Mary Jane Belum Masuk Daftar Eksekusi Mati Tahap III
22 Juli 2016
Pembantu rumah tangga asal Filipina, Mary Jane Veloso, belum masuk daftar eksekusi mati tahap ketiga. Mary Jane ditangkap 2010 dituduh danmenyelundupkan narkotika ke Indonesia tahun 2010 dan dijatuhi hukuman mati.
Iklan
Mary Jane Veloso belum masuk daftar orang yang akan dieksekusi mati dalam waktu dekat, kata Jaksa Agung H.M. Prayetso hari Jumat (22/07) ketika ditanya wartawan.
"Belum," Jaksa Agung H.M. Prasetyo kepada wartawan ketika ditanya tentang Mary Jane. "Kami masih menunggu proses pengadilan di Filipina, yang harus kita hormati."
H.M. Prasetyo selanjutnya menerangkan, ada 16 tahanan yang akan dieksekusi tahun ini, termasuk warga dari Nigeria dan Zimbabwe. Namun dia tidak menyebutkan waktu pelaksanaan eksekusi itu.
Mary Jane Veloso batal dieksekusi bulan April tahun ini bersama para terpidana mati narkotika lain. Dia ketika itu sudah dibawa ke Nusakambangan dan siap menjalani eksekusi mati. Pembatalannya dilakukan hanya beberapa menit sebelum pelaksanaan eksekusi, karena ada permohonan dari Filipina.
Alasannya, ada bukti hukum baru di Filipina bahwa Mary Jane hanya menerima titipan orang, tanpa mengetahui koper yang dititipan kepadanya ketika berangkat ke Indonesia.
Mary Jane Veloso ditangkap di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta 24 April 2010 karena membawa 2,6 kilogram heroin. Pengadilan Negeri Sleman lalu menjatuhkan hukuman mati, karena terbukti melanggar Pasal 114 ayat 2 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Belum ada daftar nama resmi yang dikeluarkan Kejaksaan Agung mengenai ekesekusi mati tahap III ini, tapi persiapan di Pulau Nusakambangan sudah rampung. Warga asing yang dijatuhi hukuman mati terkait kejahatan narkotika antara lain berasal dari Perancis dan Inggris.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan pelaksanaan eksekusi mati dengan alasan untuk memberi terapi kejut (shock therapy) kepada para penjahat narkoba, karena Indonesia sudah berada dalam kondisi "darurat narkoba".
Air Mata, Doa dan Batu Akik: Manny Pacquiao Bertemu Mary Jane
Petinju Manny Pacquiao berkunjung ke Yogyakarta buat menemui Mary Jane Veloso. Filipina saat ini tengah mendakwa dua perekrut Jane. Negeri jiran itu berpacu dengan waktu buat menyelamatkan sang terpidana mati narkoba itu
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kunjungan Kemanusiaan
Petinju kelas dunia asal Filipina, Manny Pacquiao, sejak lama aktif berkampanye buat menyelamatkan nyawa Mary Jane. Perempuan berusia 30 tahun itu divonis mati lantaran terlibat sindikat perdagangan narkoba. Untuk memberikan dukungan moral, atlet terkaya kedua di dunia itu mengunjungi Jane di Lapas Wirogunan, Yogyakarta. "Saya cuma ingin membantu dengan apa yang bisa saya lakukan," ujarnya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Mary Jane Yang Menunggu Mati
Mary Jane (kiri) sejatinya dijadwalkan dieksekusi mati bersamaan dengan duo Bali Nine akhir April silam. Namun pelaksanaannya ditunda karena ia diminta bersaksi dalam kasus hukum lain di Filipina. Kejaksaan Agung melalui H.M Prasetyo bersikeras mengeksekusi mati Jane walaupun jika ia dibuktikan sebagai korban perdagangan manusia dalam kasus di Filipina.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dukungan Moral
Manny Pacquiao yang berjuluk Pacman berbincang selama 30 menit dengan Mary Jane di Lapas Wirogunan. Sang petinju mengaku "belum pernah" bertemu dengan Mary. Ia berterimakasih kepada "presiden dan rakyat Indonesia" karena diberikan kesempatan bersua dengan terpidana mati narkoba itu.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Berdoa Dalam Tangis
Manny yang ditemani sang isteri, Jinkee (ka.) menyempatkan berdoa bersama dengan Mary Jane. Menurut kesaksian tamu yang hadir, ketiganya meneteskan air mata saat mengucap doa. Mary Jane lalu memberikan batu akik dan sebuah syal kepada Manny. Sebagai gantinya sang petinju menyerahkan uang sumbangan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Investigasi demi Mary Jane
Manny yang juga seorang senator di Filipina berjanji akan menggelar ulang penyelidikan kasus Mary Jane. "Kami akan melakukan investigasi terhadap perekrut Mary Jane, saya percaya dari informasi yang saya terima, Mary Jane tidak bersalah," katanya seperti dikutip Suara.com.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Filipina Berpacu dengan Waktu
Kasus yang menimpa Mary Jane mendapat perhatian besar di Filipina. Warga negeri jiran itu sempat menggelar aksi demonstrasi di depan kedutaan besar Indonesia di Manila buat menuntut keringanan hukuman jelang eksekusi April lalu. Saat ini pengadilan di Filipina tengah menyidang dua terduga perekrut Mary Jane. Penduduk khawatir, lambatnya proses hukum akan merugikan kasus Mary Jane.
Foto: Reuters/E. De Castro
"Dosa orang lain"
Jane memiliki dua anak laki-laki, yakni Mark Daniel Candelaria yang berusia 12 tahun dan adiknya Mark Darren Candelaria, 8 tahun. Saat akan dieksekusi mati April silam, keduanya sempat mengunjungi Mary Jane. "Jadilah bangga pada ibumu karena dia meninggal dengan membawa dosa orang lain," ujarnya pada sang anak saat itu. Jane meyakini ia tidak bersalah.