Politik Singapura yang biasanya tenang kini alami gejolak. Pasalnya kandidat utama suksesi perdana menteri mengundurkan diri dari pencalonan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pemimpin Negeri Singa.
Iklan
Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat merupakan sosok utama yang digadang-gadang akan menjabat sebagai perdana menteri selanjutnya, menggantikan Lee Hsien Loong.
Namun, pada hari Kamis (08/04), Heng mengatakan bahwa dia ingin membuka jalan bagi orang yang lebih muda untuk mengambil alih posisi tersebut. Usianya yang sudah menginjak 60 tahun menjadi alasannya untuk keluar dari pencalonan.
"Suksesi tetap menjadi tugas yang mendesak dan tidak dapat ditunda," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong, setelah Heng mengumumkan untuk mengundurkan diri.
Lee berharap pemimpin baru akan segera ditetapkan sebelum pemilihan umum berikutnya yang dijadwalkan pada akhir 2025. "Saya tidak berniat untuk bertahan lebih lama," kata PM Lee, yang telah dua kali selamat dari kanker.
Sebuah tim yang terdiri dari anggota yang lebih muda dari "generasi keempat" para pemimpin sejak kemerdekaan pada tahun 1965 atau leader 4G, harus mencari pengganti Heng yang mundur dari pencalonan.
Para analis melihat Menteri Perdagangan dan Industri Chan Chun Sing, Menteri Transportasi Ong Ye Kung, dan Menteri Pendidikan dan Wakil Kepala Satgas Penanggulangan COVID-19 Lawrence Wong sebagai para kandidat kuat untuk menduduki jabatan perdana menteri.
Singapura: Kemewahan Nan Kaya Nuansa Tradisi
Singapura adalah negara dengan jalan-jalan bersih, pencakar langit futuristis dan berbagai ragam makanan internasional. Apa yang paling membuat Anda terkesan akan negara tetangga Indonesia ini?
Foto: picture-alliance/Global Travel Images
Singgah di Singapura
Singa adalah binatang yang jadi panutan. Singa berkaki ikan yang disebut Merlion jadi lambang negara pulau ini. Kata Singa berasal dari bahasa Sansekerta. Singapura berkembang dari kota pelabuhan reyot menjadi salah satu kota metropolis panutan di Asia.
Foto: picture-alliance/robertharding/G. Hellier
Marina Bay
Kawasan ini adalah yang termuda di Singapura, dan jadi destinasi populer bagi siapapun yang singgah. Banyak bagiannya bisa dikunjungi hanya dengan berjalan kaki. Di bagian kanan foto tampak gedung-gedung kolonial bercampur dengan gedung tinggi distrik keuangan. Di bagian kiri tampak pusat perbelanjaan raksasa Marina Bay Sands Hotel, dan ArtScience Museum yang berbentuk seperti lotus.
Foto: picture-alliance/robertharding/G. Hellier
Marina Bay Sands Hotel
Dari segi arsitektur bergaya dan spektakuler, Singapura tidak kekurangan apapun. Marina Bay Sands Hotel — atau MBS — adalah daya tarik baru. Menara-menaranya melayang 200 meter di atas tanah dan beratap teras yang disebut SkyPark.
Foto: DW/A. Termèche
Di atas atap Singapura
Di atas teras terdapat kolam renang inifity yang fantastis. Lokasinya di lantai ke 57 Tetapi hanya mereka yang menyewa kamar di MBS yang punyak akses ke kolam renang. Untuk kamar tunggal biaya sewa sekitar 4.800.000 Rupiah.
Foto: picture alliance/robertharding
Taman di tepi teluk
Penduduk Singapura jumlahnya hampir 6 juta. Walaupun lahannya kecil, Singapura tetap jadi kota paling hijau di Asia. Taman di tepi teluk adalah proyek hijau terakhir di kota itu. Di antara pohon raksasa yang futuristik terbentang jalanan di udara, dan menyediakan pemandangan indah di atas kompleks seluas 101 hektar. Di malam hari pohon buatan diterangi lampu.
Foto: DW/A. Termèche
Bay South Garden
Termasuk di taman juga dua rumah kaca raksasa, yang berbentuk seperti kerang raksasa. Rumah kaca yang disebut Flower Dome terdaftar dalam Guinness Book of World Records sebagai rumah kaca terbesar dunia. Rumah kaca yang lebih kecil disebut Cloud Forest, dan menjadi hutan tropis yang terselubung embun.
