Bocah berusia 10 tahun ini sudah bisa mencari uang hingga miliaran rupiah. Bagaimana caranya? Ikuti kisahnya.
Iklan
Saat kawan-kawan seusianya sibuk bermain, Evan menikmati keasyikannya tak sekedar dengan bermain, namun mempresentasikan permainannya di situs berbagi video populer: youtube. Penghasilannya, mencapai 1,3 juta Dollar AS atau sekitar 15 miliar Rupiah per tahun. Demikian diberitakan media online Jerman, Focus dan Welt.
Dengan akun EvanTubeHD, bocah ini mengantungi lebih dari 800 ribuan pelanggan di Youtube. Isi dari video yang diunggah dengan bantuan ayahnya ini berisi ulasan tentang mainan. Mulai dari membuka boks mainan, praktik permainan, hingga kelebihan dan kekurangan dari mainan yang ditampilkan. Termasuk video game.
Disukai di berbagai negara
Salah satu ulasannya yang menarik banyak penonton youtube, adalah video stop-motion dari game Angry Birds. Salah satu ulasan tentang Angry Birds bahkan menarik jutaan viewer. Videonya unik ini disukai oleh berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak Jerman.
Mengapa Anak-Anak Sebaiknya Dilarang Main Smartphone?
Anak Anda keranjingan smartphone? Penelitian The American Academy of Pediatrics & the Canadian Society of Pediatrics menyimpulkan anak di bawah usia 12 tahun sebaiknya tidak bermain smartphone & tablet. Mengapa demikian?
Foto: picture alliance/ZB
Pertumbuhan otak terlalu cepat
Antara 0-2 tahun, pertumbuhan otak anak-anak berkembang sangat cepat, dan berlanjut hingga umur 21 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan perkembangan otak yang terlalu banyak terpapar teknologi seperti telefon pintar, internet, dan TV menyebabkan anak-anak menjadi kurang konsentrasi, alami gangguan kognitif dan proses belajar, temperamental serta kurang bisa kendalikan diri.
Foto: vladgrin - Fotolia.com
Menghambat perkembangan
Ketika anak bermain gadget, mereka cenderung tidak banyak bergerak. Penggunaan teknologi membatasi gerak fisik, sehingga menghambat pertumbuhan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan sepertiga jumlah anak-anak yang mulai bersekolah mengalami hambatan perkembangan fisik, dan rendahnya kemampuan membaca serta pencapaian prestasi di sekolah.
Foto: Fotolia/Karin & Uwe Annas
Risiko kegemukan
Beberapa peneliti menunjukkan hubungan antara gadget dengan obesitas. Anak-anak yang diperbolehkan ber-gadget-ria di kamar mereka cenderung lebih mudah terkena risiko kegemukan. Padahal 30% anak-anak yang mengalami obesitas akan lebih mudah berpotensi terkena diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Foto: picture alliance/dpa
Susah tidur
Dari penelitian, diketahui sekitar 60 % orangtua kurang mengawasi anaknya yang bermain smartphone, tablet atau video game. Sementara 75% orangtua membiarkan anak-anaknya bermain gadget dikamar tidur. Selain itu, 75% anak-anak usia 9-10 tahun mengalami kesulitan tidur, akibat terlalu banyak bermain gadget. Hal ini bisa berdampak pada prestasi anak di sekolah.
Foto: picture-alliance/dpa
Gangguan mental
Sepertinya tidak mungkin anak-anak yang masih kecil bisa mengalami gangguan kejiwaan. Namun, sejumlah studi menyimpulkan, penggunaan teknologi yang berlebihan bisa berpotensi menjadi penyebab tingkat depresi pada anak, kecemasan, kurang konsentrasi, autisme, bipolar, dan perilaku bermasalah lainnya.
Foto: Fotolia/somenski
Perilaku agresif
Media komunikasi yang menyuguhkan aksi kekerasan dapat menyebabkan anak menjadi agresif. Apalagi kini banyak media atau video game yang menampilkan perilaku kekerasan fisik dan seksual. Amerika Serikat bahkan memasukkan bentuk kekerasan dalam media sebagai risiko kesehatan masyarakat karena pengaruh negatifnya terhadap anak-anak.
Foto: Colourbox
Jadi pelupa
Berbagai macam bentuk teknologi media memproses informasi dengan cepat. Jika anak terlalu cepat memproses informasi, mereka malah cenderung kurang bisa berkonsentrasi dan daya ingatnya menurun. Jika anak-anak tidak bisa berkonsentrasi, maka efek sampingnya mereka akan alami kesulitan belajar.
Foto: Fotolia/lassedesignen
Jadi kecanduan
Orangtua yang terbiasa dengan gadget, kerap membuat anak merasa tak diperhatikan dan juga asyik sendiri dengan smartphone atau tabletnya. Akibatnya, hal itu menjadi kebiasaan dan bisa menimbulkan kecanduan. Penelitian Gentile menyebutkan, 1 dari 11 anak usia antara 8-18 tahun kecanduan teknologi gadget.
Foto: DW
Kena radiasi
Telepon seluler dan berbagai teknologi nirkabel mengeluarkan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan. Anak-anak yang sering bermain gadget berisiko sering terpapar radiasi tersebut. Padahal, sistem kekebalan dan otak mereka sedang dalam masa pertumbuhan.
