentum spesial seperti sekarang menjelang Hari Raya Idul Fitri, ya. Saya pikir itu adalah momentum-momentum yang baik ya, untuk bisa dilakukan," ujarnya.
Nyawa Baru Spanduk Sisa Pemilu
Tidak semua calon legislatif yang berlaga di kampanye Pemilu 2024 mau mendaur ulang sampah sisa poster atau spanduk mereka. Padahal, puluhan ton sampah sisa spanduk telah dihasilkan.
Foto: C. Andhika/DW
Kehidupan baru untuk spanduk peraga kampanye
Stuffo Gudrnd adalah satu kelompok perekayasa dan pencoba-coba untuk daur ulang sampah-sampah spanduk sisa Pemilu 2024 atau Alat Peraga Kampanye (APK). Kelompok beranggotakan 15 orang ini mendaur ulang sampah spanduk PVC menjadi beragam kegunaan baru.
Foto: C. Andhika/DW
7 ton sampah terkumpul
Sampai saat ini, mereka sudah mendapatkan setidaknya 7 ton APK sisa Pemilu 2024 untuk diolah. Setelah proses pengumpulan, proses produksi daur ulang akan dimulai di bulan Maret mendatang.
Foto: C. Andhika/DW
Dibuat lebih dari sekadar tas jinjing
Di 2019, MG Pringgatono dan kawan-kawan Gudrnd membuat tas jinjing, celemek, dan juga jaket dari sisa spanduk. Namun di tahun ini mereka membuat sesuatu yang berbeda.
Foto: C. Andhika/DW
Multiplek dari spanduk
Pria yang dipanggil MG ini menyebut bahwa tahun 2024 mereka mencoba membuat multiplek dari spanduk yang ditumpuk dan dipress sehingga menjadi lebih tebal dan kuat.
Foto: C. Andhika/DW
Kursi dari spanduk sisa kampanye
“Tapi kami sekarang tengah mencoba untuk menghasilkan multiplek, sebagai pengganti kayu atau triplek. Ini bisa dibuat kursi, modular, partisi, lantai deck, sekat ruangan dan lainnya,” kata MG.
Foto: C. Andhika/DW
Dipilah sesuai ukuran dan kondisi
Spanduk-spanduk ini akan pilah-pilah sesuai ukuran dan kondisi terlebih dulu. Setelah itu, spanduk akan dibersihkan dari kotoran, termasuk dari paku, bilah bambu, tali, dan ring besi. Kemudian, spanduk satu per satu akan dipotong sesuai ukuran dan dipres menjadi satu agar jadi lebih tebal dan kuat.
Foto: C. Andhika/DW
Butuh 45 lapis spanduk
Untuk menghasilkan satu buah multiplek, setelah serangkaian percobaan, Gudrnd membutuhkan setidaknya 45 lapis spanduk. Namun untuk bahan dudukan kursi, mereka melapis sampai 90 buah spanduk yang sudah direkatkan dan dipres menjadi satu.
Foto: C. Andhika/DW
Lebih lentur dan tidak mudah patah
“Karakternya sama dengan triplek kayu, tapi multiplek dari banner lebih lentur namun tidak patah. Karena dia ada seratnya dan cukup kuat. Cocok jadi kursi,” ucap MG yang mengaku lebih intensif coba-coba produk dari banner dalam 2 tahun terakhir.
Foto: C. Andhika/DW
Diolah jadi barang lain
Sisa potongan spanduk tentu saja tak dibuang sembarangan. Mereka mengolah sisa potongan ini dengan mencacahnya jadi kecil. Cacahan ini dibuat menjadi ecobrick, paving blok, dan tatakan gelas. (ae)
Foto: C. Andhika/DW
9 foto1 | 9
Lebih lanjut, Maruarar juga menyinggung momen kehadiran Prabowo saat pelantikan Jokowi sebagai presiden. Dia berharap momen itu bisa terulang dengan kehadiran Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud saat pelantikan Prabowo nantinya.
"Kalau saya pribadi sangat bersyukur kalau itu bisa terjadi (PDIP gabung ke koalisi Prabowo). Karena Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu berpikirnya selalu positif, merangkul ya. Bagaimana kita lihat, tidak dalam retorika tadi contoh 2014, 2019, Pak Prabowo kalah dari Pak Jokowi. Tapi Pak Prabowo diundang oleh Pak Jokowi, saya mengikuti prosesnya, dan Pak Prabowo hadir di sidang umum MPR, pelantikan Presiden. Saya pikir itu adalah bukti-bukti kenegarawanan dari pada Bapak Prabowo dan Pak Jokowi. Yang satu mengundang, yang satu hadir. Dan bagaimana Pak Prabowo diperlakukan dengan sangat baik, terhormat, saya ingat di Sidang MPR itu oleh Pak Jokowi. Dan semua memberikan applause," kata Maruarar.
"Saya berharap nanti pada waktunya juga di MPR, Mas Anies, Mas Muhaimin, Mas Ganjar, Pak Mahfud, diundang dan hadir di MPR seperti waktu Pak Prabowo hadir pada saat pelantikannya Pak Jokowi. Saya pikir itu tradisi yang baik gitu. Kita kalau denger tradisi yang baik jangan mundur lagi," lanjutnya. (rs)