Foto: DW/A. Termèche
Teater Esplanade
Alam juga jadi inspirasi bagi kompleks ini. Termasuk di dalamnya teater yang mampu menampung 2.000 penonton, sebuah aula konser dengan 1.600 kursi serta sebuah pusat perbelanjaan. Bagian luarnya mencontoh kulit durian.
Foto: picture-alliance/dpa/H.-P. Lochmann
Orchard Road
Berbelanja adalah aktivitas sebagian besar turis. Di mana-mana ada pusat perbelanjaan mewah, yang buka mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam, tujuh hari seminggu. Salah satu kawasan perbelanjaan paling terkenal adalah Orchard Road.
Foto: picture-alliance/dpa/How Hwee Young
Perayaan Imlek
Di Singapura, warga beragama Buddha, Muslim, Hindu dan Kristen hidup bersama secara damai. Jalan-jalan di Chinatown, Little India dan Arab Street jadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, terutama selama peringatan Imlek. Tiap agama berhak menetapkan dua hari raya keagamaan.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Morrison
Tempat makan
Kecintaan pada makanan menyatukan seluruh warga Singapura, tidak peduli asalnya. Jika Anda sebagai pendatang melihat antrian pegawai di sebuah jalan di jam makan siang, Anda sudah menemukan tempat membeli "makanan jalanan" yang lezat, sebutannya "hawker food". Mie Chan Hon Meng di Chinatown bahkan dapat bintang Michelin tahun 2017. Biasanya bintang Michelin hanya diberikan bagi restoran.
Foto: Kyle Malinda-White/dpa/picture-alliance
Tradisi
Singapura adalah salah satu kota paling kaya di dunia. Walaupun kemewahan bisa dilihat di mana-mana, tradisi kental para warganya juga tampak jelas. Kuil Hindu (foto: kuil Sri Mariamman), vihara, masjid dan gereja tampak berdiri di mana-mana. Penulis: Anne Termèche (ml/ap)
Foto: picture-alliance/prisma
11 foto1 | 11
Mencari sosok baru
Pandemi COVID-19 mendorong Singapura memasuki resesi terburuk, meski telah berhasil mengendalikan penyebaran dengan pembatasan perjalanan dan pelacakan kontak.
Singapura menghadapi masalah populasi yang makin menua, meningkatnya proteksionisme, dan kebutuhan membentuk kembali ekonomi untuk fokus pada teknologi.
"Karena Singapura itu sendiri menghadapi tekanan untuk perubahan, begitu pula politiknya," kata Bridget Welsh, rekan peneliti kehormatan di Universitas Nottingham Asia Research Institute Malaysia.
Iklan
Melihat pandangan pemilih
Sejak meraih kemerdekaan, Partai Aksi Rakyat (PAP) yang kini dipimpin Lee memegang kendali pemerintahan Singapura. Singapura hanya memiliki tiga perdana menteri, termasuk ayah Lee, Lee Kuan Yew.
Proses pemilihan pemimpin dalam PAP memang tidak jelas, tetapi tidak menutup kemungkinan hal itu akan berubah. "Namun, jika ada pelajaran yang bisa dipetik dari proses-proses yang lalu, mungkin pertimbangan yang lebih besar perlu diambil tentang pandangan para pemilih,” kata Garry Rodan, profesor kehormatan ilmu politik di Universitas Queensland.
Dalam pemilihan umum tahun lalu, PAP mencatat hasil terburuknya. Heng hanya mampu meraih 53% suara di daerah pemilihannya.
Analis mengatakan hasil tersebut mengurangi harapan Lee untuk mengamankan mandat kepada generasi berikutnya. Namun, PAP tetap memegang mayoritas di parlemen.
Meski ada sedikit gejolak, para ahli tidak melihat kemungkinan Singapura menuju krisis politik atau perubahan kepemimpinan yang dapat membawa perubahan besar dalam hal kebijakan.
"Saya berharap para pemimpin 4G menyadari bahwa masa depan PAP terancam, jika mereka tidak menunjukkan persatuan yang kuat," kata Inderjit Singh, mantan anggota parlemen PAP kepada Reuters.