Foto: picture-alliance/dpa
Tidak berkelanjutan
Anak-anak adalah masa depan kita, namun tidak ada masa depan bagi anak-anak yang terlalu banyak menggunakan teknologi canggih, demikian diungkapkan peneliti Cris Rowan. Menurutnya, edukasi yang berasal dari gadget tidak akan lama bertahan dalam ingatan anak-anak. Dengan demikian, pendekatan pendidikan melalui gadget tidak akan berkelanjutan bagi mereka, sehingga perlu dibatasi.
Foto: Fotolia/Eléonore H
10 foto1 | 10
Salah seorang anak Jerman berusia enam tahun, bernama David, bahkan menjadikan sajian Evan sebagai pertimbangan penting ketika memilih mainan mana yang diinginkan. Salah satu video ulasan Evan tentang mainan yang disukai David, adalah video presentasi model-model mainan Lego.
Menjadi bisnis
Ayah Evan, Jared, melakukan negosiasi dengan merek mainan dan iklan yang ingin tampil di kanal dengan akun Evan. Hasil pendapatan dari kanal Evan ini kemudian ditabung oleh orang tua Evan untuk bekal sang anak di kemudian hari.
Kegiatan mengunggah video permainan di youtube tersebut sudah dilakukan Jared dan putranya yang tinggal di Amerika Serikat ini, sejak tahun 2011..
focus/welt(ap/yf)
Tren Mainan: Dari Mobil-Mobilan Hingga Barbie
Di Nürnberg setiap tahun digelar pameran mainan anak terbesar di dunia. Bagaimana tren mainan anak saat ini?
Foto: picture-alliance/dpa
Permainan Tua dengan Wajah Baru
"Mensch ärgere Dich nicht!" itu namanya di Jerman. Kalimat itu artinya kira-kira: jangan marah! Dari namanya permainan itu terdengar seperti asli Jerman. Tetapi di antara permainan-permainan dengan papan lainnya, namanya "Pachisi," dan berasal dari India dan Sri Lanka. Keluaran terbaru namanya berkesan lebih Jerman lagi: "Mauerhüpfer" atau peloncat tembok.
Foto: CHRISTOF STACHE/AFP/Getty Images
Belajar Merajut
Jika di kamar anak tidak terdengar suara ramai, melainkan suara tenang jarum rajut, itu artinya tren terbaru sudah sampai di sana. Topi rajutan Myboshi seperti hasil rajutan nenek, tetapi pembuatannya bisa dipelajari lewat sebuah video singkat Youtube. Benangnya bisa dibeli lengkap dengan jarum rajut.
Foto: picture-alliance/dpa
Untuk Ayah dan Putranya
Sebetulnya mungkin lebih cocok untuk kakek atau ayah, bukan putranya. Mobil-mobilan dari perusahaan Schuco, bus perjalanan Magirus O6500. Dengan bus itu tim sepak bola nasional Jerman mengadakan perjalanan tahun 1954. Pria yang memegang mainan itu adalah Sepp Maier, yang menjadi penjaga gawang Jerman di tahun 1970-an.
Foto: picture-alliance/dpa
Kesatria, Perampok, Bangsawan
... tetap disukai, selama mereka tingginya hanya sekitar delapan sentimeter. Orang-orangan berukuran kecil ini sudah ada sejak 40 tahun lalu. Sekarang, keluarga Playmobil tambah kaya dengan keluarnya hampir semua seri kelompok pekerjaan, variasi mobil, jenis hewan dan cabang olah raga. Tetapi produsennya secara konsekuen menolak satu hal: membuat hidung.
Foto: CHRISTOF STACHE/AFP/Getty Images
Bahan Bangunan Yang Mengagumkan
Bahan bangunan yang bisa dirangkai dari perusahaan Simba Dickie memenangkan 'Toy Award' pada pameran mainan anak 2014. Perusahaan itu mendapat keuntungan lebih dari 615 juta Euro, sehingga menjadi pemimpin pasar di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Untuk Anak Laki-Laki
Set mainan pertukangan bagi anak balita ini juga dari Simba Dickie. Tetapi mainan ini kurang laku di pasaran.
Foto: picture-alliance/dpa
Perempuan Silahkan Menyetir
... atau tepatnya: anak perempuan. Mobil-mobilan yang disebut Bobbycar ini sangat terkenal. Hampir setiap orang Jerman pernah memilikinya ketika kecil. Sekarang ada juga yang berwarna merah jambu menyolok. Warna merah seperti Ferrari sudah ketinggalan jaman, tren baru lebih spesifik anak laki-laki atau perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa
Anak-Anak Masuk Dapur
Selain mobil berwarna merah jambu, dapur untuk anak perempuan berusia tiga tahun juga menunjukkan emansipasi. Di tahun 1960-an mainan seperti ini tidak mungkin laku. Sekarang ini jadi tren.
Foto: picture-alliance/dpa
Sekali Rok Digerakkan
... maka peri bunga ini berubah dari boneka menjadi bunga. Pameran mainan tahun 2014 memperkirakan 73.000 pengunjung dari seluruh dunia akan datang. Itu jadi cobaan besar bagi mekanisme pada mainan ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Barbie dengan Penampilan 'Street Style'
Jika Barbie seorang perempuan yang hidup, maka ukuran lingkar dadanya 91 cm, lingkar pinggang 45 cm dan pinggul 83 cm. Itu hasil perhitungan penulis blog Nickolay Lamm. Ia mengusulkan agar Barbie dibuat berukuran seperti proporsi manusia sesungguhnya. Sampai sekarang itu tidak ada. Tetapi koleksi Barbie bergaya modis sudah ada.