1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penyakit Tropis yang Diabaikan

Jörg Gero Grüner
15 Juli 2022

Sekitar 20 jenis penyakit tropis termasuk kategori penyakit yang diabaikan. Artinya, terlalu sedikit dana diinvestasikan untuk penelitian dan pengobatannya. Tapi penyakit ini ancam kesehatan 1,7 milyar orang.

Fadenwurm Nematode
Foto: F. Fox/blickwinkel/picture alliance

Keanekaragaman hayati paling komplit terdapat di kawasan tropis. Kawasan ini adalah habitat dari sekitar dua pertiga dari semua spesies tumbuhan dan hewan di dunia. Dan masih banyak lagi yang belum ditemukan.

Kekayaan flora dan fauna ini juga berarti kekayaan berupa parasit yang tak terkira banyaknya, dan semua bisa berbahaya bagi manusia. Sebagian besar berupa serangga. Misalnya nyamuk. Nyamuk membantu parasit memasuki tubuh manusia, di mana parasit bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya.

Dari kaki gajah hingga kemandulan

Jika nyamuk membawa larva dari cacing nematoda, larva bisa memasuki aliran darah ketika nyamuk menggigit, dan menyulut apa yang disebut "filariasis" atau penyakit kaki gajah.

Pada penyakit ini, cacing berukuran mikroskopis atau "filariae" berkembangbiak di dalam tubuh manusia. Dan jika nyamuk menggigit orang yang sudah terkena penyakit itu, cacing di tubuh orang itu bisa menginfeksi nyamuk yang nantinya akan menginfeksi orang lain.

Sejumlah spesies Nematoda berakumulasi di pembuluh limfa. Oleh sebab itu, cairan limfa tidak bisa mengalir dengan baik. Sebagai dampaknya, jaringan membengkak. Yang paling sering terkena serangan adalah kaki. Deformasi yang disebabkan penyakit ini, adalah yang dikenal dengan sebutan kaki gajah atau “Elephantiasis."

Penyakit Tropis Diabaikan Walaupun Jadi Bahaya Besar

03:30

This browser does not support the video element.

Nematoda juga bisa menyerang bagian lain tubuh misalnya lengan, dada dan alat kelamin. Terutama sangat berbahaya jika menjangkau mata.

Di dalam mata, nematoda bisa menyulut infeksi yang menyebabkan kebutaan. "Onchocerciasis," yang juga dikenal dengan sebutan "kebutaan sungai" atau Penyakit Robles disebabkan cacing parasit. Yang jadi inang parasitnya adalah lalat hitam yang hidup di sepanjang tepian sungai atau kali.

Bahaya lain bisa ditemukan di air hangat yang tergenang, yaitu "cercariae." Larva cacing itu mengambang dan mencari inang baru setelah keluar dari tubuh siput dalam kotoran.

Cercariae bisa memasuki kulit manusia dan memasuki pembuluh darah di dalam usus atau kandung kemih. Di sana mereka berkembang menjadi cacing darah atau “schistosoma." Satu cacing ini bisa menghasilkan ratusan telur.

Schistosoma bisa menyulut peradangan, sakit perut, diare dan darah di dalam kotoran atau urin. Pada perempuan, Schistosoma bisa menyebabkan kebuntuan pada tuba fallopi dan menyebabkan kemandulan.

Penyakit sudah eksis ribuan tahun

Naskah bersejarah dari zaman mesir kuno dan kawasan yang sekarang dikenal sebagai Sudan menunjukkan referensi adanya penyakit mata yang dikenal dengan sebutan trakoma.

Peradangan yang diakibatkan bakteri ini menyerang jutaan orang, dan menjadi salah satu penyebab kebutaan. Satu dari lima orang pernah terserang salah satu penyakit tropis ini selama hidup mereka. Untungnya, sejumlah obat yang bisa menyembuhkan secara efektif, sekarang sudah ada di pasaran.

Misalnya, Ivermectin, yang sejatinya obat anti cacingan tapi kadang disebut sebagai obat bagi Covid-19, sangat efektif untuk memerangi penyakit "kebutaan sungai", dan penyakit lain yang disebabkan parasit. Obat ini sudah sangat membantu di sejumlah negara Amerika Latin dan Afrika untuk dengan sukses memerangi penyakit mata tersebut dalam beberapa tahun belakangan ini.

Obat preventif juga membantu mencegah infeksi yang dipicu cacing. Selain itu, tersedianya air minum bersih juga mencegah infeksi. Tapi masih banyak langkah yang harus diambil, untuk mengeliminasi banyak penyakit tropis yang selama ini diabaikan penanggulangannya! (ml/Inovator)